Berita ke-1:
KENA SIFILIS, 8 Bocah Korban Cabul Ibu RT Terbongkar
JPNN.com | 17 April 2013
BENGKULU – Dugaan pencabulan yang dilakukan Ibu RT 16 Kelurahan Bentiring, Bengkulu, EM akhirnya terbongkar. Aksi wanita berusia 40 tahun terungkap setelah satu dari delapan bocah yang menjadi korban pencabulan terkena sifilis. Bocah yang terkena sifilis itu adalah DM. Anak laki-laki berusia 13 tahun ini didampingi orang tuanya melaporkan EM ke Polres Bengkulu, Selasa (16/4).
Orang tua DM mengatakan awalnya tak percaya dengan pengakuan polos anaknya, meskipun ia yakin bahwa penyakit yang diperoleh itu hasil dari berhubungan. Kepada ibunya, DM mengaku bahwa dirinya sering berkencan dengan Ibu RT di rumahnya. “Anakku sudah dibuat rusak seperti ini,” kata Ibu DM saat ditemuai di Mapolres Kota Bengkulu seperti dilansir Rakyat Bengkulu, Rabu (17/4).
Delapan korban pencabulan Ibu RT kini sudah menjalani pemeriksaan. Remaja yang diajak berkencan ini merupakan anak-anak di bawah umur yang masih bertetangga di Kelurahan Bentiring. Sejauh ini, memang baru delapan yang mengaku diajak berhubungan badan. … Selengkapnya silakan simak di sini.
Berita ke-2:
KEPSEK CABUL, Korban Pelecehan Jadi 20 Murid
posmetrobatam.com | 17 April 2013
BATAM — Korban pencabulan yang diduga dilakukan H, Kepala Sekolah SMPN 28 Batam terhadap murid – muridnya bertambah menjadi 20 orang setelah sebelumnya yang mengaku sebanyak 15 orang.
Aksi pelecehan yang dilakukan H ini menggunakan modus intimidasi terhadap para murid bahwa mereka tidak perawan dan sering keluyuran malam. Pelaku mengancam akan mengeluarkan para korban dari sekolah jika tidak mau menuruti kemauan sang Kepsek dan menceritakannya kepada orang lain.
Tindakan yang dilakukan H beragam mulai dari meraba, membuka celana dalam korban, dan tindakan cabul. Ada yang dilakukan di ruang kerjanya dan ada juga di dalam mobil. Menurut keterangan salah satu saksi korban, bahkan ada korban yang telah mengalami aksi bejat H sebanyak lima kali.
Selengkapnya silakan simak di sini dan pengakuan korban di sini.
Bagaimana perasaan Anda selaku orangtua bila membaca berita di atas?
Bayangkan jika salah satu di antara mereka yang menjadi korban pelecehan seksual itu adalah anak Anda?
Kemudian, siapkah Anda mendengar pengakuannya?
Semoga saja tidak terjadi pada buah hati Anda. aamiin.
Itu hanya 2 contoh dari ribuan kasus pelecehan seksual pada anak yang tak pernah berhenti dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Komisi Nasional Perlindungan Anak, tingkat kekerasan seksual pada anak adalah sebagai berikut:
Tahun |
Jumlah Kekerasan Pada Anak |
% Kekerasan Seksual |
2010 |
2046 |
42% |
2011 |
2059 |
58% |
2012 |
2637 |
62% |
2013 |
Sampai Maret = 127 |
|
Dengan data tersebut, aktivis perlindungan anak menetapkan tahun 2013 sebagai Tahun Genting atau Darurat Kekerasan Seksual Pada Anak. Karena baru berjalan tiga bulan saja jumlah laporan yang masuk sudah mencapai 127 buah. Kita harus menuntut agar negara meningkatkan hukuman bagi orang dewasa yang melakukan kekerasan seksual (terutama pada anak). UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dinilai tidak efektif diterapkan untuk menjerat para pelaku tindak kekerasan pada anak, karena kenyataannya hukuman maksimal pada pelaku jarang diberikan. Kesulitan membawa kasus-kasus kejahatan seksual pada anak ke meja hijau adalah lemahnya sistem perundangan, dimana keterangan korban di bawah umur tidak diakui dalam sistem perundangan kita.
Dalam lingkungan yang kapitalis-liberalis ini, dimana rangsangan terhadap libido seksual masyarakat sangat besar, kasus pelecehan seksual pada anak seringkali terjadi. Bisa menimpa siapa saja, baik perempuan maupun laki-laki, baik yang sudah dewasa maupun yang masih anak-anak. Dampak negatifnya tidak hanya secara fisik tetapi juga psikologis. Pelecehan seksual pada anak bisa menimbulkan efek trauma selama bertahun-tahun atau bahkan seumur hidup.
Sementara pemerintah bersama Komnas PA merumuskan solusi dan kebijakannya untuk penanganan dan pengendalian kasus pelecehan seksual pada anak, mari kita brainstorming di sini tentang upaya yang seharusnya dilakukan orangtua untuk mencegah terjadinya pelecehan seksual pada sang anak. Silakan sharing pendapat dan pengalaman Anda di kolom komentar sehingga melengkapi langkah-langkah pencegahan di bawah ini.
