Home » Amazing People » “Koran By Heart”, Kisah Tiga Bocah Dalam Lomba Hafalan Al-Qur’an Internasional

“Koran By Heart”, Kisah Tiga Bocah Dalam Lomba Hafalan Al-Qur’an Internasional

Blog Stats

  • 2,305,396

PERLINDUNGAN HAK CIPTA

Lisensi Creative Commons

Adab Merujuk:
Boleh menyebarluaskan isi blog ini dengan menyebutkan alamat sumber, dan tidak mengubah makna isi serta tidak untuk tujuan komersial kecuali dengan seizin penulis.
=====
Plagiarisme adalah penyakit yang menggerogoti kehidupan intelektual kita bersama.

Follow me on Twitter

Bila Anda merasa blog ini bermanfaat, silakan masukkan alamat email Anda untuk selalu mendapat artikel terbaru yang dikirim melalui email.

Join 6,365 other subscribers
Bismillah …

Melanjutkan berbagi tentang [Dreambook] Program Mencetak Anak Penghafal Al-Qur’an, kali ini saya ingin berbagi informasi sebuah film dokumenter yang inspiratif berjudul “KORAN BY HEART”.

Film dokumenter produksi HBO ini diproduksi tahun 2011 dengan sutradara Greg Baker menceritakan tentang perjalanan hafidz (penghafal Al-Qur’an) yang berkompetisi dalam Lomba Hafalan Al Qur’an Internasional tahun 2010 di Kairo, Mesir. Lomba ini diadakan oleh pemerintah Mesir setiap tahunnya. Film ini luar biasa dan sangat inspiratif buat para penghafal Al-Quran, sesuai dengan judulnya yang menyampaikan pesan bahwa mereka menghafal Al-Quran tidak sekedar mengandalkan otak melainkan juga menggunakan hati.

Peserta lomba (sebanyak 110 penghafal Al-Qur’an) dari 70 negara hadir, mereka berusia antara 7 – 20 tahun. Tidak ada peng-klasifikasian berdasarkan usia. Usia tidak penting, yang penting adalah hafalannya. Mereka menghadapi tantangan yang berat selama waktu pelaksanaan lomba di bulan Ramadhan, dimana para peserta harus berpuasa di siang hari dan berlomba di malam hari hingga dini hari. Penggunaan komputer dalam perlombaan juga membuat beberapa peserta bertambah gugup. Komputer bertugas untuk memperdengarkan ayat Al-Qur’an, kemudian peserta diminta untuk melanjutkan bacaannya sampai ayat yang telah ditentukan. Penilaian juga meliputi ketepatan makhraj dan tajwid.

Penilaian dilaksanakan oleh beberapa juri yang telah dikenal memiliki kompetensi dalam hafalan Al-Qur’an. Bahasa komunikasi antara juri dengan peserta selama lomba adalah bahasa Arab. Jika peserta salah dalam melanjutkan ayat, namun ia mampu menyadari kesalahannya, maka ia akan dipotong setengah poin. Namun, jika juri yang membetulkan kesalahannya, maka peserta kehilangan satu poin. Kalau salah tiga kali dalam pertanyaan yang sama, maka peserta tidak akan mendapat poin.

Film “Koran by Heart” ini berfokus pada sisi parenting yaitu mengangkat kisah anak – anak sebagai contoh kasus, diantaranya Saidov Nabiollah Muhammad dari Tajikistan; Rifdha Muhammad Rasyid dari Maladewa; dan Djamil dari Senegal. Ketiganya adalah mutiara yang kini tersebar di permukaan bumi yang memiliki kesamaan, antara lain:

  1. Sama-sama berusia 10 tahun dan sama-sama telah hafal Al-Qur’an 30 juz;
  2. Tidak satu pun dari ketiga bocah itu yang bisa berbahasa Arab;
  3. Jarak tempat tinggal ketiganya terpisah ribuan kilometer, namun mereka mempelajari Al-Qur’an yang sama.

