–: Tema: Hadits Palsu Malam Jum’at Bagi Suami Istri
Bismillah…
Sudah menjadi kebiasaan kalau hari kamis malam (atau malam Jumat), banyak tersebar kicauan atau status di social media yang isinya berkisar pada perkataan “Sunnah Rasul”. Begitu juga dalam pergaulan sehari-hari di dunia nyata, istilah tersebut juga sering terdengar. Menurut mereka, istilah “Sunnah Rasul” yang populer di malam Jum’at adalah penghalusan dari hubungan suami istri atau ML. Coba lihat sejenak hasil penelusuran super singkat malam ini, bagaimana ribuan kicauan serasa berlomba-lomba menyebut istilah “Sunnah Rasul”.
Bagi mereka yang muslim dalam mengucapkan istilah itu bisa jadi karena ingin menutupi sesuatu yang dianggap vulgar / tabu baginya bila disampaikan dalam ruang publik. Tapi akibatnya fatal, karena telah menyempitkan arti dari sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an menjadi hanya sebuah aktifitas seks belaka.
Sedangkan bagi mereka yang berhati fasiq dijangkiti penyakit islamophobia dalam mengucapkan istilah itu bisa jadi hanya ingin mengolok-olok, karena baginya ajaran Islam identik dengan urusan sex atau selangkangan. Sehingga tidak segan-segan menuduh dan melecehkan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam yang katanya doyan kawin dan pedofilia. (Silakan simak serial dialog menjawab tuduhan pada Rasulullah, dimulai dari sini.)
Dari mana asalnya muncul istilah “Sunnah Rasul” yang di-identikkan dengan aktivitas ML?
Semuanya berawal dari hadits ini:
“Barangsiapa melakukan hubungan suami istri di malam Jumat (kamis malam) maka pahalanya sama dengan membunuh 100 Yahudi.”
Dalam hadits yang lain ada disebutkan sama dengan membunuh 1000, ada juga yang menyebut 7000 Yahudi.
Sebenarnya bagaimana derajat hadits tersebut, apakah shahih, dhaif atau palsu?
Mari kita simak sejenak tayangan singkat “Hadits – Hadits Palsu” di RCTI berikut ini dengan nara sumber Prof.DR.KH. Ali Mustafa Yaqub, MA hafizhahullah.
Dalam video tersebut dijelaskan bahwa hadits di atas tidak akan ditemukan dalam kitab manapun, baik kumpulan hadits dhaif apalagi shahih. Kalimat tersebut tidak mempunyai sanad / bersambung ke sahabat, apalagi ke Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam. Yang akhirnya pada satu kesimpulan bahwa hadits “Sunnah Rasul” di atas adalah sama sekali bukan hadits, itu hadits PALSU yang telah dikarang oleh orang iseng, orang tidak jelas, dan tidak bertanggung-jawab yang mengatasnamakan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bahkan kita tidak akan menemukan satu-pun hadits Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tentang berhubungan suami istri pada malam-malam tertentu, termasuk malam Jum’at.
Kemudian lanjutan penelusuran singkat malam ini di “timeline pencarian”, pandangan mata saya tertarik pada sebuah kicauan yang berbunyi:
Pertanyaan ini mungkin mewakili ke-awam-an dalam masyarakat kita.
Hukum pernikahan dalam Islam itu bisa Wajib, bisa Sunnah, bahkan bisa Haram, bisa Makruh, atau bisa Mubah; yang semuanya itu tergantung kondisi / latar belakang dalam pernikahan tersebut. (Insya Allah, akan saya bahas secara terpisah dalam jurnal berikutnya). Sedangkan dalam soal berhubungan badan (jima’), yang SALAH adalah pasangan suami istri tersebut meng-khusus-kan malam Juma’t untuk berhubungan badan dengan niat untuk mengamalkan hadits Palsu di atas dan “bersemangat membunuhi ribuan Yahudi” seperti dalam postingan yang menyesatkan di sini: [Kompasiana] Saatnya Membunuh Yahudi Malam Ini. Bagi yang punya akun Kompasiana, silakan menasehati pemilik jurnal tersebut.
Kalau mau berhubungan badan dengan pasangan sah-mu, jangan meng-khusus-kan hari-hari, kemudian lebih baik itu diniatkan sebagai ibadah sehingga diawali dan diakhiri dengan do’a. Berhubungan badan dengan pasangan sah adalah merupakan ibadah seperti sabda Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam:
“Dalam kemaluanmu itu ada sedekah.” Sahabat lalu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dengan menggauli istri kita?” Rasulullah menjawab, “Bukankah jika kalian menyalurkan nafsu di jalan yang haram akan berdosa? Maka begitu juga sebaliknya, bila disalurkan di jalan yang halal, kalian akan berpahala.” [HR. Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah].
Seperti yang pernah saya jelaskan di edisi pertama dalam jurnal sebelumnya, di Indonesia sangat subur akan hadits-hadits palsu dan dhaif (lemah) yang beredar dan bermaksud untuk menyesatkan dan membodoh-bodohi umat. Oleh karena itu berhati-hatilah, kawan!
Mari STOP mengatakan “Sunnah Rasul” sebagai pengganti dari istilah berhubungan suami istri alias ML ! Karena itu dosa besar.
Bahkan meskipun itu ucapan dalam bentuk “kode”, karena itu sama dengan menyuburkan kedustaan. Dikatakan berdusta karena mengatakan sebuah hadits padahal Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengatakan apa-apa terhadap yang dikatakan itu.
“Kode” itu misalnya begini:
Papa: “Mah, ntar malam kita berburu dan membunuhi Yahudi yuk!”
Mama: “Maaf, pah, Yahudi nya sudah habis” *kode kalau si mama lagi datang bulan / pms*
Pasutri (pasangan suami istri) terpaksa menggunakan bahasa sandi tersebut agar komunikasinya sulit dipahami anaknya di dalam rumah. Bercanda seperti ini hanya akan menumbuh-suburkan kedustaan hadits tersebut. Itupun akan dituntut di akherat kelak. Maka silakan cari kode atau bahan candaan yang lebih bermutu.
Lantas, apa sih sebenarnya Sunnah Rasul itu?
Definisi yang benar tentang Sunnah Rasul dalam Islam mengacu kepada sikap, perilaku / tindakan, ucapan dan cara Nabi Muhammad sallallahu ‘alaihi wa sallam menjalani hidupnya. Sunnah merupakan sumber hukum kedua dalam Islam, setelah Al-Quran. Narasi atau informasi yang disampaikan oleh para sahabat tentang sikap, tindakan, ucapan dan cara Rasulullah disebut sebagai hadits. Sedangkan Sunnah yang diperintahkan oleh Allah disebut Sunnatullah.
Keseharian dan perilaku Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam merupakan gambaran kesempurnaan utuh seorang manusia. Akhlak Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam merupakan kesempurnaan akhlak pada diri seseorang yang harus diikuti dan diteladani. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik bagimu.” [QS Al Ahzab: 21].