Ada beberapa langkah dan cara yang bisa dilakukan orang tua, yaitu:
–: SAAT DI RUMAH :–
- Ajarkan anatomi tubuh
Ajarkan sejak dini tentang fungsi dan nama dari setiap organ tubuhnya termasuk organ vitalnya. Tidak masalah jika ia menyebut vagina, penis atau payudara, karena memang itulah namanya. Hindari menggunakan istilah lain untuk menyebut organ vitalnya, hal itu malah bisa membuatnya bingung. Orangtua boleh memberitahukan kepada anak bahwa alat kelamin milik perempuan dengan laki-laki adalah berbeda. Katakan pada sang anak organ intim yang mereka miliki harus dijaga baik-baik dan tidak boleh disentuh atau dipegang sembarang orang dan jika ada yang memegangnya ajarkan padanya untuk berteriak, melawan dan berusaha sekuat tenaga menghindarinya. Tentu menyampaikan hal semacam ini kepada anak perlu menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti olehnya. - Jauhkan dari pornografi
Jaga sang anak dari tayangan pornografi baik film atau iklan. Sesibuk apapun orangtua, seharusnya menciptakan sistem monitoring di rumah untuk pemakaian gadget, pemanfaatan media internet di rumah oleh anak. Tidak perlu terlalu mengekang, namun sebaiknya jangan berikan kebebasan seluas-seluasnya kepada anak dalam memanfaatkan media elektronik tersebut. - Bijak dalam menyerahkan ke pengasuh anak
Bukan tindakan yang bijak jika Anda menyerahkan pengasuhan anak perempuan pada lawan jenisnya. Apalagi jika ia pria dewasa ataupun remaja. Sebaiknya titipkan si kecil pada pengasuh yang juga wanita, atau pada anggota keluarga. - Budayakan sikap terbuka, tidak ada rahasia
Bangunlah komunikasi yang baik dengan anak dan tanamkan padanya untuk selalu terbuka dalam menyampaikan perasaannya. Buat dia selalu bercerita perasaannya baik saat senang, sedih, takut dan gembira. Hal ini membuatnya tidak akan merahasiakan hal sekecil apapun dari Anda, termasuk perlakuan yang diterimanya dari orang sekelilingnya. Dengan begitu Anda tahu siapa saja yang ia temui dan dekat dengannya. Kedekatan hubungan dengan anak akan membuat Anda lebih peka apabila ada gelagat yang tidak beres pada tingkah laku anak. - Jangan ragu untuk diskusi tentang seks dengan anak
Seks adalah masalah pribadi yang sangat intim. Anak perlu tahu dan mendengar langsung untuk petama kalinya dari orangtua. Hindarkan anak mengetahui (lebih dahulu) masalah seks dari teman, majalah, film, syair lagu, atau TV. Sebab, belum tentu informasi yang disampaikan oleh semua sumber tersebut sesuai dengan harapan dan nilai moral orangtua. Misalnya, teman dari anak bisa saja berpendapat bahwa ‘ciuman ketika pacaran’ adalah hal yang wajar. Padahal menurut kita sebagai orangtua tindakan seperti itu adalah buruk atau berdosa. - Percayai ucapannya.
Jika anak bercerita bahwa ada orang yang menyentuh dirinya secara tidak sopan, maka percayailah kata-katanya itu. Kemungkinan besar, apa yang ia katakan itu benar. Yakinkan si anak bahwa Anda tidak marah kepadanya, dan mintalah ia menceritakan kronologi yang dialaminya secara lengkap. Setelah itu, segeralah melakukan tindakan yang diperlukan, seperti melapor ke polisi, mengajak anak pergi ke dokter, dan lain-lain.
.
.
.
.
.
–: SIKAPNYA DI LUAR RUMAH :–
- Ajarkan untuk menjaga aurat
Ajarkan sang anak untuk menjaga aurat dan jangan biarkan ada orang lain –termasuk temannya– untuk menyentuhnya. Tanamkan padanya untuk bercerita pada Anda jika ada yang menyentuhnya. Ini mengajarkan kepekaan pada sang anak dalam upaya menjaga harga dirinya.Sampaikan juga bahwa ada kondisi-kondisi khusus dimana ia boleh disentuh, misalnya si anak dalam bahaya/sakit/luka shg orang lain boleh memberikan pertolongan dengan menyentuhnya. Diluar kondisi tersebut ajarkan padanya untuk berani menepisnya.
Ajarkan juga kepada sang anak untuk berpakaian yang menutup auratnya, jangan berikan pakaian yang terlalu terbuka. Ini bisa menjadi rangsangan bagi tindakan pelecehan seksual.
- Tanamkan rasa malu
Tanamkan rasa malu sejak dini dan ajarkan sang anak untuk tidak membuka baju di tempat terbuka, juga tidak buang air kecil selain di kamar mandi dengan pintu tertutup. - Simulasikan contoh kasus / belajar mengkondisikan sesuatu
Jika sang anak sudah cukup umur dan bisa memahami, buatlah cerita dengan awalan pertanyaan “Bagaimana jika”. Misalnya, “Bagaimana jika ada orang dewasa yang kamu tidak kenal, dengan ramah ia menawarkan tumpangan pulang ke rumah”. Jika jawaban sang anak menerima tawarannya segera katakan padanya bahwa hal itu berbahaya. Buatlah sang anak mengerti bahwa situasi tersebut membahayakannya, dengan menyebutkan kemungkinan yang ada misalnya bisa saja ia diculik atau disakiti dengan orang asing tersebut. Ajari pula sang anak untuk menolak pemberian atau tawaran apa pun dari orang yang tidak ia kenal.
Kemudian ajarilah sang anak cara bersikap tegas. Katakan padanya untuk mempercayai kata hatinya. Apabila ia merasa ada sesuatu yang tidak beres, maka segeralah lari menghindar atau mencari orang dewasa yang bisa dipercaya. Tanamkan kepadanya bahwa tidak apa-apa bila ia berlaku tidak sopan (berteriak, menjerit, memukul atau menepis tangan seseorang, atau lari menjauh), apabila ia merasa terancam bahaya. - Ajarkan ilmu beladiri
Hidup ini penuh sekali dengan kejutan-kejutan. Anda tidak akan pernah tahu, situasi apa yang bakal dihadapi anak Anda di luar rumah. Anda bisa belajar dari film pendek berjudul “YUKI” karya Citra Melati, yang menceritakan bagaimana Yuki (dengan ilmu beladirinya) berhasil melawan dan melumpuhkan para penjahat di dalam sebuah angkot sebelum mereka melakukan aksi pemerkosaan.
.
.
.
–: SAAT BERMAIN BERSAMA TEMANNYA :–
- Monitoring saat bermain
Pelecehan seksual juga bisa dilakukan teman sepermainan. Bisa jadi niat anak-anak melakukan perbuatan itu terdorong perasaan iseng atau ingin tahu, atau bisa juga karena terangsang oleh tayangan pornografi yang mereka lihat. Tentu saja mereka belum memahami dampak dari perbuatannya tersebut. Karenanya mengawasi anak (secara berkala) saat bermain menjadi keharusan. Memang ini melelahkan tapi ketimbang Anda menyesal kelak lebih baik ini dilakukan. - Ajarkan adab pergaulan Islami
Ajarkan adab pergaulan Islami bahwa anak perempuan sebaiknya bermain dengan anak perempuan, dan anak lelaki dengan anak lelaki. Kecuali Anda ikut serta bersama mereka. - Hindari pemakaian aksesori berupa nama
Hindari memakaikan aksesori yang terdapat nama si buah hati saat ia bermain di taman atau tempat bermain saat Anda tidak bersamanya. Bisa saja ada orang yang menghampiri dan menyebutkan namanya. Sang anak pun bisa langsung menuruti ajakannya karena merasa orang asing tersebut tahu namanya.
.
.
.
Itulah poin-poin yang kalau disampaikan kepada anak, maka secara langsung anak memperoleh pendidikan seks dengan informasi yang sehat dari orang tuanya sendiri. Sekali lagi, silakan kepada sahabat-sahabat blogger yang ingin menambahkan atau tidak sependapat dengan poin-poin di atas dengan menuliskannya melalui kolom komentar di bawah ini.