Melalui fakta ini, sutradara ingin menunjukkan sebuah hikmah dari mukjizat Al-Qur’an yang mudah dihafalkan sehingga terpelihara sepanjang masa, meski para penghafal tidak bisa berbahasa Arab. Begitu juga pesan-pesan keutamaan menjadi penghafal Al-Qur’an dikemas secara apik melalui penggalan kisah sederhana hidup ketiga anak ini. Dalam postingan terpisah akan saya coba sharing tentang bagaimana Greg Baker yang non-muslim ini menggarap sebuah film dokumenter yang mengupas dunia Islam yang menakjubkan, melalui riset yang sungguh-sungguh, sehingga menghasilkan sebuah karya yang menyentuh hati. Ini seharusnya menjadi pelajaran bagi sineas-sineas Indonesia agar saat mengangkat tema religi tidak malah menyulut konflik karena kekurang-pahamannya akan ajaran Islam dan tradisi yang menyelimutinya sebagai latar belakang.

Selain menggambarkan suasana kompetisi hafidz di Kairo, film ini juga menceritakan kehidupan ketiga bocah muslim tersebut di atas di kampungnya, yaitu tentang sekolah mereka, cita-cita mereka, dan harapan orang tuanya. Adegan bolak-balik dari Kairo dan di negara mereka masing-masing. Gambaran masing-masing perjalanan ketiga anak itu adalah sebagai berikut:

Perjalanan Saidov Nabiollah Muhammad

Saidov Nabiollah MuhammadBerasal dari Tajikistan di sebelah utara Asia dan merupakan negara bekas wilayah Uni-Sovyet, berasal dari ras Kaukasus, dan bahasa sehari-harinya adalah Tajik. Ia belajar di sebuah pesantren yang sangat jauh dari keramaian kota, dibimbing seorang qari bernama Umar. Cara ia menghafal pun sangat mengagumkan setiap ayat dibacakan oleh gurunya lalu ditirukannya begitu seterusnya sampai dia selesai menghafal 30 juz Al-Qur’an. Bocah yang tidak tahu bahasa Arab sama sekali ini mempunyai kelebihan yaitu daya ingat yang luar biasa. Nabiollah terlihat sangat percaya diri, tenang, cerdas, dan ia pun pandai bergaul dengan siapa saja.

Saat perlombaan, ia sempat grogi karena tidak tahu bagaimana cara mengoperasikan komputer untuk memilih ayat secara acak, sampai ada petugas yang membantunya, dan ketika penggalan surat selesai dibacakan oleh komputer, ia pun harus meneruskannya. Setelah agak tenang ia membaca hafalannya dengan memejamkan mata dan membayangkan tiap kalimat yang dia baca, seperti sedang membuka halaman-halaman Al-Qur’an dalam pikirannya. Masya Allah… sungguh suaranya itu lho … sangat menawan, merdu dan lembut. Sampai salah satu juri senior, Sha’aysha, meneteskan air mata, menangis dan mencium pipi Nabiollah setelah proses tes. Saya merasa merinding mendengar suara dan ketenangan Nabiollah ini. Sayapun melihat istri saya juga meneteskan air mata, dan beberapa kali menyeka matanya yang basah. Saya rekomendasikan Anda sekeluarga nonton film ini deh…

Di bawah ini, bagian film saat Nabiollah mengikuti lomba, termasuk pandangan dari pakar kajian lantunan dan rima Al-Qur’an dari Barat (non-muslim). Mari kita jeda sejenak untuk menyaksikannya.



Dengan skor 95 / 100, akhirnya Nabiollah menjadi juara ke-3, dan ia satu-satunya peserta yang dipilih untuk mentasmi’ Qur’an dihadapan Presiden, pejabat dan masyarakat Kairo dalam Award Ceremony perlombaan tersebut (di malam Lailatul Qadr). Meski tidak bisa berbahasa Arab, ia mampu menghadirkan bacaan Al-Qur’an dengan hati dan menghafal seluruh bacaan dengan sempurna.

Hal yang mengenaskan adalah ketika Nabiollah sedang mengikuti kompetisi internasional ini, pesantrennya dituding sebagai alat penyebar ekstremisme Islam dan akhirnya ditutup. Sungguh fitnah yang sangat keji dari mereka yang islamophobia.

Perjalanan Rifdha Muhammad Rasyid

Rifdha Muhammad RasyidAnak ini berasal dari Maladewa/Maldives yang terletak di Samudra Hindia. Anaknya lucu, aktif dan jenius itu bercita-cita menjadi peneliti. Ia selalu berprestasi di semua mata pelajaran sekolah. Nilainya selalu 100 untuk dua mata pelajaran yang disukainya yaitu Matematika dan Sains.

