Home » Film Review

Category Archives: Film Review

Eksodus dari Tanah Surga

Bismillah,

Ada kabar mengejutkan dalam beberapa hari terakhir ini. Berdasarkan keterangan anggota DPRD Nunukan, Ramli, ada satu desa perbatasan Indonesia-Malaysia di Nunukan, Kalimantan Timur sudah pindah seluruh penduduknya menjadi warga Malaysia. Dan kini ada 10 desa lainnya di perbatasan yang sebagian penduduknya sudah menjadi warga Malaysia [Detik, 13/11/2014]. Mereka sudah eksodus kewarganegaraan. Ramli mendapat laporan setelah meninjau ke lokasi dan berdialog dengan masyarakat perbatasan pada Rabu (12/11/2014). Penduduk ini pindah kewarganegaraan karena diperhatikan, suplai barang dan kesejahteraan juga diberikan Malaysia.

Kabar lainnya yang lebih mengejutkan datang dari Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan, Tommy Harun. Menurutnya ada tiga desa di Kecamatan Lumbis Ongong yang sudah diklaim Malaysia. Ketiga desa tersebut adalah Sumantipal, Sinapad, dan Kinokod, dengan luas wilayah 54 ribu hektare memang sudah lama menjadi sengketa antara Indonesia dan Malaysia. Karena koordinat, Malaysia mengklaim itu masuk ke wilayah mereka. Sedangkan Indonesia juga sama mengklaim itu masuk wilayahnya. [Tempo, 13/11/2014]. Permasalahan ini sebenarnya sudah lama terjadi sejak dua puluh tahun silam. Namun, tidak ada upaya dari pemerintah pusat untuk menanggulanginya. Pemda setempat sudah melakukan berbagai upaya untuk mencegah klaim Malaysia itu. Namun warga setempat justru lebih rela bergabung ke negeri jiran ketimbang Indonesia.

Namun, kabar ini kemudian dibantah oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), menurut Kemendagri persoalan yang terjadi di tiga desa tersebut hanya menyangkut masalah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Desa Simantipal dan Desa Sinapad berada dalam kawasan yang di dalamnya terdapat batas negara. Oleh pemerintah Indonesia dan Kerajaan Malaysia belum dipastikan bersama mengenai patok perbatasannya, lantaran pihak negara tetangga masih menangani dan memastikan batas negara yang ada di kawasan lain di wilayah Borneo/Kalimantan. Di sisi lain, pemerintah Indonesia tidak bisa melakukan pengukuran dan pemetaan secara sepihak. [Republika, 14/11/2014].

Nahh.. pendapat siapa yang benar?
Apakah persoalan hanya batas wilayah (menurut Kemendagri)?
Ataukah justru eksodus dan pencaplokan wilayah itu benar terjadi?
Anggota DPRD dan Sekda sudah blusukan ke lokasi. Apakah pihak Kemendagri ada yang sudah blusukan juga ke sana?
Ini masalah serius.
(more…)

Film: “Battle of Surabaya”

Bismillah …

Akhirnya muncul kembali anak bangsa kreatif yang bikin film animasi. Sebuah karya istimewa berjudul “BATTLE OF SURABAYA” dengan tagline: There is no glory in war!

Film bergenre animasi ini diproduksi oleh MSV Pictures, disutradarai oleh Aryanto Yuniawan; dengan penulis naskah Prof. M. Suyanto (Direktur STIMIK AMIKOM Yogyakarta) dan Aryanto Yuniawan. Traillernya dipublikasikan pada 6 Juli 2013.
(more…)

Film “Wag the Dog”: Ketika Politik & Media Berkolaborasi

Edisi “Melawan Penyesatan Opini Media [Part 3].

:::::
Bagaimana jika produser film handal dan spin doctor kepresidenan bertemu dan bekerja sama untuk meyakinkanmu?
Susah untuk tidak percaya bahwa hasilnya begitu luar biasa.
:::::

Bismillah …

"wag the dog"

Melanjutkan pembahasan tentang “Melawan Penyesatan Opini Media”, kali ini saya ingin berbagi tentang film layar lebar yang pas banget dengan situasi politik dan media saat ini, yang berjudul: WAG THE DOG. Film yang diproduksi tahun 1997 oleh New Line Cinema dan disutradarai Barry Levinson ini mengangkat tema seputar pemilihan presiden Amerika Serikat, dan berbicara tentang keberhasilan proyek rekayasa fakta-sosial yang dilakukan spin doctor kepresidenan AS yang berkolaborasi dengan seorang produser handal film Hollywood.
(more…)

Film FOOD, INC [Mengungkap Kejahatan Kemanusiaan Dibalik Industri Makanan]

food inc

PENGANTAR

Mengapa beberapa waktu lalu pernah terjadi kelangkaan kedelai dan jagung yang membuat para pengusaha tahu, tempe dan pengolahan makanan jagung di Indonesia menghentikan produksinya?
*Selama ini Indonesia bergantung pada impor kedelai dan jagung dari Amerika Serikat (AS). Ketika AS mengalami gagal panen akibat kekeringan, bukan hanya masyarakat di sana yang merasakan akibatnya, tapi juga rakyat Indonesia. Ada prioritas dalam pendistribusian produk hasil panennya, kemana sajakah itu?