Bagi seorang Muslim, mengikuti sunnah atau tidak bukanlah suatu “kebebasan memilih”. Sebab mengamalkan ajaran Islam sesuai garis yang telah ditentukan oleh Rasulullah adalah KEWAJIBAN yang harus ditaati, sebagaimana difirmankan dalam Al-Qur’an:
“Dan apa yang Rasul berikan untukmu, maka terimalah ia, dan apa yang ia larang bagimu, maka juhilah.” [Q.S. Al-Hasyr: 7]
Sunnah merupakan kunci untuk memahami pesan-pesan Al-Qur’an dan sebagai perangkat pengurai yang menunjuki dari dalil-dalil yang tersedia di dalamnya. Al-Qur’an diturunkan hanya memuat prinsip-prinsip dasar dan hukum Islam secara global sebagai aturan hidup, sedang sunnah mengajarkan petunjuk pelaksanaannya; jadi sunnah sangat diperlukan jika seseorang hendak mengamalkan secara benar ajaran Islam guna menjadi seorang Muslim yang hakiki. Hal ini dinyatakan dalam Al-Qur’an:
“Siapa yang taat kepada Rasul, maka ia taat kepada Allah.” [Q.S. An-Nisaa’: 80]
Apakah ada Sunnah Rasul yang ada keterkaitannya dengan aktivitas pada hari Jumat (atau malam Jum’at)?
Ada. Hadits di bawah ini shahih.
- Memperbanyak membaca shalawat. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْثِرُوا الصَّلاَةَ عَلَىَّ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةَ الْجُمُعَةِ فَمَنْ صَلَّى عَلَىَّ صَلاَةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرًا
“Perbanyaklah shalawat kepadaku pada pada hari Jum’at dan malam Jum’at. Barangsiapa yang bershalawat kepadaku satu kali niscaya Allah bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Al Baihaqi)
- Membaca Al-Qur’an khususnya surat Al Kahfi. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِى يَوْمِ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua Jum’at.” (HR. An Nasa’i dan Baihaqi)
- Memperbanyak do’a setelah shalat Ashar.
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ
Dari Jabir bin Abdillah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari Jum’at adalah dua belas jam. Di dalamnya terdapat satu waktu di mana tidaklah seorang muslim memohon sesuatu kepada Allah pada saat itu, melainkan Allah akan mengabulkannya. Maka carilah ia pada saat-saat terakhir setelah shalat Ashar.” [HR. An-Nasa’i nomor 1388]
- Membaca surat As-Sajdah dan Al-Insan dalam Sholat Subuh. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca pada shalat Shubuh di hari Jum’at “Alam Tanzil …” (surat As Sajdah) pada raka’at pertama dan “Hal ataa ‘alal insaani hiinum minad dahri lam yakun syai-am madzkuro” (surat Al Insan) pada raka’at kedua.” (HR. Muslim)
Dan dianjurkan ketika di rakaat pertama sampai pada bacaan ayat ke 15, imam sujud diikuti oleh makmum. Setelah sujud, imam berdiri kembali membaca ayat selanjutanya sampai selesai. - Shalat Jum’at, Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:
“Salat Jumat itu wajib atas tiap muslim dilaksanakan secara berjamaah terkecuali empat golongan yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit.” (HR.Abu Daud dan Al Hakim)
Jadi, kalau bicara Sunnah Rasul di hari Jumat dan malam Jum’at, ya silakan kaitkan dengan LIMA aktivitas yang disebutkan di atas. Jangan dikaitkan dengan nge-seks atau ML. Bagi pasutri, kalau mau ML bisa kapan saja, tidak ada hari istimewa.
Mari menjaga, memelihara dan mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam yang selama ini menjadi hukum syariat kedua setelah Al-Qur’an.
Salam hangat tetap semangat,
Iwan Yuliyanto
12.09.2013
Update, Mas.
Sekarang, ML = Mobile Legend.
Sunnah Rasul di Malam Jumat = Mobile Legend ?
z puas dengan pembahasan di atas tentang arti dari sunnah rasul.
Sampai saat ini, tiap Kamis sore sampai Jumat siang tidak pernah sepi dari pernyataan miring tentang malam Jumat.
Mas Iwan. Sudah punya meme atau sejenisnya terkait artikel ini? Saya akan bantu sebarkan.
Terimakasih sharingnya, pengetahuan bertambah dari sebelumnya. Sungguh sebuah kebaikan bagi kakak penulis. Taubat jadi lebih baik Aamiin. Jadilah muslimah yang taat, kenakan jilbab karena memakai jilbab merupakan kewajiban seorang muslimah yang ingin lurus di jalan Allah. Tinggalkan pacaran karena tidak sesuai dengan ajaran islam. Ada banyak cara memakai jilbab dan cerita hijrah di website islami. Kutinggalkan dia karena dia. 🙂
Miris mas :’ hal begini kebanyakan malah buat bercandaan 😥
copas yaa supaya pada mikir tu org2.. hehehe
trnyta ada penjelasannya mskipun awam bget tp aq mang gak pernh/mghindari ML dimlm jumat…alsan yg paling utama krna ga mau walau banyak di omong dmnpun tp htiku ttep ga pas ato gak ngeh…thanks atas pencerahanya..maaf apa anda alirannya sama dngan blog yg di ASLIBUMIAYU??
ML bisa kapan saja, tidak ada hari khusus, sepanjang istri tidak sedang berhalangan.
Saya tidak tahu detil blog Aslibumiayu dan alirannya seperti apa. Silakan mas Madra’i menjelajahi isi blog saya ini. Semoga bermanfaat, mencerahkan dan membangun.
Alhamdulillah nambah ilmu.. 😀
untuk info lebih lengkap tentang amalan-amalan di hari jum’at bisa cek di http://pondokprogrammer.com/malam-jumat/
subhanallah. terimakasih usztad benar2 artikel yang memberi pencerahan…
assalamu alaikum pak uztad..bukannya imam syafi’i sdh menjelaskan bahwa bid’ah itu terbagi 2..ada bid’ah dholala dan ada bid’ah khasana..mhon penjelasannya uztad..mksh
Wa’alaikumsalam, mas Faizal.
Memang benar Imam Syafi’i mengatakan begitu. NAMUN yang terjadi justru adalah kesalah-pahaman (salah kaprah) mereka yang mengartikan perkataan beliau tsb. Akibatnya, para pelaku bid’ah pasti akan berdalih bahwa bid’ah yang dilakukannya adalah bid’ah yang terpuji, bukan tercela.
Benar apa yg dikatakan Imam Syafi’i:
“Sesungguhnya anggapan baik (al-istihsan) itu hanyalah menuruti selera hawa nafsu” [Ar-Risalah, hal. 507]
Jadi kalo pelaku bid’ah ditanya:
“Apa standar Anda dalam menentukan baiknya suatu bid’ah?”
Niscaya kita akan mendapatkan jawaban yg beragam, karena memang gak ada standarnya. Akhirnya, jika kita rangkum keseluruhan pendapat mereka beserta contoh2nya, tidaklah tersisa bid’ah bagi mereka kecuali ia adalah hasanah.