Rifdha adalah salah satu mutiara muslim di zaman modern ini, ayahnya punya pemahaman Islam yang baik, ia ingin anaknya bisa menempuh pendidikan setinggi-tingginya untuk mencapai cita-citanya sebagai peneliti tanpa meninggalkan kodratnya sebagai muslimah yaitu menjadi istri yang baik bagi suaminya.

Rifdha yang didampingi ayahnya dalam mengikuti lomba, di akhir kompetisi mendapat peringkat dua, dengan skor 97. Ia juga tidak bisa berbahasa Arab, namun diakui juri mampu membaca Al-Qur’an dengan tajwid yang sempurna.

Perjalanan Djamil

djamilAnak ini berasal dari Senegal, pesisir barat Afrika. Ayahnya adalah seorang imam dan khatib masjid di Senegal, ia berharap kelak Djamil akan menjadi penerusnya, seorang imam lokal yang dihormati dalam lingkungannya. Djamil diajarkan oleh gurunya di Senegal bahwa Islam adalah agama damai dan orang Islam harus menganut prinsip tersebut dalam hidupnya, tetapi pemerintah Senegal menutup sekolah yang dikhawatirkan akan mengembangkan ajaran fundamentalis. Lagi-lagi kebijakan membabi-buta dari pemerintah yang islamophobia.

Seperti keluarga Senegal pada umumnya, Djamil hidup dalam tingkat kesejahteraan yang tidak terlalu baik, sehingga ia tidak ditemani satupun keluarganya saat mengikuti lomba di Kairo, Mesir. Ketika perlombaan, Djamil gugup sekali karena ia tidak paham dengan komunikasi bahasa Arab apalagi mengoperasikan komputer lomba, sehingga dia tidak bisa berkonsentrasi dan tampak kebingungan. Ketika berkali-kali salah membaca ayat yang ditentukan, ia diingatkan oleh juri namun masih juga tidak faham, jelas bahasa menjadi kendalanya. Namun demikian, ia mempunyai kualitas bacaan yang mengagumkan, dengan penghayatannya iapun membaca sambil meneteskan air mata. Meski akhirnya, ia hanya mendapatkan skor 22,4; karena kesalahpahamannya dalam berkomunikasi yang menyebabkan ia salah mengikuti arahan juri.

Sebagai bentuk penghormatan atas kegigihan Djamil dalam menghafal Al-Quran, di-usia yang baru 10 tahun itu ia dipersilahkan membacakan Al-Qur’an di salah satu masjid terbesar di Kairo. Masya Allah… it’s simply beautiful and touching.

Peran orang tua sebagai pondasi dasar

Meski banyak dari mereka yang tidak bisa berbahasa Arab, namun mereka mampu melantunkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan merdu nan indah. Sulit bagi saya untuk menahan emosi ketika menonton film ini. Rasanya bergelora melihat anak-anak seusia anak saya sudah mampu mencapai titik yang saya sendiri belum pernah mencapainya. Untuk itu, saya rekomendasikan kepada para keluarga muslim untuk menonton film ini, biar juga merasakan emosi yang membawa perubahan positif. Film ini benar-benar tontonan keluarga yang inspiratif, mencontohkan betapa pendidikan Al-Qur’an diawali di rumah, dari orangtuanya dulu kepada anak.

Selain ketiga tokoh sentral film ini, saya mengagumi semangat seluruh peserta dari seluruh dunia dalam menghafal Al-Quran. Para hafidz lain yang muncul dalam film dokumenter ini adalah Muhammad (10 th) dari Australia, Susana (17 th) dari Italia, Nu’man (10 th) dari Afrika Selatan, Yasser (7 th) dari Mesir, Abdel (10 th) dari Pakistan, Omar (19 th) dari Nigeria, Abdullah (17 th) dari Mesir – ia menjadi Juara 1, dan masih banyak lagi. Semua kontestan yang ikut dalam kompetisi tersebut adalah manusia luar biasa, karena dalam ingatannya-lah, ayat-ayat Al-Qur’an itu ditanam, dan mereka menjadi bagian dari para penjaga Al-Qur’an sebagaimana firman Allah:

