–: Menepis penyesatan opini soal konflik Gaza
Selama bulan suci Ramadhan dan Hari Raya Iedul Fitri ini perhatian kita kembali tertuju kepada saudara-saudara kita di Palestina. Sementara kita beribadah dengan tenang di bulan puasa dan kemudian merayakan lebaran bersama keluarga, sedangkan saudara-saudara kita di Palestina tidaklah demikian, mereka dibombardir rudal oleh pasukan zionis Israel.
Sungguh memprihatinkan, ketika para pejuang Palestina di Jalur Gaza sedang menghadapi serangan membabi-buta zionis Israel, ada beberapa pengamat dan aktivis liberal yang berkesimpulan bahwa penyebab zionis Israel menyerang Gaza adalah karena Hamas menyerang duluan. Mereka beropini di media dengan tidak malu-malu membela zionis Israel dan justru menyalahkan sikap para pemimpin Pergerakan Hamas yang dianggapnya suka mencari gara-gara dengan menyerang Zionis, dan Hamas dianggap mencari simpati dunia setelah diserang balik. Mereka menilai tentang kengototan pejuang Hamas meluncurkan roket ke wilayah Israel berarti ada alasan sah bagi Israel untuk terus menyerang Jalur Gaza. Kata mereka, kalau saja Hamas tak meluncurkan roketnya, mungkin Israel tidak akan menyerang Gaza.
Perspektif mereka tersebut jelas keliru. Sebab, jika mereka mengamati sejarah panjang Palestina sebagai bangsa yang terjajah, maka serangan Hamas tersebut adalah sah. Kita tidak bisa menyalahkan bangsa yang terjajah jika mereka melakukan penyerangan. Hak mereka harus dikembalikan. Coba lihat sejarah kemerdekaan Indonesia. Apakah kemerdekaan Indonesia itu diraih tanpa berperang?
Dengan meminta-minta dan negosiasi di meja perundingan saja?
Tentu saja tidak!
Bagaimana dengan para pahlawan kita? Seperti Teuku Umar, Imam Bonjol, Pangeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin, Bung Tomo, Jendral Sudirman, dan lain-lain. Sudikah mereka dipersalahkan karena telah menyerang penjajah? Salahkah mereka jika ‘menyerang duluan’?
Tentu saja tidak!
Indonesia mempunyai pengalaman panjang bagaimana melawan penjajah dan merebut kemerdekaan juga dengan senjata, dan perlawanan itu tidak selalu karena bertahan. Taktik perang gerilya atau menyerang saat penjajah lengah itu sering digunakan oleh rakyat Indonesia. Artinya, taktik itu cukup efektif digunakan menyerang kaum penjajah. Dan, tentunya, ‘menyerang’ itu dapat dibenarkan jika ditujukan kepada kaum penjajah. Inilah logika yang benar, dan semestinya kita sebagai orang Indonesia dapat dengan mudah memahami posisi rakyat Palestina.
Jadi, menyebut HAMAS sebagai teroris dan bertanggungjawab atas ribuan korban jiwa di Gaza, itu sama juga menuding pemuda dan NU saat Surabaya 1945. Saat itu Hadratusy Syaikh KH.Hasyim Asy’ari menyerukan jihad menghadapi sekutu.
Kembali ke soal konflik Palestina …
Mesir telah menawarkan solusi gencatan senjata yang dikatakan akan menguntungkan kedua belah pihak, dimana kedua pihak berkesempatan untuk saling menghentikan perang, mencegah pertumpahan darah, membebaskan blokade terhadap Gaza, dan memberi kesempatan kedua belah pihak untuk berunding. [AntaraNews]
Apakah para pejuang Hamas harus memberhentikan serangan roket-roketnya ke wilayah zionis Israel dan kemudian menerima tawaran Pemerintah Mesir untuk gencatan senjata?
Karena dinilai bukan win-win solution, tapi justru lebih menguntungkan pihak Israel, maka tawaran tersebut jelas ditolak Hamas.
Apakah Mesir (pura-pura) lupa bahwa Israel adalah pihak agresor dan penjajah plus penjahat perang?
Israel yang jelas menginvasi Gaza telah menewaskan banyak warga dan menghancurkan rumah-rumah dan fasilitas umum lainnya. Proses perundingan yang sudah dimulai sejak 25 tahun lalu justru telah memberi keleluasaan kepada zionis Israel untuk membangun ribuan pemukiman Yahudi di daerah pendudukan serta meng-yahudikan identitas Masjidil Aqsa dan sekitarnya. Juga menangkap para pejuang dan mengusir orang-orang Palestina dari rumahnya, serta menghancurkan rumah-rumah warga Palestina.