Imam Asy-Syafi’i sendiri pernah berkata: “Jika kalian mendapati dalam kitabku sesuatu yang menyalahi hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, maka berpendapatlah (sesuai) dengan hadits itu dan TINGGALKAN sesuatu yang aku katakan”.
Diriwayatkan oleh Al-Harawi dalam Dzammul Kalam (3/47/1).
Imam Syafi’i juga mengatakan:
“Barangsiapa yang menganggap baik sesuatu (dalam agama, menurut pendapat / akalnya), sesungguhnya ia telah membuat syari’at (baru)” [al Mankhuul]
http://www.detexsi.com/2015/02/sunnah-rasulullah-dalam-kehidupan.html
trimakasih banget untuk ilmu nya..
ijin bagiin ya ke teman teman aku..
thankz pak ustazt iwan.anda telah menunjukkan kaum muslim or muslimah termasuk sy Sendiri ke jalan yg betul.
ijin sare ya pak uztat.. semoga bisa bermanfaat
InsyaALLAH bermanfaat ini pak Ustad..:)
saya yg awam ini saja baru ngeh..
terimakasih..:)
miris sekali
ijin share di twitter ya
Silakan, mas.
Reblogged this on Kedai Koma.
Istilah sunah Rosul memang identik dengan melakukan hubungan suami istri, meski pada hakekatnya tidak selalu demikian seperti yang dijelaskan dalam artikel di atas. Informasi di atas sangat bermanfaat sekali guna menambah wawasan. Terima kasih ya untuk postingannya.
alhamdulillah bermanfaat
[…] Sumber […]
Bermanfaat. Izin copy Pak
alhamdulillah.. trims atas pencerahan nya.. ijin share link ustadz… ..
Reblogged this on my dream my world and commented:
read this!
info yang meluruskan kesalahapahaman akan sunnah rasul.. mantaap
ditunggu kunjungan balik di sentrasenter.com
Informasi yang bermanfaat sekali. Ijin share dengan teman yang lain. Terimakasih.
Mksh ilmunya,,,,,
Sangat brmanfaat
Alkhamdulillah..
Terima kasih menambah keilmuan dan pengetahuan saya .smg bermanfaat .Amiin yarrobul Alammin
Reblogged this on Katakata Sukasuka and commented:
Jangan lagi pakai istilah “Sunnah Rasul”..!!
SEGALA YANG RASULULLAH AJARKAN, BAIK BERUPA UCAPAN, TINDAKAN, ATAUPUN BERUPA EKSPRESI “ITU ADALAH SUNNAH”.
awas !!! ,, ini mungkin ada kaitannya dengan ajaran syi’ah . bukan bermaksud “menuduh” , coba anda pahami apa itu syi’ah , ada yang dikenal dengan “mut’ah” , dalam ajaran syi’ah penuh akan kesesatan . dan banyak hadist2 palsu yang sengaja dibuat , contohnya sekarang apa yang terjadi suriah adalah akibat ajaran sesat syi’ah yang ingin menganjurkan umat muslim sejati (muslim sunni) . banyak para mujahidin yang berperang melawan para sesat syi’ah ini .
akan lebih baik kalau mengetahui dulu apa itu syi’ah (*bagi yang belum mengetahui) karena syi’ah itu yahudi + syaitan = Syi’ah . bisa anda searching di google atau youtube akan kesesatan syi’ah ini , demi kebaikan kita semua !!!
SubhanaLLoh
awas !!! ,, ini mungkin ada kaitannya dengan ajaran syi’ah . bukan bermaksud “menuduh” , coba anda pahami apa itu syi’ah , ada yang dikenal dengan “mut’ah” , dalam ajaran syi’ah penuh akan kesesatan . dan banyak hadist2 palsu yang sengaja dibuat , contohnya sekarang apa yang terjadi suriah adalah akibat ajaran sesat syi’ah yang ingin menganjurkan umat muslim sejati (muslim sunni) . banyak para mujahidin yang berperang melawan para sesat syi’ah ini .
akan lebih baik kalau mengetahui dulu apa itu syi’ah (*bagi yang belum mengetahui) karena syi’ah itu yahudi + syaitan = Syi’ah . bisa anda searching di google atau youtube akan kesesatan syi’ah ini , demi kebaikan kita semua !!!
Pak Iwan, nulis tentang masjid berisik dong, bagaimana sebaiknya supaya tidak terlalu mengganggu dan lebih sesuai ajaran Islam
Assalamulaiküm waroh matulloh hiwabaro khatuh
Pak Ustaz saya maü taü tentang kisah pasangan suami istri
Hak untuk para Lélaki
Yg seharusnya lelaki tdk boléh Kasar dlam ucpan lisan
Kbnykn léláki jaman sekarg kan klü ngomong kasar koar2 bgtu pak u as taz
Taü sndri kilü cewek Kán maünya lémbut dlm ucpán
Hadist ini memang sangat populer di kaum awam
Izin mas,,,,,
Lau bisa Ayat tau hadist yang bersangkutan di tampilakan mas,,,,
jadi pembaca dapat lebih percaya dan bisa langsung melihat buktinya a,,,
karena sekarang sudah terlalu banyak orang yang pintar dan memahami agama, tetapi yang dilakukannya malah pintar2 an dan merasa pendapatnya paling benar,,,,
terutama didunia maya,,,,,
thank’s
Malam ini Malam Jum’at, minggu lalu pas ada yang nyeletuk tentang Sunnah di Malam Jumat, aku kan ga paham, terus nanya, malah dibilang “Anak kecil ga perlu tau”.. Dan Malam Jum’at ini aku menemukan Sunnah apa itu. Ya ngaji, ya sholawatan, ya berdoa . Ijin copas ya Pak 🙂
distorsi terhadap ajaran agama ini akan, telah dan terus berusaha dilakukan oleh kaum kafir sekuler untuk membelokkan serta menghancurkan Islam….
Waspadalah…. waspadalah….
Dengan menyuruh anak2 untuk diam itu disebut pendidikan? Pendidikan itu lebih kepada dapat membuat anak2 memahami tindakannya sendiri dan tanpa perlu disuruh apalagi dibentak.
Mungkin komentar mas Gubs ini untuk mas Aditia Putra Kurniawan, karena tidak ada hubungannya dengan jurnal di atas. Biar kelihatan runut, silakan klik Reply pada lingkungan komentar yang terkait. Silakan diulangi lagi, mas Gubs 🙂
brarti menggunakan teknologi untuk berdakwah… pake laptop, internet, ruang belajar, pake meja, kursi pulpen, tab, liat facebook kajian islam… itu bidah…. karna ga ada dasarnya….
Perkataanmu persis sekali dengan orang-orang sekuler yang asbun bicara soal akidah. Sarana dan prasarana dalam berdakwah gak ada hubungannya dengan bid’ah. Jagalah hati sebelum berkomentar ya, bro 🙂
Ati2 dengan komen nya bung aditia p.k.
Klo pendapat Anda yg mengatakan perbuatan tersebut (klo bukan disebut ibadah) bukan bid’ah, tolong tunjukkan 1 saja dasar hukumnya. Jgn ngomong koar2 tp tidak berdasar n hy opini Anda saja krn Anda mengamalkannya.