“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan seseungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” [QS Al-Hijr: 9]

Mereka dan kita, sama-sama memiliki jumlah waktu 24 jam setiap harinya. Pembedanya yakni sikap kecintaannya pada Al-Qur’an, sehingga mereka optimalkan waktu dan potensi untuk mencapai cita-cita menjadi Hafidzul Qur’an. Kunci keberhasilan mereka lainnya yang ditonjolkan dalam film ini yakni terletak pada peran keluarga. Ayah sebagai kepala keluarga dan pelopor keteladanan memiliki peranan besar menjadi motivator anak untuk menghafal Al-Qur’an. Dukungan kedua orang tua lah yang menjadi pondasi terkuat mereka untuk tetap bersemangat menghafal dan mewujudkan cita-cita menjadi Hafidzul Qur’an, bagian dari generasi pewaris Qur’an yaitu orang-orang yang menjaga orisinalitas Qur’an.

Perlu perjuangan yang sungguh – sungguh untuk menghafal sebanyak 6236 ayat, 540 paragraf dalam 114 surah Al-Qur’an. Sehingga menjadi penghafal Al-Qur’an masih menjadi hal yang berat bagi sebagian masyarakat. Namun, Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menunjukkan pada kita sebaliknya, bahwa faktanya betapa banyak anak-anak di dunia ini yang menorehkan prestasi gemilang sebagai penghafal Al-Qur’an di usia belia. Sesuai dengan firman-Nya:

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” [QS Al-Qamar: 17]

Empat kali ayat tersebut diulang pada surah Al-Qamar. Pengulangan ayat ini merupakan penekanan akan janji Allah Subhanahu Wa Ta’ala bahwa Al-Qur’an telah dimudahkan bagi hamba-Nya untuk dipelajari. Pilihannya adalah, maukah kita mempelajarinya atau tidak.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala menambahkan ilmu dan semangat dalam diri kita dan anak cucu kita untuk menjadi pribadi yang cerdas intelektual, peduli sosial, dan penghafal Al-Quran. aamiin.

Salam hangat tetap semangat,
Iwan Yuliyanto

**********
Catatan:
Anda bisa menonton film ini secara online atau mendownloadnya di sini, terjemahan dalam bahasa Inggris sudah ada di dalamnya.
Berhubung tidak ada fitur attach file di WordPress, maka bagi yang menginginkan subtitle (terjemahan) dalam bahasa Indonesia, silakan request ke saya melalui “Message Me”.


171 Comments

  1. wijayarts says:

    filmnya memang bagus, menginspirasi. saya sampai nangis di beberapa part.

  2. eka sugeng ariadi says:

    Assalamualaikum..
    mohon maaf ana juga minta indo subtitle_ a, ini email ana sugengariadieka@gmail.com

    Syukron jazakallahu khair.

  3. Karyanto says:

    Assalaamu’alaykum..

    Mas saya minta subtitle indonesianya..
    Mohon email ke : yantkaryanto@gmail.com

    Maturmuwun sanget,

  4. Iik says:

    Pak saya boleh minta yg subtitle indonesia?
    Terima kasih

  5. Nur syifa says:

    Suara nabiollah pengen deh jadi isteri nya

  6. arman says:

    Mas sya jg mnt subtitlebhsa indonesiany y..trima kasih… Email masniarman@gmail.com

  7. sapto says:

    Mas, saya minta subtitle indonesianya ya,,,

    Ini email saya saptouchiha@gmail.com

    Terimakasih
    .ditunggu

  8. vera says:

    Assalamualaikum..
    Akhi afwan, atas perkenannya boleh ana minta jg indo subtitle_ a, ini email ana veraamalia.husni@gmail.com
    Syukron jazakallah.

  9. abu ifa says:

    Asslmkm Pak Iwan..

    Mohon dikirimkan VCD film tsb ke alamat
    Jl. Tambora 6 no 22,
    Perumahan Taman Sriwijaya (my home 1) , LIPPO Cikarang..

    Brp ongkos kirimnya dan ditrnsfr ke mana ?
    Terima kasih…
    Jazakallahu

    • Wa’alaikumsalam, Abu Ifa.