Mengapa di negeri ini makin banyak pengusaha peternakan ayam dan sapi yang bermain nakal dan jahat untuk bisa bersaing dengan para pengusaha daging impor?
*Perhatikan banyaknya kasus kejahatan makanan di Indonesia diungkap dalam acara sidik investigasi di televisi.

Mengapa terjadi peningkatan penderita diabetes dan penyakit rawan lainnya seperti kanker dalam satu dekade ini dengan jumlah yang mengkuatirkan? [1]


Untuk mendapatkan pencerahannya, saya rekomendasikan Anda menonton film dokumenter: FOOD, INC.
(more…)

Yuk… Nonton Bareng Film “Kita versus Korupsi” di sini

[Backup Journal Multiply 24 Februari 2012, dan update]

PENGANTAR

Organisasi Transparency International (TI) adalah sebuah organisasi internasional yang bertujuan memerangi korupsi politik. Organisasi ini didirikan di Jerman sebagai organisasi nirlaba yang sekarang menjadi organisasi non-pemerintah yang bergerak menuju organisasi yang berstruktur demokratik. Publikasi tahunan terkenal yang diluncurkan TI adalah Laporan Korupsi Global. Di Indonesia, TI membentuk cabang organisasinya yang bernama Transparency Internasional Indonesia (TII).

Pada tahun ini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja sama dengan TII, Management System International, USAID, dan Cangkir Kopi untuk memproduksi sebuah film nonkomersial yang berjudul: “Kita Versus Korupsi”. Film ini berisi omnibus empat film pendek yang menampilkan berbagai praktek korupsi yang sebetulnya begitu dekat dengan kehidupan keseharian, yang dimulai dari keluarga, sekolah, dan kehidupan bermasyarakat yang lebih luas. Omnibus adalah sebuah film yang tergabung dari beberapa segmen pendek berbeda-beda entah dari karakter, setting, jaman atau pun tempat dan biasanya pula memiliki satu benang merah yang menghubungkan semuanya. Empat sutradara berbakat bergabung dalam pembuatan omnibus ini, diantaranya: Chaerun Nisa, Emil Heradi, Lasja F. Susantyo dan Ine Febriyanti.
(more…)

BENJI, Pelajaran untuk Sebuah Cinta Tanpa Syarat

Dear Sahabat MP-ers,

Setelah berdiskusi di jurnalnya mbak Lessy tentang “Sekali lagi karena kebencian itu”, saya kemudian jadi teringat dengan sebuah film lawas yang berkaitan erat dengan tema yang dibahas.

Film Benji The Hunted menceritakan tentang seekor anjing (bernama Benji) dari Oregan yang hilang dan terdampar di sebuah pulau terpencil setelah kecelakaan perahu boat. Film bergenre Family ini diproduksi tahun 1987 oleh Walt Disney Pictures.

Ini adalah salah satu film binatang yang mampu membuat saya ketawa, mata berkaca-kaca, dan mengingatkan saya akan banyak hal tentang bagaimana melihat persepsi di sekeliling, pelajaran tentang kepemimpinan, keberanian, pengorbanan, persahabatan, kesabaran, dan keikhlasan. Untuk itu saya merekomendasikan film ini untuk ditonton bersama keluarga Anda dan mendiskusikan pelajaran yang didapat bersama mereka.

Sinopsis:

Benji adalah seekor anjing pemburu yang sangat setia dengan majikannya. Namun setelah berpisah dengan majikannya pasca kecelakaan itu, Benji terpaksa berjuang untuk bertahan hidup di hutan yang ganas, dengan menghindari kejaran binatang-binatang pemangsa.

Suatu hari, Benji melihat seekor macan ditembak oleh pemburu. Benji mencoba menghibur hewan yang sedang sekarat itu, tapi ia diusir oleh pemburu, yang kemudian si pemburu tersebut membawa macan buruannya itu.

Selepas peristiwa tersebut, ada helikopter yang melintas di atas hutan, yang menyebut-nyebut namanya. Rupanya majikannya sedang mencari-cari dirinya. Benji berusaha menggonggong dengan keras sambil berlari mengikuti suara helikopter tersebut, ia berharap ditemukan mereka dan kemudian dibawa pulang ke majikannya. Namun usahanya sia-sia. Mereka tidak mendengar gonggongan Benji.