#sepakat dg ust. Iwan
Terima Kasih. Izin Copy biar semua orang tahu.
Terima Kasih atas penjelasan tentang agama mohon maaf atas segala ketidak tahuan……………….. Allohuakbar.
terima kasih untuk infonya, menambah keilmuan saya tentang agama.
Kang mau tanya perihal bid’ah tadi
Membaca ayat Al Quran bersama-sama itu boleh gk sih? Setahuku yasinan pada mlm jum’at itu bkn pemgkhususan tapi penjadwalan, makasih kang.
Afwan, apakah semua bid’ah itu sesat? Tidak adakah bid’ah hasanah? Bukankah arti bid’ah secara bahasa bukan hanya sesat? Tapi juga bs diartikan menyimpang? Sedangkan kalau menyimpang tinggal diluruskan saja, yg baiknya diteruskan, yg salahnya dibenarkan… 🙂
tambahan gan Apa pun yang terjadi di antara mereka berdua, apalagi urusan jima’ (senggama) misalnya, dilarang untuk diceritakan kepada orang lain. Menceritakan rahasia semacam itu mencerminkan miskinnya kehormatan diri dan tidak adanya rasa malu, selain memang tidak ada manfaatnya. Oleh karena itu, ajaran Islam melarangnya dengan keras.
Alhamdulillah…..
Sebuah pencerahan Hati dan Fikiran.
Ijin Coppas Ust Iwan…..Semoga menjadikan Syiar..
Amiiiiiiiinnn..
Silakan, semoga membawa manfaat bagi kita semua.
Astaghfiruloh…
Subhanalloh hatur nuhun atas penjelsannya.
wah… salah kaprah ya mas.
dulu pernah belanja di salah satu mini market, dia memang menyediakan kondom. Dan pas kebetulan saat itu malam Jum’at, banyak yang membeli karena malam itu malam Sunnah Rasul. Sayang sekali memang mendengarnya bahwa malam itu juga dimanfaatkan oleh para remaja untuk melakukan. membaca tulisan mas, saya jadi lebih terbuka lagi mas. moga semua bisa mulai memahami makna sebenarnya.
Pa,apakah benar melaksanakan maulid nabi (muludan),sholawat nariyah,dan tahlilan itu termasuk bid’ah yg tidak boleh kita lakukan..?
Sebelumnya pahami dulu apa yg dimaksud dg bid’ah, sehingga ketika ada sahabatmu yang memberikan masukan atau mengingatkan tentang amalan bid’ah, mas Lukman Maulana gak gampang marah-marah.
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “yang dimaksud dengan bid’ah adalah setiap perbuatan yang diada-adakan dalam agama yang tidak ada dalil yang menunjukkan disyari’atkannya perbuatan tersebut” (Jami’ul ‘Ulum wal Hikam, 2/127)
Juga ada hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Barang siapa yang beramal bukan diatas petunjuk kami, maka amalan tersebut tertolak.” (Muttafaqun alaihi, dari lafazh Muslim)
Kemudian ada kaidah ushul fiqh yang berbunyi:
“Hukum asal dari suatu ibadah adalah batal, hingga terdapat dalil (argumen) yang memerintahkannya.”
Menjawab pertanyaanmu, jumhur ulama berpendapat bahwa perayaan maulid nabi, sholawat nariyah, dan tahlilan adalah bid’ah. Coba carilah dalil yang memerintahkan adanya kegiatan ibadah-ibadah tersebut, sehingga dihukumi tidak bid’ah.
Berarti ibadah-ibadah itu masih boleh di laksanakan atau harus di tinggalkan ??
Masalahnya di kampung saya para ustad dan kiyai masih melaksanakan ibadah-ibadah tersebut…
Kalau peringatan maulid sekedar refleksi dan tausiyah ya gak papa. Butuh kelenturan sikap dalam berdakwah di tengah masyarakat. Namun kalau berlebihan seperti sekaten, atau memperingatinya dengan menghambur-hamburkan uang ya gak boleh.
Begitu juga dengan tahlilan, yasinan, dan shalawatan nariyah. Kelenturan sikap itu seperti apa?
Contohnya begini:
Tradisi tahlilan (yasinan) hingga hari ini masih berlaku di masyarakat kita, padahal Rasulullah tidak pernah mencontohkan yasinan tiap malam jum’at. Lantas jika diundang apakah menolak?
Ya jangan doong, silakan meniatkan datang untuk silaturahim. Karena di sinilah pentingnya peran kita menjadi insan yg memiliki pengaruh di lingkungan masyarakat, memiliki kemampuan komunikasi dan bahasa yg baik, tidak ujug-ujug bilang “Ini bid’ah, dholalah, bubar!”
Walaupun hal itu memang bid’ah karena tak pernah dicontohkan Rasulullah.
Lantas bagaimana mengubah kebiasaan yg keliru dgn cara yg bijak?
Pakai strategi … sebelum acara tahlilan (yasinan) tersebut dimulai, kita duluan yg ambil alih, membuka acara, dan secara bertahap ‘membuat acara di dalam acara’. Supaya masyarakat tidak shock dan jadi ilfil sama kita, kitanya mesti bersabar menuntun masyarakat agar bisa lepas dari bid’ah dan kembali ke jalur yang sesuai dengan syari’at. Misalnya dimulai dari Pekan Pertama, sampaikan: “Hari ini, sebelum yasinan, kita mulai dengan taujih/tausiyah”.
Pekan Kedua: “Supaya pengajian kita lebih variatif dan tidak monoton, hari ini, baca yasinnya bergantian, tidak berjama’ah ya ibu-ibu”.
Pekan Ketiga: “Bagaimana kalau hari ini kita baca surah al-Kahfi? Sesuai dgn sabda Rasulullah … dan seterusnya sampai dgn kebiasaan yg keliru tsb benar2 hilang dari masyarakat dan berganti dgn kebiasaan yg sesuai tuntunan syari’at.
Sekali lagi kuncinya: kelenturan sikap.
selama itu ibadah diluar syahadat, sholat, puasa, zakat, haji, dll itu boleh2 aja kok.. yasinan, skaten, maulidan, itu bukan bid’ah… yang bid’ah itu kalo sholat wajib sujudnya 3x dalam 1 roka’at (bukan sujud sahwi). karena itu adalah budaya, yang dimasukkan ajaran2 islam didalamnya. skaten itu serapan bahasa dari syahadat tain (2 kalimat syahadat) itu termasuk salah satu cara dalam menyebarkan agama islam di nusantara ini. kalo ga dengan begitu, islam di nusantara ini ga bakalan bisa seberkembangnya seperti sekarang ini… tahilan itu juga boleh2 aja kok… mendoakan orang yang dah meninggal juga gpp kok… malah selain mendo’akan, kita juga dapet kebaikan dari bergaul… yasinan itu juga gpp kok, ga bid’ah… sholawatan bersama itu juga gpp ga bid’ah… selama itu hubungannya dengan manusia sekitar, itu ga bid’ah… kalo yang langsung kepda Allah, itu baru bid’ah… karena tahlilan, yasinan, kendurenan, skaten, sholawatan itu bukan ibadah… yang dimaksud ibadah itu seperti syahadat, sholat, puasa, zakat, haji,…
ijin copas bung Iwan…nice inpoh
mas Iwan kalau hukum dari kegiatan sholat jum’at di area sekolahan. dan jamaahnya pun dari anak2 sekolah. lah anak2 sekolah kan biasanya suka rame mskipun sdah di tegur berulang kali. nah apa hukum sholat jum’at itu tadi ya mas? Mohon pencerahannya
Mas Abdul Basith, ya namanya juga anak-anak kalo bertemu dengan komunitas / sebayanya, biasanya mereka tidak bisa menahan diri untuk heboh, dan ini sepertinya ada berlaku di mana-mana, termasuk di tempat saya.