      Karena ada kendala teknis, untuk sementara saya masih belum bisa melayani pengiriman VCD.
      Coba bapak download filmnya pada link yang saya sertakan di atas. Setelah berhasil men-download, insya Allah saya akan kirim file terjemahannya (bila bapak membutuhkannya) melalui email.

  10. […] [Film] “Koran By Heart”, Kisah Tiga Bocah Dalam Lomba Hafalan Al-Qur’an Internasional […]

  11. Jamal says:

    Assalamualikum. Akh boleh minta subtitle indonesia…
    Terimaksih.

  12. dsn1990 says:

    Salam wr wb
    Boleh minta subtitle nya pa, alhamdulillah sudah mendownload filmnya. Ditunggu segera. Terima kasih

  13. Diah Ismet says:

    Alhamdulillah filmnya sangat menginspirasi. bs minta subtitlenya? tolong email ke saya juga ya mas, sukron.

  14. Ghozali says:

    mas, boleh minta subtitle indonesianya ya. makasih sblmnya

  15. Fildan says:

    Pak Iwan. sy juga request di kirim CD nya…kalo bisa sekalian film yg lain jika pak iwan ada. saya dan teman2 membantu mengelola beberapa yayasan anak2 dhuafa. Insya Alloh akan sangat bermnfaat…jazakumulloh…

  16. lailatul istiqomah says:

    assalamualaikum…
    mas iwan kriming website yg bwat download ke email sya bleh? n klo bsa sya mau order cd nya juga gmana cranya yah? mkasih

    • Wa’alaikumsalam, mbak Lailatul Istiqomah,
      Lho bukankah link download fimnya sudah saya sertakan di akhir jurnal ini? Silakan di didownload di sini ya:
      http://vimeo.com/56985488

      Berhubung tidak ada fitur attach file di WordPress, maka Insya Allah akan saya kirimkan subtitle (terjemahan) dalam bahasa Indonesia via email.
      Kabari saya lagi kalau gagal men-download.

  17. Ayah Izza says:

    sekedar berbagi info mas. subtitle bahasa indonesia bisa di unduh di sini http://subscene.com/subtitles/koran-by-heart-2011/indonesian/558870

  18. Lustika says:

    Assalamu’alaikum. Saya juga tolong utk dikirimkan cd nya ya. Insya Allah nanti diganti biayanya. Email saya lustika_46@yahoo.com

    Kalo bs saya mau cd sm yg dikirm lwt emal jg, siapa tau bisa saya download.

  19. ifah says:

    aku mau subtitlenya dong mas/mbak…, tp emang bayarkah?

  20. Luar Biasa, Pemain Arsenal Ini Hafal 19 Juz Al-Quran

    Gelandang jangkar Arsenal, Abou Diaby, memang diketahui sebagian orang sebagai pemeluk Islam yg taat. Saking hebatnya, pria asal Prancis ini sanggup menghafal 19 juz Al-Quran di sela-sela waktu kesibukannya sebagai pesepakbola.

  21. sofi says:

    Salam,bagaimana cara untuk kirim pada saya di Malaysia?terima
    kasih

    sofiaimtiyaz@yahoo.co.uk

  22. boby bahtiar says:

    saidov nabiolah muhamad : I Like You

  23. devinilasari says:

    Reblogged this on devinilasari and commented:
    “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an dan seseungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” [QS Al-Hijr: 9]

  24. devinilasari says:

    mas Iwan Jazakumullah atas sharing nya, sampai menitikan air mata membacanya mas apalagi menontonnya. Semoga kita dan keturunan kita termasuk para Hufaz Al Quran, Amiin.
    Boleh minta dikirimkan subtitle-nya Mas ke email saya devinilasari77@gmail.com dan saya mohon ijin re-blog ya Mas.

    Terima kasih

  25. fida says:

    salaaaam….mas iwan,bs beli filmnya yg berupa cd ga?sekalian dg terjemahannya..kalo bs konfirmasi ke email ya.syukron

  26. rahman says:

    Assalammualaikum
    mas bisa minta tolong kirimkan filmnya? saya ingin menggunakannya untuk mengajar ngaji para santri. terimakasih
    nobel2035@gmail.com

    • Wa’alaikumsalam.
      Film-nya terlalu besar ukurannya untuk dikirim via email. Kasih tahu alamatmu via Private Message di menu blog ini, nanti saya kirim gratis film-nya, cuma ganti biaya ongkir saja.