Dalam perjalanannya kemudian, Benji menemukan empat ekor bayi macan mungil yang sepertinya ditinggal induknya. Benji lantas teringat dengan macan yang ditembak mati, mungkin dialah induk empat bayi mungil itu, pikir Benji. Iba dengan tatapan mata polos para bayi tersebut, Benji ingin melindungi mereka dari bahaya kelaparan dan incaran binatang predator atau manusia pemburu. Hmm… kalau melihat tatapan polos bayi macan mungil itu, mengingatkan saya dengan si Puss in Boots, si kucing dalam film Shrek 🙂

Dugaan Benji benar, kondisi alam di hutan tersebut sangat liar, begitu banyak hewan pemangsa. Bak seekor induk bagi keempat bayi mungil itu, Benji selalu menggiring dan melindungi keempat anak macan untuk bersembunyi dan menjauhkan mereka dari serangan hewan pemangsa, mulai dari serangan serigala, beruang, burung elang dan macan predator.

Namun, nasib malang menimpa mereka, suatu hari salah satu dari empat bayi tersebut dimangsa oleh burung elang. Sejak saat itu, Benji bertekad untuk sekuat tenaga dan fokus melindungi tiga bayi macan yang tersisa itu dari serangan hewan lain atau manusia pemburu.

Hampir keseluruhan film ini diisi dengan adegan berbagai upaya yang dilakukan seekor anjing yang mempertaruhkan nyawanya demi melindungi para bayi lemah itu -agar tidak kelaparan dan aman dari incaran binatang buas- sungguh sangat mengharukan. Selain itu Benji juga berusaha mencari ibu baru mereka yang bersedia menyusui dan mengasuh ketiga bayi yang masih tersisa itu. Dalam upaya pencariannya itu, terkadang Benji harus menggendong mereka ketika harus menaiki bukit, menuntunnya saat menyeberangi sungai yang mengalir deras, dan lain-lain. Benji merasa itu semua tugas utamanya, selain ia harus berjuang memenuhi kebutuhannya sendiri.

Benji hampir tidak pernah membenci para bayi macan itu, padahal ia sering mendapat perlakuan yang buruk dari hewan sebangsanya yaitu macan predator. Ini pelajaran utama film ini.

Di saat Benji harus berjuang melindungi tiga bayi macan itu dari serangan binatang buas lainnya, lewatlah kembali helikopter yang terdapat sang majikan Benji yang sedang mencarinya. Dalam situasi sulit seperti ini, Benji harus mengambil keputusan yang bijak:
1. Apakah mendatangi helikopter tersebut agar majikannya membawa pulang ke rumahnya, setelah sekian lama tersesat di hutan?
atau
2. Apakah ia harus tetap tinggal di hutan untuk melindungi ketiga bayi yang masih lemah itu dari bahaya kelaparan dan serangan binatang buas?

Keputusan yang diambil Benji sungguh bisa memberi pelajaran bagi kita semua akan pentingnya sebuah prioritas. Silakan menyaksikan bagaimana ia bisa lepas dari dilema yang sulit seperti itu.

Pertanyaan lainnya:
Apakah Benji berhasil menemukan macan betina dewasa yang bersedia menyusui dan mengasuh ketiga bayi macan itu?
Adegan bagaimana Benji melobi calon ibu barunya itu juga menyentuh lho.

Lantas pertanyaan berikutnya:
Bagaimana masa depan Benji, apakah ia selamanya hidup sebatang kara di hutan?

Silakan temukan jawabannya dengan menonton film-nya, yang juga bisa dilihat dan di download di youtube, dengan durasi 01:25:43.
Link Download: Benji The Hunted

Happy watching and getting reflection… 🙂

“Unconditional Love”
Poem by Allison Chambers Coxsey:

A treasure to be cherished, a gift from GOD above
Is the beauty of a friendship,
touched by unconditional love.

A love that asks no questions, believes in all the best.
Never doubting, ever trusting,
with standing any test.

A love that weathers any storm, and yet that love still stands
Through the very darkest hour,
it still reaches out a hand.

There in that hand the sweetest gift, that you can give a friend
A heart that cares, a love that shares,
that will be there till the end.

A treasure to be cherished, a gift from God above
Is what I share with you my friend,
an unconditional love.

Salam hangat tetap semangat,
Iwan Yuliyanto
23.03.2012

SOUL SURFER: Pelajaran Menyikapi Badai Yang Menghancurkan Impian

” And I’ve learned that life is a lot like surfing. When you get caught in the impact zone, you need to get right back up because you never know what’s over the next wave. And if you have faith, anything is possible.“
(Bethany Hamilton)

.
.
.

Siapa yang pernah merasakan saat berada di puncak kebahagiaan atau sedang menikmati masa – masa indah menjalani mimpi-mimpinya (living the dreams), namun tiba – tiba datang badai atau cobaan kehidupan yang membuyarkan saat – saat indah itu semua?

Atau siapa yang sedang menikmati proses menuju puncak, namun ditengah – tengah perjalanan tersebut, datang badai yang mengantarkannya kembali ke titik nol lagi?

Meski sudah memahami bahwa “life never flat”, namun siapkah Anda ketika berada dalam kondisi seperti itu? (more…)