Gencatan senjata hanyalah kedok semata bagi zionis Israel, lihatlah fakta terbaru yaitu Israel melanggar gencatan senjata yang berakibat 50 warga Palestina tewas [Republika]. Sebelumnya, gencatan senjata 72 jam telah diumumkan oleh Menlu AS John Kerry dan Sekjen PBB Ban Ki-moon.
Isi kepala zionis Israel adalah penjajah, jadi tidak akan pernah ada kata damai sebelum semua wilayah Palestina dikuasainya.
Mengapa Zionis Israel begitu bernafsu memerangi Gaza?
Simak artikel: Motif Zionis Menghancurkan Gaza
Bagaimana sejarah penjajahan Israel atas Palestina?
Mari simak video di bawah ini tentang strategi busuk yang telah diatur sedemikian rupa dari zaman-zaman lalu. Dari video ini, kita bisa membayangkan bagaimana kehidupan rakyat Palestina yang sesungguhnya. Gaza telah diisolasi, dipisahkan dari wilayah yang lainnya. Padahal mereka bersaudara dalam bingkai satu bangsa. Meski yang sering diserang bertubi-tubi adalah Gaza, bukan berarti di wilayah lain rakyat Palestina hidup tenang. Di seluruh wilayah Palestina, penjajah zionis Israel dengan intrik-intrik politiknya menindas dan menghinakan mereka.
Jadi jelas bahwa “Kemerdekaan” adalah kata kunci dalam memahami isu Palestina. Itulah yang sedang mereka perjuangkan saat ini. Status zionis Israel laknatullah adalah penjajah. Bila terdapat serangan dari pihak penjajah itu disebut sebagai agresi, sedangkan bila serangan dari pihak yang terjajah tentu tidak bisa dipersalahkan.
Mari simak penuturan yang menyejukkan dari Sheikh Ahmed Yassin, Founder of Hamas (Islamic Resistance Movement) dalam video di Youtube yang berjudul: Why Hamas Fight?, dengan transkrip sebagai berikut:
Our homeland is stolen.
I have a home and a land in Askalan (Ashkelon) others in Yafa (Jafa), Gaza.
We ask for our right… nothing more.
We don’t hate the Jews and fight them because they are Jews.
They are people of religion and we are people of religion.
We love all people of religion.
If my brother, who has the same religion and parents as me …
If he takes my home and expel me from my land …
I will fight him.
I will fight my brother.
I will fight my cousin if he does that to me.
So when a Jew takes my home and expels me, i will fight him as well.
I don’t fight the USA, Britain of other countries.
I’m at peace with all people.
I love all people and wish them well, even the Jews …
The Jews lived with us for a long time.
We never assaulted them .. or transgressed on their rights.
They used to hold high positions in the government and ministries,
but if they take my home and make me a refugee …
We have 4 million Palestinian refugee outside Palestine.
Who have more right in this land?
The Russian immigrant?
Who left this land over 2000 years ago?
Or the one who left it 40 years ago?
Who has more right?
We don’t hate the Jews.
We only want them to give us our rights.
See … the often repeated lie that Hamas wants to wipe the Jews from the world is debunked in this video.
Kini yang dibutuhkan oleh bangsa Palestina adalah solidaritas dari dunia internasional, terutama bangsa-bangsa yang suka kemerdekaan, yang membenci penjajahan, kezaliman, dan eksploitasi sebuah bangsa atas bangsa lain. Penjajahan seperti dilakukan zionis Israel pada bangsa Palestina adalah musuh bersama seluruh bangsa yang menjunjung tinggi dan mencintai kebebasan dan kemerdekaan.
Sedangkan solusi dari pengamat dan aktivis liberal yang tidak menyalahkan Israel itu sama dengan memaksa bangsa Palestina menerima semua fakta pendudukan Israel, menjadikan wilayah Palestina sebagai daerah Yahudi, blokade, penangkapan, dan pengusiran orang-orang Palestina dari tanah airnya, dan menerima semua kejahatan yang dilakukan penjajah zionis Israel sejak 1967. Seakan-akan, tuntutan bangsa Palestina untuk membebaskan tanah airnya, mendirikan negara merdeka, dan memulangkan para pengungsi adalah ilegal.