  27. Erik says:

    Assalamu’alaikum mas tolong dikirimin filmnya dg terjemahan bahasa Indonesia di kedua email sy.erikalhijaz@yahoo.com & alhijaz.a.k@gmail.com trima kasih. Smoga kebaikan mas dbalas oleh ALLAH.

    • Wa’alaikumsalam. Maksudnya gimana, mas Erik, film-nya dikirim via email?
      Film-nya terlalu besar ukurannya untuk dikirim via email. Kasih tahu alamatmu via Private Message di menu blog ini, nanti saya kirim gratis film-nya, cuma ganti biaya ongkir saja.

  28. ulfa says:

    assalamu alaikum, mas bisa misa minta tolong kirimin film yang dah ada terjemahan indonesia?

    • Wa’alaikumsalam,
      Sialakn kasih tahu alamatmu via Private Message di menu blog ini, nanti saya kirim gratis film-nya, cuma ganti biaya ongkir saja.

  29. kerupuk says:

    bisa di kirim subtitle nya ke saya pak email : kerupuk.lovers@gmail.com syukron 🙂

  30. abdurohman says:

    Mas Iwan bagi CD nya dong,maklum gaptek.syukron:
    abdurohman,toko dede, pasar kue plered cirebon

  31. muhammadilmy says:

    Assalamu’alaikum WR. WB
    salam kenal mas, saya Irfan…. boleh minta subtitle indonesia nya mas ?

    emailnya irfanilmy@rocketmail.com

  32. pardi.fiyu84@gmail.com says:

    assalamualaikum, mas iwan, saya pardi dari tangerang..aku boleh minta dikirimin translatenya mas…kirim ke email aku @pardi.fiyu84@gmail.com..terima kasih mas iwan
    wassalamulaikum..

  33. tika y says:

    assalaualaikum, mas iwan thanks for sharing, izin download, dan kalau boleh saya minta izin dikirimin subtitle indonesianya ke ticka.senja@gmail.com
    jazaakallah khairan katsiiran..

  34. ff says:

    boleh minta subtitlenya? faniwardhana@gmail.com syukron

  35. Boleh minta sub Indonesianya pak. Dikirim ke nurulsitifauziah@ymail.com. Syukran

  36. assalamu’alaikum mas iwan, saya minta sub indonesianya dong ^^

  37. Belum sempat nonton film ini, pengeenn….

  38. dinasulaeman says:

    Pak Iwan, thank’s for sharing ya.. luar biasa..subhanallah.. Apalagi, Nabiolah Saidov ini berbahasa Persia, saya jadi teringat pada Dr Cilik Tabatabai. Sedikit komen, di akhir potongan film yang pak Iwan upload ini, Saidov dikerumunin orang-orang dan mereka mengkritik melulu bacaannya Saidov, ..duh, rese banget, khas orang-orang yang senang mencari kelemahan orang lain (tapi saya blm berhasil download versi lengkapnya sih, siapa tau konteksnya beda lagi :D).

    • Betul, Saidov dikritik dalam kerumunan orang. Yang berbicara banyak orang membuat Saidov bingung menangkap maksudnya, karena memang tidak bisa berbahasa Arab, meski ada penerjemahnya diantara kerumunan tersebut. Namanya anak kecil, ya jelas jadi grogi dan ngerasa kurang nyaman. Mereka seharusnya memahami psikologi seperti itu.

      Kalo bu Dina kesulitan men-downloadnya, Insya Allah, saya bisa kirimi DVD salinannya.

  39. umarfaisol says:

    Subhaanalloh,, film dokumenter yang sangat menginspirasi.
    Saya dikirimi subtitle indonesianya ya, akan saya pm alamatnya

  40. cinderellazty says:

    Reblogged this on Miranty Januaresty and commented:
    Masya Allaah

    • Kabar menggembirakan …

      Penghafal Al-Qur’an Bisa Masuk Fakultas Kedokteran
      Tempo.co: 11 Maret 2013 | 12:17 WIB

      TEMPO.CO, Surakarta – Rektor UNS Surakarta Ravik Karsidi mengatakan UNS memiliki jalur khusus penerimaan bagi calon mahasiswa yang punya keahlian menghafal Al Quran. Sejak 2012, sudah diterima 8 orang penghafal Al Quran yang berada di Fakultas Kedokteran, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

      Salah satu syaratnya harus hafal minimal 20 juz Al Quran. Ini bentuk apresiasi kepada penghafal Al Quran.