Namun yang perlu diingat adalah ada sebuah hadits:
“Dari Abu Hurairah, bahwasannya Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Jika engkau berkata kepada kawanmu “diamlah!”, pada hari Jum’at dan imam sedang berkhutbah, maka sungguh engkau telah mengatakan perkataan sia-sia.” [HR Bukhari, no. 934; Muslim, no. 851].
Maksud ‘sia-sia’ dalam hadits tersebut adalah tidak mendapatkan keutamaan dan keberkahan Jum’at pada hari itu.
Bila semua orang mengerti dan faham dengan petunjuk ini, saya yakin dan percaya bahwa menjaga agar anak-anak tidak berisik adalah tanggung jawab bersama agar ketenangan, kenyamanan dan kekhusyukan Jum’at bisa terjaga. Oleh karena itu, mereka harus diberi pengertian oleh orang tuanya dari rumah, oleh gurunya saat pelajaran akhlak dan budi pekerti. Orang tua yang bijak tentu tidak akan membiarkan orang tua lainnya hilang pahalanya gara-gara menegur anak-anak saat khatib naik mimbar atau sholat Jum’at.
untuk pendidikan anak, gpp deh sia2 tapi sang anak jadi ga rame lagi waktu jum’atan… dari pada ga sia2, tapi sang anak terus2an rame ketika jum’atan…^_^
Mohon ijin share
mohon ijin share ya..
mohon izin untuk di share
Silakan, semoga bermanfaat ya.
hadits yang sah dijadikan rujukan adalah riwayat Tirmidzi nomor 496, An-Nasai 3/95-96, Ibnu Majah nomor 1078, dan Ahmad 4/9. Hadits-hadits itu senada, yang terjemahnya sebagai berikut:
“Barangsiapa (yang menggauli istrinya) sehingga mewajibkan mandi pada hari Jum’at kemudian diapun mandi, lalu bangun pagi dan berangkat (ke masjid) pagi-pagi, dia berjalan dan tidak berkendara, kemudian duduk dekat imam dan mendengarkan khutbah dengan seksama tanpa sendau gurau, niscaya ia mendapat pahala amal dari setiap langkahnya selama setahun, balasan puasa dan shalat malam harinya.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad).bukankah ini anjuran sunnah diatas?
Dalam sebuah hadits shahih disampaikan:
“Hubungan badan antara kalian (dengan istri) adalah sedekah”. Para sahabat lantas ada yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?” Beliau menjawab, ”Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa. Oleh karenanya jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala.” (HR. Muslim)
Jima’ antara suami dan istri adalah sedekah. Ia mendapatkan pahala atas hubungan halal ini, sebagaimana seseorang mendapatkan dosa jika ia berzina. Jadi, aktivitas jima’ ini bisa dilakukan kapan saja, tidak hanya di malam Jum’at, dan bernilai sedekah. Kecuali masa-masa yang dilarang untuk melakukan aktivitas jima’.
Hadits shahih yang Ummu Shabira sampaikan di atas menggambarkan betapa besarnya balasan pahala bagi orang yang melakukannya. Ada 6 paket amal dalam sebuah hadits: (1) menjima’ istri, (2) mandi, (3) bangun pagi, (4) berangkat awal ke masjid (dengan berjalan dan tidak berkendara) untuk menunaikan shalat Jum’at, (5) duduk dekat imam dan (6) mendengarkan khutbah dengan seksama. Pahala dalam hadits ini diberikan kepada orang yang melakukan paket enam amal tersebut, tidak terpisah-pisah.
Mandi Jum’at yang disebutkan dalam hadits tersebut adalah dimulai setelah terbit fajar di hari Jum’at. Artinya jima’ dalam hadits tersebut dilakukan pada hari Jum’at (pagi), bisa menjelang Subuh atau sesudah sholat Subuh. Itu hanya soal kesempatan melakukannya saja. Jika mampu dilakukan, Insya Allah membawa berkah.
Sedangkan yang populer di masyarakat kita bahwa istilah sunnah Rasul itu hanya aktivitas jima’ di waktu malam Jum’at. Ini salah kaprah. Kalau merujuk pada hadits yang Ummu Shabira sampaikan di atas, maka untuk disebut perbuatan sunnah, lakukanlah 6 paket amal tanpa terpisah. Wallaahu a’lam bish shawab.
ikut nyimak
Dalam Kitab Makarimul Akhlaq hlm. 210-212, hadist dari Abu Said Al-Khudri, Rasulullah saw pernah berwasiat kepada menantunya Ali bin Abi Thalib:
“Wahai Ali, jika isterimu memasuki rumahmu, hendaknya melepaskan sandalnya ketika ia duduk, membasuh kedua kakinya, menyiramkan air dimulai dari pintu rumahmu sampai ke sekeliling rumahmu. Karena, dengan hal ini Allah mengeluarkan dari rumahmu 70.000 macam kefakiran dan memasukkan ke dalamnya 70.000 macam kekayaan, 70.000 macam keberkahan, menurunkan kepadamu 70.000 macam rahmat yang meliputi isterimu, sehingga rumahmu diliputi oleh keberkahan dan isterimu diselamatkan dari berbagai macam penyakit selama ia berada di rumahmu.
Cegahlah isterimu (selama seminggu dari awal perkawinan) minum susu dan cuka, makan Kuzbarah (sejenis rempah-rempah, ketumbar) dan apel yang asam.
Ali bertanya: Ya Rasulallah, mengapa ia dilarang dari empat hal tersebut?
Rasulullah saw menjawab: Empat hal tersebut dapat menyebabkan isterimu mandul dan tidak membuahkan keturunan. Sementara tikar di rumahmu lebih baik dari perempuan yang mandul.
Kemudian Ali bertanya: Ya Rasulallah, mengapa ia tidak boleh minum cuka?
Rasulullah saw menjawab: Cuka dapat menyebabkan tidak sempurna kesucian dari haidnya; Kuzbarah menyebabkan darah haid berakibat negatif terhadap kandungannya dan mempersulit kelahiran; sedangkan apel yang asam dapat menyebabkan darah haid terputus sehingga menimbulkan penyakit baginya.
Kemudian Rasulullah saw bersabda:
1. Wahai Ali, janganlah kamu menggauli isterimu pada awal bulan, tengah bulan, dan akhir bulan, karena hal itu mempercepat datangnya penyakit gila, kusta, dan kerusakan syaraf padanya dan keturunannya.