Memberikan penjelasan dan pemahaman tentang seks kepada anak adalah penting dan bermanfaat, dan itu adalah kewajiban orangtua kepada anak. Agar sang anak tahu tentang seks dan akibatnya apabila melakukan seks tidak pada waktu dan tempat yang seharusnya.
Membimbing dan memberikan informasi tentang seks kepada anak tentu harus disampaikan dengan cara yang baik (secara bertahap dan bijaksana) dan pada waktu yang tepat, yaitu sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kematangan usia anak. Sehingga, ia akan mampu mempersiapkan dirinya dalam menghadapi beberapa perbedaan pandangan dan pendapat yang mungkin akan ia temui nanti, saat bersama teman-temannya atau berinteraksi dalam dunia maya atau yang lebih parah menghadapi rayuan gombal temannya. Ketika anak sudah memahami tentang baik dan buruknya seks maka ia pun tidak akan membiarkan dirinya terjerumus pada tindakan yang membahayakan dirinya akibat seks itu. Dengan demikian melalui penyampaian langkah-langkah di atas, orangtua telah membekali anak supaya ia mampu bersikap dan menjaga diri dari tindakan seks yang dapat merugikan masa depannya.
Ketika anak mengetahui seks berdasarkan ilmu pengetahuan yang diterangi oleh nilai moral, anak akan mengetahui bagaimana sebaiknya ia bereaksi terhadap lingkungannya. Selain itu, pendidikan seks juga akan ikut menentukan bagaimana ia menjadi orangtua di kemudian hari dan bagaimana ia kelak menjadi suami atau istri yang dapat membina keluarganya dengan harmonis dalam sebuah keluarga yang utuh. (Sri Esti Wuryani Djiwandono, “Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Anak Anda Tentang Seks”, 2004).
Rasa ingin tahu anak terhadap seks boleh jadi sangat kuat. Maka hindarkanlah perasaan tabu untuk menjawab pertanyaan anak seputar seks. Jadilah orangtua yang nyaman diajak diskusi seputar seks dengan anak. Sayangnya, ada sebagian orangtua yang merasa khawatir apabila anak mereka banyak mengetahui tentang seks, ia akan bereksperimen melakukan seks secara tidak tepat. Saya rasa ini kekhawatiran yang sangat berlebihan. Padahal yang perlu dikhawatirkan adalah apabila rasa ingin tahu anak tersebut tidak terpenuhi dengan baik, ia akan mencari informasi tersebut dari luar lingkungan keluarga; seperti buku, majalah, film, televisi, media sosial, atau orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Karena, jika anak mendapatkan informasi (yang salah) dari semua sumber tersebut, maka orangtua akan sulit mengontrolnya.
Seorang pemerhati parenting, ibu Yusi Elsiano Rosmansyah mengatakan:
Jika anak dibebaskan mengetahui seks dari sumber yang tidak jelas, tidak ada kontrol, nasehat, dan pengawasan dari orangtua maka perasaan ingin tahu, penasaran, dan ingin mencoba boleh jadi akan terjadi dan benar-benar ia lakukan. Sebagai orangtua tentu kita semua tidak mengharapkan semua itu terjadi [yer].
Sikap kehati-hatian kita insya Allah bisa memberikan rasa aman kepada sang anak.
Bangunlah komunikasi dan hubungan yang baik dengan anak dengan menginvestasikan waktu yang berkualitas bersamanya.
Salam hangat tetap semangat,
Iwan Yuliyanto
Simak halaman 2: Daftar Kejahatan Seks Kepada Anak, dan Oleh Anak
—————
Keterangan:
* Gambar / photo diambil dari MetroTV News
Pages: 1 2
[…] Mencegah Pelecehan Seksual Pada Anak […]
Salam, Pak Iwan Yulianto, perkenalkan sy Iqbal.
Saya bersama teman-teman memilki sebuah proyek sosial untuk bisa memberikan seks edukasi kepada para pelajar SMP dan SMA. Nama kegiatan sosial kami adalah PESUD (Pendidikan Seks Usia Dini).
Saya sangat tertarik dengan tulisan Bapak. Bolehkah dishare di fanpage FB kami?
Silakan, Pak Iqbal, semoga bermanfaat bagi banyak orangtua.
Juga semoga kegiatan sosialnya bisa berdampak nyata terhadap upaya menurunkan tingkat pelecehan seksual pada anak di negeri ini.
[…] Mencegah Pelecehan Seksual Pada Anak […]
[…] Nak, beranilah berkata “TIDAK!” kepadanya […]
[…] Nak, beranilah berkata “TIDAK!” kepadanya […]
Hidayatullah: Memprihatinkan, 44 persen pelajar SMA melakukan aktivitas seksual | 2 Oktober 2013
Kompas: Cegah Pelecehan Seksual terhadap Anak dengan Menerapkan “Underwear Rule” | 15 April 2014
KEB: Pendidikan Seksual Untuk Anak Usia 0-7 tahun
pertanyaan bagaimana perasaan atau tindakan anda sebagai orang tua- sejenak terlupa kalau saya sekarang orang tua–saya adalah anak bandel dahulu, tapi rasanya tak begini-gini amat, over protektor pada anak juga rasanya kurang pas, yang saya terapkan pada bidadari kecil saya sekarang adalah basic agama tentunya dan pergaulan yang saya batasi-kalau lawan mainnya adalah anak2 yang lebih besar-anak aku tomboy lebih banyak teman cowo-saya focuskan mereka bermain lebih ke belajar dan terapkan perlahan pendidikan agama serta contoh-contoh lain yang mendidik–sebisa mungkin saya menjauhkan tontonan yang berbau porno pada anakku–kalau bapaknya menyimpan dvd BF haruslah lebih aman berhati-hati dalam ucapan dan tindak laku–pernah satu hari anakku 3 tahun wanita bertanya kenapa alat kelaminnya ko beda sama teman cowoknya, saya bilang coba lihat Jari tangan lala ada yang sama ga? pertanyaan yang menuntut ia lebih jauh bertanya ” NGgak katanya polos”, lalu kalau sama tuh gimana jari-jarinya? dia menjawab nanti jelek-sakit,,baru dijelaskan ” Kalau Allah memberikan perbedaan, untuk disyukuri, harus berterimakasih sama allah sudah beri lala alat kelamin yang tidak sama, biar bagus nanti kan ada laki-laki ada perempuan, tidak akan sama”–maklum jawaban untuk anak-anak. Mengenai sex bebas saya ingin mengutip berita sepeninggal saya dari kampung halaman menuntut ilmu kekota Bandung, didesa saya sudah terjadi seorang guru Biologi yang dulu sangat amat disegani karena dia pintar dan pendiam gurunya, taunya sekarang sudah bisa praktek biologis yang salah, anak didiknya dihamili diluar nikah, serta disuruh menggugurkan, kejadian lain–anak smp kelas 1 smp, melakukan hub suami istri dimushola dan akhirnya ketangkap basah sama masyarakat lalu diarak dijalanan (satu tindakan kurang pas juga), ada anak sekolah smp kelas tiga–kegiatan belajar seperti biasa, pas pelulusan akhir semester–barengan dengan lahiran anak pertamanya, rupanya sekolah sambil hamil tapi karena siswa smpku dulu pake kerudung jadinya tidak terlalu kelihatan penampilan ibu hamilnya–istigfar–hanya sebuah pernyataan tambahan bahwa sex bebas sudah merupakan penjajahan pribadi-moral sasarannya generasi penerus-apalagi sex sudah dijadikan gratifikasi-na audzubilah jaman apakah ini?