  41. Ilham says:

    Subhanallah ya… semoga anak2 itu gedenya terus menjadi pemimpin muslim yang baik.

  42. cinderellazty says:

    Ya Allaah T.T dvd nya beli dimana mas? Mau nontooonnn
    Merinding denger nabiollah recites :”(

    • DVD-nya gak ada dijual di sini, karena (setahu saya) HBO documentary gak ada jaringannya di Indonesia.
      Beberapa minggu lalu saya kirim DVD-nya ke mbak Nina (siriusbintang), awalnya saya kira rumahnya deketan dengan mbak Anty agar bisa nonton bareng bersama Hufadz Club, ternyata beliau di Bandung 🙂

      Kalo mau, saya kirimin DVD-nya ke mas Miftah, ntar ku mention mas Miftah untuk konfirmasi alamat. Insya Allah, Jumat bisa saya kirim.

  43. Muiz Zudin says:

    Luaarrr.. biasa.. ijin download .. kalo boleh minta subtitlenya

  44. Nadarida says:

    subhanallah, sangat menginspirasi, smoga Allah takdirkan penghafal quran dari rahimku … aamiin. smoga banyak indonesia yang tumbuh menjadi penghafal quran, izin share ya Pak 😀

  45. Larasati says:

    terimakasih utk film ini, luar biasa…larass sendiri belum bisa seperti mereka, masih sangat jauh…makasih pak Iwan

  46. Subhanallah, jadi semangat, matur nuwun Pak Iwan :’)

    • Semangat itu harus, mbak Danty 🙂

      Alhamdulillah ada Universitas Negeri di Indonesia yang mengapresiasi para hafidz untuk bisa masuk ke sekolah kedokkteran.

  47. nyonyasepatu says:

    Pengen nyari dvdnya sekalian ngasih semangat Matt belajar ngaji😊

  48. lieshadie says:

    Pernah nonton film ini, tapi gak sampe selesai di rumah temen…
    Subhanallah banget ya Pak…inspiratif sekali !
    Alhamdulillah anak Sulung saya ( SMP KLS 1, 12 th ) kemarin juga lomba tartil Al Qur an di sekolah, pas latihan di rumah aja, saya juga nangis Pak..# ga tau deh kenapa airmataku menitik gitu aja 🙂

    • Sayang sekali tidak sampai habis nontonnya, bagusnya kalo diputer bareng keluarga di rumah agar semuanya termotivasi.

      Alhamdulillah, senang mendengar perjuangan anak sulungnya. Semoga selamanya diberi kekuatan dan kemudahan dalam prosesnya. Ayo sekalian dibikin dream-nya, mbak. Awalnya dream untuk ikut MTQ hingga kemudian meningkat ke level Annual Quran Memorization Competition (tingkat dunia). Tidak akan ada kesia-siaan dalam setiap upaya / perjuangan.

  49. cumakatakata says:

    Salaut banget sama sampean Mas, yang ada di Blog ini isinya sangat berbobot. Mas…

    Suwun Mas… Nati saya akan donlot Mas…

  50. rahmabalcı says:

    inspiring pak:) jadi nambah semangat*wakil indonesia ga ada ya di video?* inshalloh semoga 10thn atau 5th mendatang ada wakil turki*anak saya:)

    • Masya Allah.. itu bisa masuk the big dream-nya Keluarga Panda. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala memudahkan prosesnya.

      Selamat mempersiapkan diri di event Egypt’s Annual Quran Memorization Competition.

  51. jampang says:

    hiks…. hapalan bukannya nambah malah banyak yg hilang

    • Mempertahankan ingatan memang bukan hal yang mudah. Yang saya pelajari dari para hafidz biasanya mereka membacakannya di saat sholat-sholat sunnah. Mereka bikin tabel penjadwalannya bagian yg dibaca. Atau alternatif lainnya: memainkan game edukasi qur’an.