2. Wahai Ali, janganlah kamu menggauli isterimu sesudah Zhuhur, karena hal itu (bila dianugrahi anak) dapat menyebabkan jiwa anak mudah goncang, dan setan sangat menyukai manusia yang jiwanya goncang.
3. Wahai Ali, janganlah kamu menggauli isterimu sambil berbicara, karena hal itu (bila dianugrahi anak) dapat menyebabkan kebisuan. Dan janganlah seorang suami melihat kemaluan isterinya, hendaknya memejamkan mata ketika berhubungan, karena melihat kemaluan dapat menyebabkan kebutaan pada anak.
4. Wahai Ali, jangan menggauli isterimu dengan dorongan syahwat pada wanita lain (membayangkan perempuan lain), karena (bila dikaruniai anak) dikhawatirkan memiliki sikap seperti wanita itu dan memiliki gangguan kejiwaan.
5. Wahai Ali, barangsiapa yang bercumbu dengan isterinya di tempat tidur janganlah sambil membaca Al-Qur’an, karena aku khawatir turun api dari langit lalu membakar keduanya.
6. Wahai Ali, jangan menggauli isterimu dalam keadaan telanjang bulat, juga isterimu, karena khawatir tidak tercipta keseimbangan syahwat, yang akhirnya menimbulkan percekcokan di antara kalian berdua, kemudian menyebabkan perceraian.
7. Wahai Ali, janganlah menggauli isterimu dalam keadaan berdiri, karena hal itu merupakan bagian dari prilaku anak keledai, dan (bila dianugrahi anak) ia suka ngencing di tempat tidur seperti anak keledai kencing di sembarangan tempat.
8. Wahai Ali, jangan menggauli isterimu pada malam ‘Idul Fitri, karena hal itu (bila dikaruniai anak) dapat menyebabkan anak memiliki banyak keburukan.
9. Wahai Ali, jangan menggauli isterimu pada malam ‘Idul Adhha, karena (bila dianugrahi anak) dapat menyebabkan jari-jarinya tidak sempurna, enam atau empat jari-jari.
10. wahai Ali, jangan menggauli isterimu di bawah pohon yang berbuah, karena hal itu (bila dianugrahi anak) dapat menyebabkan ia menjadi orang yang penyambuk atau pembunuh atau tukang sihir.
11. Wahai Ali, jangan menggauli isterimu di bawah langsung sinar matahari kecuali tertutup oleh tirai, karena hal itu (bila dianugrahi anak) dapat menyebabkan kesengsaraan dan kefakiran sampai ia meninggal.
12. Wahai Ali, jangan menggauli isterimu di antara adzan dan iqamah, karena hal itu (bila dikaruniai anak) dapat menyebabkan ia suka melakukan pertumpahan darah.
13. Wahai Ali, jika isterimu hamil, janganlah menggaulinya kecuali kamu dalam keadaan berwudhu’, karena hal itu (bila dikaruniai anak) dapat menyebabkan ia buta hatinya dan bakhil tangannya.
14. Wahai Ali, jangan menggauli isterimu pada malam Nisfu Sya’ban, karena hal itu (bila dikaruniai anak) dapat menyebabkan tidak bagus biologisnya, bertompel pada kulit dan wajahnya.
15. Wahai Ali, jangan menggauli isterimu pada akhir bulan bila sisa darinya dua hari (hari mahaq), karena hal itu (bila anugrahi anak) dapat menyebabkan ia suka bekerjasama dan menolong orang yang zalim, dan menjadi perusak persatuan kaum muslimin.
16. Wahai Ali, jangan menggauli isterimu di atas dak bangunan (yang tidak beratap), karena hal itu (bila dianugrahi anak) dapat menyebabkan ia menjadi orang munafik, riya’, dan ahli bi’ah.
17. Wahai Ali, jangan menggauli isterimu ketika hendak melakukan perjalana (bermusafir), jangan menggaulinya pada malam itu, karena hal itu (bila dikaruniai anak) dapat menyebabkan ia suka membelanjakan harta di jalan yang tidak benar (pemboros). Kemudian Rasulullah saw membacakan firman Allah swt:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟْﻤُﺒَﺬِّﺭِﻳْﻦَ ﻛَﺎﻧُﻮْﺍ ﺇِﺧْﻮَﺍﻥَ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴْﻦَ.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara setan.” (Al-Isra’: 27).
18. Wahai Ali, jangan menggauli isterimu jika kamu hendak bermusafir 3 hari 3 malam, karena hal itu (bila dianugrahi anak) dapat menyebabkan ia menjadi penolong orang yang dzalim.
19. Wahai Ali, gauilah isterimu pada malam senin, karena hal itu (bila dikaruniai anak) dapat menyebabkan ia menjadi pemelihara Al-Qur’an, ridha terhadap pemberian Allah swt.
20. Wahai Ali, jika kamu menggauli isterimu pada malam Selasa, hal itu (bila dikaruniai anak) dapat menyebabkan ia dianugrahi syahadah setelah bersaksi “Sesungguhnya tiada tuhan kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah”, tidak disiksa oleh Allah bersama orang-orang yang musyrik, bau mulutnya harum, hatinya penyayang, tangannya dermawan, dan lisannya suci dari ghibah dan dusta.
21.Wahai Ali, jika kamu menggauli isterimu pada malam Kamis, hal itu (bila dianugrahi anak) dapat menyebabkan ia menjadi ahli hukum dan orang yang ‘alim.
22. Wahai Ali, jika kamu menggauli isterimu pada hari Kamis setelah matahari tergelincir, hal itu (bila dikaruniai anak) dapat menyebabkan ia tidak didekati setan sampai berubah rambutnya, menjadi orang yang mudah paham, dan dianugrahi oleh Allah Azza wa Jalla keselamatan dalam agama dan di dunia.
23. Wahai Ali, jika kamu menggauli isterimu pada malam Jum’at, hal itu (bila dianugrahi anak) dapat menyebabkan ia menjadi orang yang orator. Jika kamu menggauli isterimu pada hari Jum’at setelah Ashar, (bila dikaruniai anak) dapat menyebabkan ia menjadi orang yang terkenal, termasyhur dan ‘alim. Jika kamu menggauli isterimu pada malam Jum’at sesudah ‘Isya’, maka diharapkan kamu memiliki anak yang menjadi penerus, insya Allah.
24. Wahai Ali, jangan gauli isterimu pada awal waktu malam, karena hal itu (bila dianugrahi anak) dapat menyebabkan ia menjadi orang yang tidak beriman, menjadi tukang sihir yang akibatnya buruk di dunia hingga di akhirat.
25. Wahai Ali, pegang teguhlah wasiatku ini sebagaimana aku memeliharanya dari malaikat Jibril alaihis salam.
mohon koreksinya
Terimakasih, mas Achmad Soleh.
Okey, saya coba menanggapi ya …
Terus terang ya … saya merasa tersenyum geli membaca quote hadits dari Anda. Lha gimana tidak, apa iya masuk akal Rasulullah mewasiatkan kepada Ali bin Abi Thalib seperti itu?