Solusi yang tidak menyalahkan Israel itu juga sama dengan memaksa bangsa Palestina untuk tunduk dan menerima tindakan zionis Israel selama ini, baik yang terkait dengan perundingan berat sebelah atau pembantaian dengan berbagai senjata canggih. Sungguh sangat aneh bila berbagai serangan dan pembunuhan yang dilakukan zionis Israel selama ini justru yang dipersalahkan adalah para pejuang Palestina, hanya lantaran meluncurkan roket-roket Al Qosam ke wilayah Israel.
Konflik Israel dan Palestina bukan soal agama?
Ada pengamat dan aktivis liberal yang memprovokasi soal: [1] penduduk Palestina yang terdiri dari tiga agama, mayoritasnya adalah non-muslim dan [2] kisruh Palestina bukan soal agama.
Hmm… ketika korban di Palestina berguguran, kok ya tega meributkan dua hal itu, diuar sedemikian rupa tanpa melihat sisi lain. Seharusnya ya peka dan empati sedikitlah. Apa kalau Palestina melunak, zionis Israel akan memberikan kemerdekaan pada Palestina? Kalau kaum Yahudi mengacu ke kitab Yahudi mereka, jawabnya: Tidak!
Bagi saya konflik Palestina tidak perlu di-dikotomi antara agama dan kemanusiaan. Ini adalah soal agama dan kemanusiaan sekaligus!
Palestina adalah tanah umat Islam, bukan tanah bangsa zionis Israel. Di Palestina terdapat tempat suci umat Islam, yang merupakan tujuan dari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Masjid Al-Aqsha. Mempertahankan eksistensi Masjid Al-Aqsha sama berharganya dengan mempertahankan dan membela Masjidil Haram di Makkah. Bila bangsa Yahudi memerangi bangsa Palestina dan menguasai Masjidil Aqsha, jelas merupakan konflik agama dan wilayah sekaligus. Melindungi tempat suci umat Islam merupakan kewajiban setiap Muslim.
Perlawanan yang dilakoni oleh kaum Muslimin Palestina terhadap zionis Israel itu adalah demi kebenaran, menegakkan keadilan, dan melenyapkan kezaliman. Membebaskan tanah Palestina dan negeri-negeri Islam dari cengkraman zionis Israel dan menyelamatkan warganya dari kehancuran adalah termasuk perang fisabilillah yaitu perang di jalan Allah. Maka, bila terdapat ummat Islam yang siap berjihad ke Palestina, pemerintah atau tokoh Islam tidak berhak melarangnya. Jika seseorang menjadi pengecut, janganlah mengajak orang lain untuk jadi pengecut seperti dirinya.
Jika seseorang menggunakan logikanya dengan benar dan masih mempunyai hati nurani, tentu akan bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi di Palestina.
Semoga Allah Rabbul Izzati memberikan kesabaran kepada saudara-saudara kita di Palestina.
Allahummanshur ikhwananal musliminal mujahidina fi Filistin.
Aamiin Yaa Mujibas Saailiin.
Allahu Akbar!
Salam hangat tetap semangat,
Iwan Yuliyanto
02.08.2014
Sudut pandang dari jurnalis VOA, Yurgen Alifia:
Memahami Palestina (part 1)
Memahami Palestina (part 2)
harusnya semua umat islam bersatu demi kemerdekaan Palestina bahkan Mesir yang dekat dengan Palestina tidak bisa berbuat apa2
Mengapa Yahudi Datang ke Palestina?
http://www.islampos.com/mengapa-yahudi-datang-ke-palestina-126501/
Agresi militer Israel bukan krn disebabkan oleh penculikan 3 remaja Israel yg terbukti bahwa bukan Hamas yg menculik
http://topinfopost.com/2014/07/27/israel-admits-hamas-didnt-kidnap-the-3-israeli-teens-after-all
Allahummanshur ikhwananal musliminal mujahidina fi Filistin.
Aamiin Yaa Mujibas Saailiin.–> Aamiin.
أنا أحب فلسطين
allahummanshur mujaahidiin fi filistin…
Reblogged this on Indonesian Forester and commented:
Ini yang harus kita pahami..
Brief explanation about Zionism in Palestine. A picture tells a lot.
Israel may have the right to live as well, but that doesn’t give them the right to kill civilians and non-combatants.