suka post-postnya mas iwan ini–terus berkarya mas
Akun Twitter Pornografi kian Meresahkan Orangtua
MetroNews | 24-3-2013
Aksi pornografi kian marak merambah media sosial terpopuler saat ini Twitter. Kondisinya mulai meresahkan para orangtua mengingat kalangan anak-anak pun sudah ramah dengan Twitter. Sementara Kementerian Komunikasi dan Informasi mengaku kesulitan menutup situs-situs pornografi.
Tren Baru Pemerkosaan Dilakukan Geng Anak-anak
Republika | 07 April 2013
Sebelumnya geng anak yang melakukannya bernama ‘geng sidomuncul.’ Belasan anggota geng itu memerkosa bergantian seorang siswi di Cijantung. Namun kini yang melakukan pelecehan bergilir ‘geng strawberry.’
Pelaku berkenalan dengan korban lewat Facebook. Setelah berhasil menarik perhatian korban untuk kopi darat, segera ia mengajak ke sebuah rumah di Gang Waru, Condet, Jakarta Timur. Korban dicekoki minuman keras dan langsung diperkosa secara bergantian oleh 10 orang.
meski sama sama tentng pemerkosaan tpi kalau yg jadi korban adalah anak kok tambah sangat marah pak iwan maka kalau ada berita ini langsung saya ganti cenel.
tips yang komplit pak iwan. anak saya kalau yang laki laki sudah baligh, saya ajak berdua saja berbicara tentang apa itu baligh. sementara kalau perempuan di usia kelas lima sudah saya pahamkan tuk menjaga diri seperti yang bapak tulis.
Kalo ada berita perkosaan, pelecehan seksual kepada anak itu biasanya saya tunjukkan ke anak sbg bahan diskusi sekaligus pengingat agar mereka selalu peka terhadap hal-hal “yang tidak biasanya”.
Syukurlah, mbak Mintarsih telah memberikan edukasi yg baik kepada anak-anaknya. Semoga ditiru oleh para orangtua lainnya.
Negara dalam darurat Kejahatan seks !
Bentuk kejahatannya semakin mengerikan.
.
Biadab!
Jika banyak anak tak berani berkata: tidak, maka mungkin ini bagian ajaran psikologi sesat yg masuk dalam kurikulum pembelajaran kita selama ini; JANGAN KATAKAN TIDAK PADA ANAK ! (Sigmund Freud)
Informasi yang tidak mendidik, jauh dari upaya mengedukasi:
jadi inget minggu lalu nemu di youtube
anak kecil paling umur 5 apa 6 taun ml dengan teman sebayanya
mungkin cuma gaya doang tanpa tahu yang sesungguhnya
tapi kok sampe ada adegan blowjob segala itu kan sudah kelewat batas
ga ada keterangan di daerah mana tapi dari obrolannya seperti bahasa jawa timuran.
tak report abuse ke yutub dan responnya cepet
tapi saat itu sudah 300 view kemungkinan ada yang download dan aplut ulang bisa saja terjadi
videonya kurang bagus kemungkinan modal hape. tapi dari backsound, yang pegang hape juga kayaknya masih anak anak
kupiye nek sudah begini, mas..?
deg2an aku Mas Iwan baca artikel-artikel-nya 😦
dulu bicara mengenai sex sama ortu sendiri tabu banget rasa-nya, Sekarang saya juga sudah mencoba untuk menerapkan ke Anna dari yang simple2 aja misal kalau buang air dan mandi pintu kamar mandi harus ditutup.
Bagus, mbak Kristin, dengan begitu Anna bisa menjaga dengan baik daerah-daerah sensitifnya, berani menolak dengan tegas kalo ada yang berbuat tidak senonoh kepadanya. Dari banyak contoh kasus, perlu diwaspadai juga bahwa “orang jahat” itu bisa berada dalam lingkar terdekat keluarga.
sangat.. sangat .. sangat mengerikan…
Kalo sudah menjadi budak pornografi dan miras, otaknya sudah error, sehingga biasa saja bagi mereka melakukan tindakan brutal kalo hasratnya tidak terpenuhi.
Ketika fakta berupa data & angka berbicara …
PERKOSAAN DI INDONESIA: Selama Januari 2013, Pemerkosa Beraksi Setiap Hari
Kabar24.com | 28 January 2013
Speechless bacanya mas .. teganya orang orang dewasa itu mencabuli anak anak
Jalan pikirnya pendek, otaknya sudah terkontaminasi atau mungkin sudah penuh dengan hal-hal cabul karena kebanyakan nonton film porno. Mari (minimal) selamatkan lingkungan keluarga kita dari para budak pornografi.
ngeri bacanya, speechless –‘
Ngeri ya. Optimalkan penjagaan anak-anak di lingkungan keluarga kita masing-masing dari budak pornografi.
Miris membaca berita terkait… Justru seorang guru yang seharusnya mengajarkan niai-nilai moral, malah yang melakukan perbuatan yang nista begitu…
Memang sudah seharusnya masyarakat kita harus ‘keluar’ dari kata tabu untuk membicarakan seputar pendidikan sex bagi anak-anak di rumah atau juga di sekolah supaya mereka, anak-anak tersebut mencari sendiri atau bersama teman-temannya yang sama-sama mulai remaja…
Guru itu seharusnya digugu lan ditiru (dipatuhi dan ditiru keteladanannya). Lha kalo seperti ini ada lagi contoh kasus lainnya:
Republika: Edarkan dan konsumsi sabu, guru SD ditangkap
Kalo gurunya seperti itu, muridnya akan seperti apa.
Terimakasih telah setuju bahwa pendidikan seks itu seharusnya diajarkan sejak dini, secara bertahap dan bijaksana.
Reblogged this on embunpagi2023.