Misalnya saja:
[Poin 10] Wasiat Rasulullah agar jangan berhubungan di bawah pohon yang berbuah.
Tanggapan:
Sangat lucu, karena itu sudah jelas gak boleh. Memangnya manusia macam apa yang mau berhubungan di bawah pohon yang setiap saat bisa dilihat setiap orang yang lewat? Hanya binatang, contohnya anjing, yang berhubungan di bawah pohon.
[Poin 11] Wasiat Rasulullah kepada Ali agar jangan menggauli istri di bawah sinar matahari langsung.
Tanggapan:
Ini juga lucu, karena itu sudah jelas gak boleh. Hubungan suami istri adalah hubungan yang sangat rahasia, dan seseorang biasa melakukannya di dalam ruangan atau kamar. Manusia seperti apa yang akan melakukan hubungan di tempat yang terkena sinar matahari secara langsung seperti di pinggir pantai atau di tanah lapang bak hewan?
[Poin 16] Wasiat Rasulullah agar jangan berhubungan di atas atap bangunan.
Tanggapan:
Ini juga jelas gak boleh. Kok bisa Rasulullah begitu mengkuatirkannya, lha memangnya kucing yang mau berhubungan di atas atap rumah? Sangat tidak masuk akal Rasulullah berwasiat seperti ini kepada orang yang mulia seperti Ali bin Abi Thalib.
[Poin 22] Wasiat Rasulullah keutamaan menggauli istri pada hari Kamis pada saat zawal (matahari tergelincir), karena anak yang lahir dari hubungan itu tidak akan didekati oleh Syaitan hingga ia tua dan Allah akan memberinya keselamatan di dunia dan akhirat.
Tanggapan:
Sangat tidak masuk akal. Karena pada waktu ini –matahari tergelincir di siang hari- umat Islam sedang shalat Zhuhur di masjid-masjid. Sangat mustahil Rasulullah menganjurkan hubungan suami istri pada waktu ini. Ataukah menurut penyusun kitab hubungan suami-istri lebih afdhal dari shalat zhuhur pada awal waktu?
Itu sebagian tanggapan saya, masih banyak poin-poin di atas yang janggal, nanti ada waktu akan saya buat jurnal tersendiri.
Dari situ sampeyan bisa tahu bagaimana derajat hadits tersebut. Silakan pelajari bagaimana Kitab Makarimul Akhlaq itu disusun.
Jika ada non-muslim yang membaca wasiat-wasiat Rasulullah seperti di atas ya mungkin saja mereka akan tertawa, dan mengatakan, “Apa iya sih seperti ini Nabinya umat Islam?”
Ingat, mas Achmad Soleh bahwa Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang berdusta atas namaku, bersiaplah mengambil tempat duduknya di Neraka.”
malam jum’at iku malam yang mulia, menurut saya lebih bagus untuk mendekatkan diri kepada allah, baca yasin, tahlilan.
tapi karang wong indo malah menafsirkan malam jumat kie malam kikuk kikuk.. 🙂
ikut nyimakk ^_^
mas iwan mau nanya bener ga sih hadist ini tpi sya lupa yang meriwayatkannya “barang siapa yang membaca surat yasin pada malam jumat , maka pada esok harinya dosa-dosanya akan di ampuni oleh allah swt”
Redaksi hadits-nya:
“Barang siapa yang membaca pada malam Jumat, Haamim Ad Dukhan dan Yaasin, maka pada paginya dia akan mendapatkan ampunan.”
Semua sanad hadits ini memiliki perawi yang cacat, maka para ulama men-DHAIF-kan hadits ini.
Kalau niatnya membaca surat Yasin adalah untuk membaca Al-Qur’an sebagaimana surat-surat lainnya bukan hanya surat Yasin saja, maka itu tidak mengapa, malah dapat pahala atas bacaan Al-Qur’an.
Tapi kalo niatnya agar dapat diampuni sebagaimana hadits di atas, maka itu tidak boleh, karena bersandar pada hadits yang LEMAH / tidak shahih.
pentolan2 JIL sering pake becandaan ini
ah, kawan2 yang katanya aktivis dakwah juga iya ding..
tentang membunuh yahudi.. sunah rasul..
sering buat becandaan bapak2..duh
Seperti link yang di Kompas itu ya, malah ia serius menuliskannya, bukan becanda, atas semangatnya membantai Yahudi 🙂
Alhamdulillah, pencerahan di tengah kesalahan penafsiran yg banyak terjadi
mohn izin di share ya mas, demi kebenaran. karena saya yang masih bujangan sering mendengar istilah ini dari teman-teman yang telah menikh.
Silakan, dengan senang hati. Semoga segera mendapatkan jodoh yang sholihah. aamiin.
amin
amin ya robbal a’lamin
mohon ijin untuk share nya dan trima kasih
Silakan, dengan senang hati.
Reblogged this on pojok bawel p3n1 – little things in my life and commented:
sudah waktunya ada yang meluruskan istilah “Sunnah Rasul” yang dipakai seenaknya aja…
awit biyen pengen ngerti sakjane hadits e sunah rosul sik kuwi ki ndi ngono, tur piye unine, jebul emang ra ono to
Memang hadits-e ngapusi tenan kok.
Saya malah baru tau kalo ada kabar yang kayak gini lo pak. Heuheu. .
*nice post pak*.
Sekarang sudah tahu, khan. ntar kalo ada yg becanda kaya gini, kasih peringatan aja karena itu sejatinya merendahkan Rasulullah.
Nggih pak. 🙂
Saya suka sebel kalo ada orang menartikan sunah Rasul di malam jum’at=ML. Saya suka menjelaskan panjang lebar pada orang yang punya pikiran begitu pak
saya malah baru tahu soal ini mas, tulisan yang sangat mencerahkan bagi saya dan saudara-saudara muslim kita yang masih belajar
Mas, minta tolong dikupas mengenai sunnah saat kita melakukan permintaan pada Allah.
Karena ada yang bilang harus cerewet dan detailed, tapi ada juga yang bilang gimana dikasih oleh Allah
Always positive thinking saja, Teh Ipie, karena Allah sudah berjanji: “Berdoalah kepadaKu niscaya akan Aku kabulkan” (QS Al-Ghafir: 60).
So, gak mungkin Allah mengingkari janjinya. Kalau terbersit negative thinking, kudu cepat ingat sebuah hadits yg bunyinya:
“Aku sesuai dengan persangkaan hambaKu terhadap diriKu [HR. Bukhari dan Muslim]
Allah lebih tahu dampak atas do’a yg kita minta, sesuai dg firman-Nya:
“… Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.” [QS. Al-Baqarah: 216]
Nah.. kalau Allah sudah berjanji dalam QS Al-Ghafir: 60, lantas seperti apa realisasinya:
Pertama, Allah mengabulkannya tetapi dalam bentuk yg lain. Misalnya Teh Ipie meminta kondisi A, tetapi Allah memberikan kondisi B, dimana B mempunyai hikmah yang lebih baik dari A. Sesuai QS.Al-Baqarah: 216.