  52. tiarrahman says:

    yang dari tazkistan itu di video sebelumnya masih kecil (5 tahun)
    pesantren itu emang penghasil penghasil juara tahfiz..

  53. tiarrahman says:

    aku nonton proses belajar di tazkistan.. lucu pas cara ngapal nya 😀

  54. tipongtuktuk says:

    Islam mencapai ujung timur dan barat, ya … alhamdulillah …

    • Sang sutradara dan pembuat film ini, Greg Baker, adalah non-muslim, setelah bertahun-tahun menyaksikan lomba Hafidz International itu mengakui keindahan dan keajaiban Al-Qur’an yang ia sendiri heran mengapa begitu banyak orang yang mampu menghafalnya dan men-tasmi’-nya dg indah. Tidak ada karya tulis di dunia ini yg mampu dihafal oleh banyak orang sampai titik komanya bahkan oleh penulisnya sendiri.
      Atas dasar keajaiban itulah lantas dia ingin mendokumentasikannya untuk dikabarkan ke seluruh dunia. Semoga ia mendapatkan hidayah-Nya.

    • tipongtuktuk says:

      semoga Allah memberinya petunjuk kepada Islam …

  55. Touching ..
    Menjadi penyemangat untuk menjadi orang tua yang lebih baik dlm mendidik anak2.
    Terima kasih sharingnya mas Iwan 🙂

  56. kangdakup says:

    Subhanallah luar biasa 🙂 salam kenal pak

  57. udah pernah nonton mas dan nangis sungguh, nontonnya ramerame sama keluarga.. hebat ya bahasa alquran, dimanapun kita pake bahasa apapun kita, hebatnya alquran selalu dibacakan dengan benar sampe kapan pun..

    itu satu sepupu daku blom lama lahiran anakanya, dikasih nama djamil nabiolah loh.. gegara abis nonton ini juga..

  58. Aku pernah nonton penggalan film itu, heuu..kereeen..dan bikin jleb..

  59. Ely Meyer says:

    Salut sama orang tuanya juga ya mas

  60. mintarsih28 says:

    hal yang patut dicontoh oleh sutradara indonesia untuk menyuguhkan film yang mendidik.

    betapa mereka melakukan sesuatu dg sungguh2/riset dan hasilnya luar biasa.

    jadi ingat neno warisma saat memainkan peran sayekti dan hanafi. bu neno melakukan riset tuk mainkan peran tersebut.

    • Nanti saya coba bikin postingan terpisah tentang sutradara tsb, semoga melalui karya ini, bisa mendekatkan hidayah-Nya dan mendapatkannya..

      Tentang Neno Warisman, ya saya ingat itu, bahkan ia rela berhari-hari jadi buruh angkut beras. cmiiw.

  61. MasyaAlloh.. hmmm *Speachless

  62. 9ethuk says:

    Merinding saat membacanya, malu pada diri sendiri 😦

  63. zehanachda says:

    Masya Allah…*nangis terharu*

  64. lambangsarib says:

    Tanpa peran orang tua, semua itu mustahil.

  65. Dyah Sujiati says:

    Subhanallah 🙂 #merinding Pak dan pengen nangis

  66. Subhanallah….
    terimaksih kabar ini, saya pasti akan lihat videonya

  67. Titik Asa says:

    Masya Allah, luar biasa kisah tentang anak-anak ini.
    Saya koq terharu ya membacanya…
    Salam,

  68. Sonia Atika says:

    Saya sudah menontonnya beberapa kali.. memang film yang luar biasa.. bermutu dan bermanfaat.. 🙂

  69. kayrena says:

    Tersentuh baca cerita ini :’)
    Sudah lama tak sentuh quran :’|

  70. Reblogged this on _matahari terbit_ and commented:
    kereeeeeeeeeeeeeeen.. masyaAllaah…

Mari Berdiskusi dan Berbagi Inspirasi. Terimakasih.

Let me share my passion

””

My passion is to pursue and share the knowledge of how we work better with our strengthen.
The passion is so strong it can do so much wonder for Indonesia.

Fight For Freedom!
Iwan Yuliyanto

Kantor Berita Umat