Yes, they have right to live as well. I think most people will happy with this solution below …
*double click to enlarge*
Just joke, but serious, i think.
To me, there are only two acceptable solutions:
1. Blend the two nations into one, with fair amount of representatives from both sides in the new government.
2. Take all children and babies under from both sides and relocate them temporarily somewhere else so they can interact with each other without the burden of wearing dead man’s shoes. After all all adults of both sides are dead killing each other, the children can return to the land and start afresh in peace.
[Republika] Kembali Serang Sekolah di Gaza, PBB: Israel Tak Bermoral
PBB masih mandul.
Betul pak Iwan, mengingat sebagian besar media dikuasai oleh zionis, maka sangat mudah sekali menciptakan opini2 sekehendak hati mereka. Dan itulah yang dimakan mentah-mentah oleh masyarakat awam. Mari kita berlogika secara bodoh2an saja :
1. Kalau memang Hamas itu salah, pasti orang2 Gaza sendiri membenci Hamas. Gara2 Hamas lah maka warga banyak tewas, dst. Kenyataannya, warga sangat mencintai, menghormati, dan bangga terhadap Hamas.
2. Kalau pun Israel berdalih membela diri, maka beladiri macam apa yang dilakukannya? Kematian manusia yang berbanding 14 kali lipat sangat tidak bisa dipahami. Kalau mau bela diri, mati satu balas satu! Itu baru gentelman
Maka untuk kita yang jauh secara jarak dengan Gaza, yang diharapkan dari para warga Gaza adalah doa, syiar, dan bantuan dana. Doa dan dukungan dari umat sedunia akan merontokkan semangat Israel. Siarkanlah kabar yang sebenarnya terjadi, bukan yang menyesatkan.
Dan dana….Insya Allah bisa membantu para warga Gaza untuk mempertahankan hidupnya.
Sekalian memberikan alternatif untuk berdonasi, bisa lewat BSMI. BSMI sudah teken kontrak dengan RS Al Shifa untuk membantu pembelian obat2an dan alat2 medis guna korban perang. Demikian juga dengan LSM lokal Gaza untuk membantu para korban terutama anak2 dan para wanita
Terimakasih atas tambahan logika sederhananya, bu dokter. Prita, semoga kita semua (dan mereka yg tersesat akibat distorsi informasi) bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi di Palestina.
Isi kepala zionis Israel adalah penjajah, jadi tidak akan pernah ada kata damai sebelum semua wilayah Palestina dikuasainya.
Buat semua pengunjung blog ini:
Perkenalkan, bu dokter Prita Kusumaningsih ini adalah penggiat BSMI. Anda bisa menyampaikan donasi melalui BSMI untuk berbagi kebahagiaan menolong saudara2 kita di bumi Palestina. Silakan klik banner di bawah ini untuk memperbesar.
allahummanshur mujaahidiin fi filistin
Aamiin.
While UN close eye … the eviction of the Palestinian people by Israel continues, Peace Enforcement mere symbol !!
Kaum zionis butuh ‘restu’ dr dunia untuk penjajahan yang dilakukannya. Sehingga mereka tidak sungkan untuk mendistorsi sejarah dan memutar balik fakta. Untuk itu mereka butuh jongos. Di Indonesia jongos zionis adalah para liberalis seperti Ulil Abshar Abdalla dan Akhmad Sahal (mereka kelihatannya yang dianggap paling paham masalah timteng). Sebagai timbal balik, para liberalis itu dibesarkan namanya dan fee lain. Jadi otomatis para liberalis adalah sales zionis di Indonesia.
Semoga rakyat Indonesia sadar dan terbuka hati, tak dengarkan ocehan liberalis itu.
Kedua, kita mesti sering2 nih bikin pencerahan soal Palestin. Hehe *NTmS 😀
Karena media juga masih bias kalau bikin berita. Seolah yang perang itu Hamas dan Israel lalu jatuh korban jiwa sipil.
Beberapa media mainstream memang bias dalam menggambarkan kondisi saat ini, padahal sejatinya bukan perang tapi pembantaian.
Pencerahan berikutnya, mari simak artikel dari Pak Mahfudz Siddiq:
Motif Zionis Menghancurkan Gaza
Dari 1700 lebih syuhada di Jalur Gaza, ada 60 keluarga yg semua anggotanya dibantai zionis (Palestina Online, 02/08/2014)