Mbaca tulisan ini saya kok malah mbrebes mili sekaligus nervous ya Mas. Sungguh berat tantangan kita esok hari menghadapi semakin usangnya dunia. Dunia yang kelak akan mengajarkan anak2 kita baik dan buruk dalam hidup.
Hanya Allah lah sebaik-baik tempat bersandar. Semoga anak-anak kita selalu terlindung dari segala jerat ngeri nya dunia ini.
😦
Mift!
Iya. Hidup ini penuh dg kejutan-kejutan yg luar biasa ketika anak berada di luar jangkauan orangtuanya. Lihat saja link berbagai kasus yg saya sertakan juga dalam beberapa komentar di bawah ini. Kasus2nya mengerikan.
Kalo pendidikan akhlak sudah mbak Miftah dan suami tanamkan kpd anak di rumah, jangan lupa juga membekalinya dg bagaimana memilih sahabat yg baik, kemudian ajari tentang keberanian, agar punya sikap kemandirian yg kuat.
Njih Insya Allah Mas. Kami akan selalu belajar menjadi orang tua yang baik. Tapi anaknya kan belum lahir mas..hehe.
Saling mendoakan njih Mas.
Eia, kabar Nana dan Sasha ter up to date apa nih Mas ? 🙂
Meskipun belum lahir, dan itu diprogram dari sekarang, insya Allah itu menjadi do’a.
Nana kabarnya lagi persiapan UN SD (6-8 Mei).
Sasha merasakan hari ini adalah hari yg indah karena memakai sepatu baru. Kemaren malam berkali-kali bilang kalo gak sabar ketemu hari Senin 🙂
Di saat Kita Memperdebatkan Kartini
tattyelmir.wordpress.com | April 21, 2013
Di saat kita sibuk memperdebatkan penting tidaknya hari Kartini dirayakan… di luar halaman rumah kita, ada 300.000an Ibu-Ibu meratap pilu. Ledakan tangis mereka tak mampu mengembalikan anak-anaknya yang menjadi korban perdagangan manusia dan sebagian besar di antaranya menjadi budak pornografi.
Di saat anak-anak kita beraktivitas lepas mengisi libur Minggu yang menyenangkan. Di saat yang sama, ratusan anak-anak sebaya mereka mengubur masa depan dan menghabiskan hari-hari mereka di balik dinginnya jeruji besi. Mereka disebut sebagai penjahat, pemerkosa, dan pelaku pencabulan setelah mengkonsumsi pornografi.
Selanjutnya simak di sini
makasih pak untuk sharingnya*sebagai calon orang tua yang akan punya anak di zaman kayak gini* ngeri juga baca2 berita tentang kasus pencabulan,mirisnya kl dilakukan dan pelakunya dr dunia pendidikan:S rusak bener. saya barusan jg baca di grup kawincampur, ada yg cerita, tetangga nya pny anak abg usia 21 th nan laki2, kenalan abg cewek via socmed , mereka dekat dan sempat having sex, ternyata belakangan br ketahuan kl ni abg cewek malsuin umur, dia nuntut temen nya ini ke polisi,dan si anak 21th ini dipenjara, dan ternyata korban si cewek abg ini bkn dia sendiri,ada beberapa yg bernasip sama,kena jeratan hukum pedofilia krn nge sex dgn abg cewek yg di negara tersebut msh dibawah umur*weh saya mikir kok ada ya kelakuan anak zaman skrg,cewek pula,krn dia sendiri yg ngejerat korban2nya, dia sendiri menikmati, karena si anak laki2 ini justru yg di bujuk terus sama anak cewek tersebut* zaman makin aneh:S
alhamdulilah ortu walo ngedidik ala org kampung,ngedidik make batasan agama,diajarin suruh nutup aurat pas masuk umur balig, saya yg tomboy perlahan2 diajarin untuk nutup aurat,sambil di nasehatin baik buruknya,krn ibu terutama selalu bilang, kami*anak2nya* adalah amal jariyah dia buat akherat, suka make acara nangis kl ngomong,mikir kl meninggal,pertanggungjawabanya gimana. beliau sangat mengontrol di pendidikan km, pulang sekolah hrs ngaji, maghrib hrs berangkat ngaji, kebetulan ngaji di tetangga rumah.kalau ada teman laki2 dtg,bapak saya pasti ikutan nongkrong:D*inget pas kakak saya aja* alhamdulilah walo anak kampung kami dididik untuk bs jaga diri, krn emang bener pak lingkungan kampung saya jg skrg rusak bgt, byk anak tetangga yg nikah krn hamil duluan:S mabok dsb. pendidikan anak emang tergantung bagaimana orangtuanya, syukur alhamdulilah saya bs melewati masa rawan remaja dgn bimbingan ortu yg hebat2 menurut saya pribadi.
Setan akan semakin bekerja keras menjerumuskan manusia hingga hari kiamat kelak. Makanya kasus2 kejahatan manusia makin aneh-aneh saja.
Terharu saya membaca cara menanamkan akhlak oleh ibunya Mamapanda kepada anak-anaknya. Betul, anak adalah amal jariyah orang tua nya buat akherat kelak, dan orang tua juga akan dimintai pertanggung-jawabannya dalam mengelola amanah-Nya. Sehingga ada orang tua yang terhalang masuk surga dikarenakan anaknya.
Semoga ibumu menjadi teladan oleh banyak generasi sesudahnya, dan kelimpahan rahmat Allah atasnya. aamiin.
amiin makasih pak doa nya*duh jd kangen ibu-.-
serem berita2nya, Pak. Tapi tips pendidikan seks-nya okeh 😀
tfs, Pak…
Seperti yang saya sampaikan dalam jurnal di atas bahwa membimbing dan memberikan informasi tentang seks kepada anak tentu harus disampaikan dengan cara yang baik (secara bertahap dan bijaksana) dan pada waktu yang tepat, yaitu sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan kematangan usia anak.
Sebagai informasi tambahan, mbak eNJe bisa menyimak artikel menarik tentang tahapan pemberian pendidikan seks pada anak di sini:
ruangpsikologi.com: Memberikan Pendidikan Seks Yang Sesuai Dengan Umur Anak
waaa… syukran info tambahannya, Pak 😀
Gini, Pak. Gimana kalo kasusnya kita balik, misalnya ada seorang anak (katakanlah, masih dibawah umur) yang dengan sadar berhubungan seks dengan seorang dewasa karena si anak memang ingin mendapatkan kenikmatan seksual, apa hal seperti itu bisa dikategorikan sebagai kejahatan? Kalo ya, lantas siapa yang salah? Toh mereka melakukannya dengan penuh kesadaran akan konsekuensi logisnya. Jujur, intensitas hawa nafsu itu berbeda-beda pada setiap individu, dan emang nggak bisa disamaratakan, kan?
Eniwei, bicara tentang pendidikan seks, saya masih nyimpen stensilan Enny Arrow yg saya dapet dari Om saya waktu kelas 4 SD, hahaha 😀
Menurut saya, memberikan informasi yang menyesatkan tentang seks adalah termasuk bagian dari kejahatan seks. Memberikan informasi seputar seks pada hanya hal-hal nikmatnya saja kepada anak tanpa diimbangi dengan informasi seputar resiko (penyakit dan kejiwaan) dan bagaimana pengendaliannya, ini sama dengan menyesatkan anak.
Anak dalam istilah UU Perlindungan Anak adalah mereka yang berusia di bawah 18 tahun.
Kalo anak sudah gemar nonton film bokep atau baca stensilan porno, maka ia berada dalam perangkap kejahatan seks. Di sini pelaku kejahatan seks adalah pembuat & penyebar film porno, pembuat & penyebar stensilan, penyedia situs porno, warnet yg membiarkan tempatnya jadi surga film2 porno.
Setiap anak tingkat pengendalian hawa nafsunya berbeda-beda. Kalo bro Raf mampu mengendalikan hawa nafsu di usia dini saat itu, belum tentu anak-anak yang lainnya bisa begitu.
Buktinya, sering kita jumpai berita seorang anak SD tega mencabuli temannya, adiknya, bahkan ibunya sendiri.
Dulu saya pernah menjumpai kawan-kawan saya waktu masih SD/SMP juga seperti itu, saking addicted-nya stensilan porno selalu ada disela-sela buku pelajarannya.
Kalo jaman dulu sudah ada gadget, mungkin ia kolektor film 3gp yg paling lengkap kali ya 🙂
Reblogged this on Knitknotlove.
Aksesories brp nama ini ternyata bisa jadi hal buruk jg. Lebih baik tampil seperti umumnya anak-anak lain shg tidak mencolok biar aman.
Diskusi yg menarik pak, sgt bermanfaat.
Iya, mbak Diah. Sering juga kita jumpai ada anak kecil 5-6 th-an make kalung yang berbentuk namanya. Ini memudahkan penjahat bisa sok akrab kepadanya.
ohhh iya bener juga ini..
Akhirnya ada tulisan ini juga.ijinkan sy menambahkan, agak serba salah juga bila org asing tidak boleh sama sekali sentuh, bagaimana bila org itu cuma ingin menolong misal si anak dalam bahaya/luka dan dia tidak mau disentuh…mungkin untuk anak2 kecil bisa diajarkan bahwa sentuhan dari kepala sampai sebatas bahu, telapak tangan, pergelangan kaki dan kaki tidak apa2 (silahkan dikoreksi).
Terimakasih banget masukannya, mbak Ani, usulannya menarik. Jadi, saya sesuaikan redaksionalnya begini:
Ajarkan untuk menjaga aurat
Ajarkan sang anak untuk menjaga aurat dan jangan biarkan ada orang lain –termasuk temannya– untuk menyentuhnya. Tanamkan padanya untuk bercerita pada Anda jika ada yang menyentuhnya. Ini mengajarkan kepekaan pada sang anak untuk menjaga harga dirinya.
Sampaikan juga bahwa ada kondisi-kondisi khusus dimana ia boleh disentuh, misalnya si anak dalam bahaya/sakit/luka shg orang lain boleh memberikan pertolongan dengan menyentuhnya. Diluar kondisi tersebut ajarkan padanya untuk berani menepisnya.
***
okey, setuju? 🙂
Saya juga kadang suka sebel liat anak kecil pake pakaian yg terlalu minim. Celana pendek ketat dengan tank top. Bukannya gak boleh ya, tapi akankah lebih baik mereka sejak kecil diberitahukan tentang apa itu aurat. Masalah aurat bkn hanya milik muslim kan, tapi kepada siapa saja. Karena pencabulan atau perkosaan kadang tidak mengenal agama.
Orangtua harus bisa memberi contoh yang baik pula, sehingga si anak lama-lama akan terbiasa juga.
*miris dengan banyaknya kasus perkosaan anak di bawah umur 😦
Setuju, mbak Ria, orangtua harus bisa memberi contoh yang baik pula, sehingga si anak lama-lama akan terbiasa juga.
Negeri ini sebenarnya sudah dalam taraf darurat kejahatan seks anak.
Ketik ajak di google: “cabuli balita” atau “cabuli anak”
Maka hasilnya akan mencengangkan.
Miris banget ya Pak, kadang kita gak peka dengan keadaan sekitar apalagi anak-anak 😦
Wah, aku baru aja nulis artikel mengenai hal yang sama di majalah Ayahbunda terbaru, tentang menghindarkan anak dari kejahatan seksual…
makin ke sini makin parah memang… tanpa sadar, kadang orangtua malah yang ngajarin anak buat nggak menjaga privasi organ intimnya… misalnya suka upload foto anaknya yan telanjang di socmed… atau (ini yang paliiiiing sering terjadi) main asal nelanjangin anak di pinggir kolam renang atau pinggir pantai pas mau ganti baju (bukannya ngajarin anak ganti baju di ruang tertutup)
Selamat atas artikelnya di majalah Ayahbunda, mbak Amel.
Edukasi publik tentang pentingnya pendidikan seks dalam keluarga memang harus sering digaungkan, agar makin banyak keluarga cerdas dan peka dengan kebutuhan rasa aman anaknya.
Soal anak kecil yang telanjang di tempat terbuka, kelihatannya memang sepele, padahal kewajiban orang tua adalah menanamkan sikap malu kepada anak. Malu bila tidak berpakaian utuh. Padahal sudah ada lho ruang ganti pakaian yang tertutup.
KUHP dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Pasal 13 ayat (1) tentang Perlindungan Anak, menyatakan:
“Setiap anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:
a) Diskriminasi;
b) Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual;
c) Penelantaran;
d) Kekejaman, kekerasan, dan penganiayaan;
e) Ketidakadilan dan;
f) Perlakuan salah lainnya.
Pasal 81 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak:
“Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).”
Ketentuan pidana tersebut juga berlaku bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain. Ini terangkum dalam Pasal 82 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak:
“… Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul, dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) …”
Juga, dalam Pasal 287 ayat (1) Kitab UU Hukum Pidana:
“Barang siapa bersetubuh dengan seorang wanita di luar perkawinan, padahal diketahuinya atau sepatutnya harus diduganya bahwa umurnya belum lima belas tahun, atau kalau umurnya tidak jelas, bahwa belum waktunya untuk dikawin, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun.”
Pasal 291 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana juga mengatur:
“Jika salah satu kejahatan berdasarkan pasal 286, 287, 289, dan 290 mengakibatkan luka-luka berat, dijatuhkan pidana penjara paling lama dua belas tahun.”
Setiap WNI memiliki kedudukan yg sama di hadapan hukum dan berhak mendapatkan perlindungan hukum, sebagaimana yg telah diatur dalam
Pasal 27 ayat (1) UUD Negara RI:
“Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
Pasal 5 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia:
“Setiap orang diakui sebagai manusia pribadi yang berhak menuntut dan memperoleh perlakuan serta perlindungan yang sama sesuai dengan martabat kemanusiaannya di depan hukum”
semakin berat tanggung jawab orang tua zaman sekarang….
Semakin tinggi teknologi, semakin banyak kemudahan, malah tantangannya semakin berat.
Semoga Syaikhan selalu dalam lindungan-Nya, sehingga tidak salah pilih teman.
aamiin. terima kasih doanya, pak
Sulit menanggapi, jelas pelakunya adalah orang tua, kalau orang tua saja sudah rusak, mau bagaimana lagi? Bukankah orang tua seharusnya melindungi anak-anak.
Yang namanya orang2 jahat akan selalu ada sampai hari kiamat nanti.
Kita hanya bisa berbuat di area internal yaitu melatih anak kita untuk menjadi pemberani dan mampu berkata “Tidak!”
Keterbukaan, bukan sesuatu yang lumrah bila budaya marah pada anak masih jamak. Bukan diskusi, tapi cuma bilang ini tidak boleh, itu tidak boleh, titik. Habislah ruang diskusi terbuka
Betul, pendidikan seks seharusnya memang dalam suasana keterbukaan dan tentunya disampaikan dengan cara yang bijaksana sesuai dengan tingkat pemahamannya dan pertumbuhannya.
Oiya, mas Anas, ayo ikut lomba nge-blog tentang MIRAS 🙂
MiRas, saya nggak ikutan minum pak, saya miNak aja Pak Minuman lunak,
Saya cari dulu penjelasannya ya Pak? terima kasih infonya
Info lombanya di sini, Pak Anas:
http://antimiras.com/lomba-blog/
Monggo berbagi solusi 🙂
[…] Nak, beranilah berkata "TIDAK!" kepadanya. […]
makasih pak Iwan artikel nya…..
tadi berita kelanjutan si ibu RT kabarnya karena si ibu itu sudah hampir 4 tahun klu gak salah tidak mendapat pelayanan sek dari suami yg kena diabetes kemungkinan korbannya masih akan ada lagi yah pak…duh miris sekali
tadi juga ada berita ponakan lelaki yg pergi ke palembang untuk menenggok pamannya yg masuk rumah sakit dan saat itu melihat cewek dgn pakaian rok mini sexy sedang mengantri utk donor darah tiba2 saja si lelaki langsung melakukan tindakan asusila ditempat umum….semakin miris
apa ini bisa dikategorikan sebagai dampak krisis sosial juga pak?
Anak belia yg masih polos, lugu, dan masih duduk di bangku sekolah itu kalo ditawari sesuatu yang baginya adalah nikmat, pengalaman pertama, apalagi gratis, ya jawabannya ho oh aja, itu dengan kondisi bila dia minim pengetahuan tentang seks yang sehat dan ilmu agama. Dan akibatnya sudah jelas: kenikmatan sesaat membawa sengsara. Penyesalan memang selalu datang terlambat…
Semoga menjadi pelajaran bagi semuanya, khususnya para orang tua.
Bagian dari krisis sosial, seseorang yg stress biasanya memang cenderung berperilaku yg aneh-aneh, tanpa pikir panjang, untuk melampiaskan pelariannya.
iya betul, makasih sharing nya pak…
sungguh mengerikaan..
Lebih mengerikan lagi kalo mbak Ulfah baca link-link yang ada dalam komentar ini. Negeri ini sudah berada dalam kondisi darurat kejahatan seks anak.
kaget mau ndelok ana berita pencabulan pelakune malah ibu2, pekok tenan
berita yg ibu RT itu sudah dari kemarin Yo….aku juga kaget, tante2 doyan brondong itu, parah yah
Ciri-ciri masyarakat yang sakit. Informasi tambahan:
merdeka.com: 5 modus ini dipakai ibu RT jaring korbannya
katakan tidak pada(hal) korupsi…. #salahfokus
Katakan Tidak, padahal (dipaksa) nonton 🙂
Ini saya sharing contoh dialog bagus antara ortu dan anak (6 th), how to handle inconveniences:
Ketika Anakku Diajak Nonton B*kep
Untung aku dapet pengetahuan sex dari nyokap dulu, tapi gak semua keluarga bisa ngobrolin sex dgn terbuka kan?
Nyokap cerita, di depan sekolahan sd di dekat rumah pernah ada penjual dvd yg ternyata jual dvd porno. Ngerihnya yg beli anak2 dan di tonton disatu rumah yg kedua orangtuanya bekerja. Untung ketahuan tp yg gak ketahuan pasti bny lagi
Ngobrolin sex itu memang harus bijaksana, kita harus tahu sampai tahap mana tingkat pemahaman sang anak. Hindari terlalu vulgar. Perlu bertahap sesuai pertumbuhannya. Yang penting sang anak bisa tahu apa yang harus ia jaga demi kehormatannya dan masa depannya.
Ini contoh dialog yang bagus antara ibu dengan anaknya yang baru berumur 8 th yang kepergok nonton video porno.
Diskusinya santun, gak vulgar, dan endingnya sang anak mampu memahami bahayanya sex bebas.
Anak laki-laki tertarik pada anak perempuan adalah wajar. Nah, bagaimana cara ortunya bisa mengarahkan ketertarikan itu agar sehat dan tidak merusak otak. Silakan simak dialog tersebut. Bayangkan kalo tidak terjadi dialog tersebut dan kemudian anak laki-lakinya itu dapat sharing dari teman-temannya yang cenderung mengajak kepada kerusakan. Namanya anak-anak, selalu ada kecenderungan untuk nakal.
Cekidot ya, mohon sabar bacanya kalo panjang 🙂
Ketika Anak Kepergok nonton film ‘Serem’
****
Tingkat penyebaran materi-materi pornografi sudah pada tahap membahayakan. Mudah sekali diakses anak-anak. Apalagi yg memiliki gadget. Di warnet2 pun juga (ada indikasi) menyimpan materi file2 film porno demi memuaskan pelanggannya, yg biasanya pelanggan tetapnya. Sudah saatnya yg seperti ini di razia secara berkala.
Serem ya mas anak2 skr. Belon punya anak tp udh kebayang ngerihnya
“… anak (seyogyanya) memperoleh pendidikan seks dengan informasi yang sehat dari orang tuanya sendiri.”
Like this.
Terimakasih sudah sependapat. Semoga mudah implementasinya, mas.
Sereeeemmmm
Jaman anty kecil aja anak2 laki2 di kelas pada ga sopan loh suka nyingkapin rok anak2 cewe trus suka ngintip warna CD anak cewek pake serutan pencil yg ada kacanya
Haduuuuuuuuu jaman sekarang makin sereeemm >_<
Ya ampuuun… bercandanya itu terinspirasi darimana ya? Masih kecil saja sudah punya kelainan seperti itu.
Jaman sekarang makin serem, apalagi setelah baca jurnal berserinya salah satu MPer tentang anak laki-lakinya yg masih kelas 1 SMP itu dikirimin sms-sms mesum oleh teman sekolahnya (perempuan). Teman perempuan itu naksir berat sama anak laki-laki ex-MPer itu. (maaf tidak elok sebut nama).
si mbak MPer itu sampai meradang bacanya. Siapapun orang tua tentu tidak akan sudi kalo anaknya dirusak masa depannya.
Oh aku tau, kontakku juga kan mas
Mbak S ibu dr 2 anak laki2 kan
Iyaaa sereemmm
Entah mas huhuu atut ya
ironisnya, banyak orang tua yang segan membicarakan masalah seksualitas dengan anak-anak mereka. Mungkin ini yang perlu digugah. Ada semacam ketabuan membicarakan hal ini dengan anak-anak mereka.
Bisa jadi segan karena kurang ilmunya, bisa juga karena memang gak menyediakan waktu untuk berdiskusi dengan anak, dianggapnya nanti bisa tahu sendiri seiring dg usianya.
Dua kemungkinan ini sama-sama menyesatkan dan tanpa sadar memupuk rasa tidak aman anak.
melihat pendidikan sex jaman daku dan jaman ponakan, sudah agak bergeser komunikasinya. dulu, daku ga bebas omong sex kepada orangtua, dan ga ada pendidikan soal anatomi dari sekolah, jadi daku mendapat informasi soal sex dari bacaan. beruntung, bacaan daku jauh dari porno-pornoan. itu yang daku rasakan sebagai “pengaman”.
sekarang, gampang kog informasi darimanamana, dari internet terutama, apalagi dari sekolah. dan kalu ada ponakan daku yang omong soal sex, dengan senang hati kita omongin bersama, mending kan mereka mau omong sama orang dewasa dan masih keluarga, daripada sama temen mereka sendiri yang sama-sama tidak tahu.
apalagi dari game. blom lama baca koran, ada anak yang ngebully temen esdenya, gegara habis main game. masih kelas 4 padahal.
semoga anak-anak kita dijauhkan yang kaya gini ya mas. kitanya juga proaktif dan lebih awas.
Iya, godaannya makin parah ya, mbak Tin.
Kalo anak-anak dibiarkan sendiri nyari informasi di internet itu bahaya, sebab dalam sebuah artikel yang di rasa benar (tidak menyesatkan), terkadang nyempil link-link ke sebuah situs dewasa. Ya namanya anak-anak, link dewasa tsb bagaikan sebuah magnet yg menarik waktunya untuk dihabiskan di sana.
Mending dibimbing langsung terlebih dahulu oleh ortu, shg kalo sudah paham betul dan tertanam nilai moralitas yang baik, maka ketika datang informasi yang dirasa menyesatkan, ia sudah mampu menolak (tidak membacanya) apalagi meng-aksesnya lebih jauh.
kalau di kampung sy, orang tua memberitahu tentang seks pada anak dianggap tabu pak
akibatnya ya jelas, banyak yg hamil di luar nikah (terutama bagi mereka yang tidak lanjut ke perguruan tinggi)
dan parahnya lagi, bagi masyarakat hal itu dianggap wajar…
Hah? Kok malah gitu?
kalau di masyarakat saya orang tua memberitahu tentang seks pada anak memang dianggap tabu, tapi? kalau hamil di luar nikah itu ya kacauu
Harus dimengerti kondisi semcam ini, masyarakat indonesia memang memiliki norma. Butuh strategi yang jitu agar para orangtua tidak malu lagi mendiskusikan masalah seksualitas dengan anak-anak mereka. Tugas kita semua adalah mencari jalan itu.
Pilih mana:
(1) Orang tua yg ngajari sendiri ilmunya, tentunya dgn nilai-nilai moral. Informasi terbuka yang dipaparkan dgn bahasa yang baik, disertai akibat-akibat negatifnya bila menabrak nilai-nilai moral tersebut, juga dengan pendekatan kesehatan.
… atau …
(2) Si anak mencari informasi sendiri, sharing bersama teman-temannya. Biasanya kalo dah ketemu sama teman, maka yang didapat adalah yg asyik-asyik aje. Apalagi kalo dilanjut dengan berbagi video, yang kemudian merencanakan sesuatu guna eksperimen (spt dalam video tsb). Kalo bicara ttg moral bersama teman-temannya itu biasanya dianggap gak gaul/sok moralis.
Atau kalo gak sama temannya, ia nyari info di internet. Biasanya suatu informasi di internet seputar sex itu berpotensi muncul juga link ke situs-situs dewasa.
wah yang ke 2 itu mengerikan sekali Pak
Ada contoh dialog bagus antara ortu dan anak (8th) yg kepergok nonton film porno. Bagaimana cara ibunya mengatasinya dg cara santun dan tidak vulgar? silakan baca sebuah artikel yg saya link pada komentar saya untuk mbak Noni Khairani (id nyonyasepatu).
Itulah pendidikan seks pada anak. Semoga menjadi pembelajaran bersama.
sudah baca Pak. Alhamdulillah. sangat bermanfaat. sebenarnya, saya juga pengen mulai baca pendidikan seks untuk anak. tapi sayanya sendiri aja juga masih gimanaaaa gitu pak, masih malu juga, haha
Wah, parah banget kalo sudah dianggap wajar.
Bila orang tua tabu membicarakan pendidikan sex thd anak, yg akhirnya anak dpt info seputar sex yg menyesatkan di luaran. Ini kalo salah milih teman & salah orientasi dg media sosial. Info sesat itu (rentan) mengantarkannya pada budaya free-sex. Ini bahaya sekali.
Bisa jadi juga karena memang gak mau menginvestasikan waktunya buat berdiskusi dg anak, atau bisa juga karena kurang ilmu dalam penyampaiannnya, kuatir terlalu vulgar. Semestinya orang tua harus bersikap cerdas dg berupaya mencari ilmu itu. Demi masa depan anak yang baik, aman & terjaga kehormatannya.