Kedua, permohonannya tidak dikabulkan, tetapi Allah menyelamatkan dirinya dari musibah yg semisalnya. Misalnya saja mohon diberikan uang 1 M rupiah untuk suatu keperluan, akan tetapi yg berdo’a tersebut suatu hari diselamatkan dari suatu kecelakaan yang (bisa) menghabiskan dana lebih dari 1 M rupiah.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidak ada seorang muslim di dunia berdoa memohon suatu permohonan melainkan Allah pasti mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya“. [Fathul Bari 11/98].
Ketiga, dihimpunnya pahala dari berdo’a ini (karena sebab tidak dikabulkannya) dan dibayarkan oleh Allah nanti di hari kiamat untuk meninggikan derajat yang bersangkutan.
Jadi, dalam ber’doa tetaplah dalam kondisi positive thinking, boleh cerewet, boleh detail, dll. Karena Allah menyukai hamba-Nya yang mendatangi-Nya dengan tertatih-tatih.
Namun demikian, jangan lupa dengan adab berdo’a yaitu jangan sampai ada barang haram yang masuk ke dalam tubuh kita, karena itu bisa jadi penyebab utama tertolaknya do’a.
waaaa… terima kasih untuk penjelesannya mengenai doa ini Bapak, dan juga pertanyaan dari teteh… 😉
Jadi berdoalah yang buaaaanyaak, positip thinking saja, perkara di ijabah atau tidak terserah Allah yang punya kehidupan, yakinlah “server” Allah tidak akan “down” untuk menyimpan semua doa kita, amin..
Sama-sama. Semoga bermanfaat semua. Kebetulan tadi pas makan siang sempat diperbincangkan. Lalu ingat pada Mas Iwan, jadinya nanya deh 🙂
Bapak Iwan, dalem badhe nanya : untuk soal aqiqoh bayi, jikalau sampai dewasa belum karena satu dan banyak hal, maka apakah masih menjadi kewajiban untuk tetap di aqiqohkan? karena dari yang pernah saya ketahui -maaf klo salah- jika seorang bayi belum di aqiqoh maka dia masih “tergadaikan”, benarkah demikian? matur nuwun Bapak.
Menurut pendapat mayoritas ulama, hukum ‘aqiqah adalah sunnah.
Bagi orangtua yang mampu hendaknya menghidupkan / menyuburkan sunnah ini hingga ia mendapat pahala.
Ada juga ulama yang berpendapat bahwa ‘aqiqah itu hukumnya wajib seperti yang diriwayatkan oleh Al Hasan Al Bashri rahimahullah.
Sehingga kalau orangtua nya sudah berusaha namun tidak mampu, maka si anak boleh meng-‘aqiqahkan dirinya sendiri berdasarkan dalil:
Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata:
“Jika belum diaqiqahi atasmu, maka aqiqahkanlah atas dirimu, meskipun kamu seorang lelaki dewasa.” (Kitab Al Muhalla, 2/204 dan Syarh As Sunnah, 11/264).
Para ulama yg tidak sependapat dgn yang mengatakan wajib itu bilang: seandainya ‘aqiqah wajib, maka kewajiban tersebut menjadi suatu hal yg sangat diketahui oleh agama. Dan seandainya ‘aqiqah wajib, maka Rasulullah saw juga pasti telah menerangkan secara jelas akan kewajiban tersebut.
Nah, sekarang mau ikut yg mana? Silakan, karena ini juga bagian dari ujian keimanan. Pesan saya hidupkanlah sunnah, karena menjalankan ‘aqiqah juga bagian dari syiar Islam.
Saya ikut yang tidak wajib, Mas.
Terimakasih sudah memperkuat pengetahuan saya
Matur nuwun Bapak… namun selama ini asmie masih ikut yang tidak wajib, mendahulukan berqurban saja, insyallah someday -masih tetep ada niatan untuk menghidupkan sunnah kok- insyallah..
Saya juga gak bisa bayangin dengan seorang muslim yg kondisinya jauh di bawah garis kemiskinan, tinggal di rumah kardus, bila hukum ini diterapkan wajib.
Insya Allah, agama Islam itu mudah, jangan dipersulit.
Namun demikian, kalau mampu secara finansial, tidak ada alasan lagi untuk melaksanakan ‘aqiqah.
Sip… 😉 insyallah Bapak…
Baru ngerti ada istilah sunnah rosul kayak gini.
Ahamdulillah ada yg meluruskan sblm banyak yg jadi korban hadist palsu. Makasih pak Iwan atas Imunya. Ijin share agar yg belum tau jadi tau.
Betul, dinamakan korban karena dianggapnya sepele dan becanda padahal itu dosa besar.
Silakan, feel free to share kok.
Syukron ilmunya pak, pas baca jurnal soal ‘sunah rosul’ ini jadi banyak ber-‘oh’ ria, ternyata banyak hadits yang harus didalami lagi maksud dan tujuannya ya.
setuju banget pak. saya sendiri risih banget dengan istilah itu setelah lihat ada akun fb orang yang rada prono dan dia nyebut kata sunnah Rasul refer to coitus malam jumat. tapi yang mulai2 istilah ini kayanya justru bukan dari kalangan awam agama
Bisa jadi demikian, awalnya dari ustadz-ustadz agar kesannya lucu dan gaul dalam penyampaian materi munakahat. Yang kemudian dipopulerkan secara liar oleh mereka yang awam dan oleh islamophobia.
Tfs Mas Iwan.
Terimakasih informasinya, jadi dapat pengetahuan lagi dan bisa saya sharing dengan teman-teman yang lain. Terus terang saya memang sering mendengar istilah ini diantara teman-teman yang sudah menikah.
Mohon diinformasikan terus ya Mas, sangat bermanfaat.
Semoga bisa meluruskan yang banyak salah. Aamiin YRA
mantab pak, pencerahan bgt. mg para ababil yg masih tega memakai istilah sunnah rosul utk tindakan tercela segera sadar
postgan yg bermanfaat sekali bg iwan…
ngeri juga baca timline d twit itu…smpai2 buat yg pcaran pun mereka bilang sunnah rasul..ckckck..
astaghfirullah…
tulisan yg mencerahkan Pak Iwan, sering larass baca twitter2 yg mengatasnamakan sunah rosul dan memang benar cenderung ke sex. Terimakasih banyak sudha dicolek, nanti colek lagi yah kalau tulisan mengenai kelanjutannya udah terbit 🙂
informasi yang bermanfaat bang iwan… terkadang banyak yang memperolokan sesuatu yang sesungguhnya tidak mereka ketahui..
Media jejaring sosial, memiliki andil sangat besar untuk menyebarkan hal-hal yang bersifat merusak. Entah apakah secara default manusia -terutama manusia Indonesia- ini memang bermental busuk atau bagaimana, ketika mendapatkan teman untuk sesat sangatlah senang. Giliran mendapatkan teman menjalankan aturan yang tujuannya untuk memperbaiki kehidupannya sendiri, mereka bersusah hati.
Kasus kata sunnah rasul ini meski mungkin telah ada cukup lama, namun booming di Media jejaring Sosial, dan mendapatkan tanggapan cukup banyak..
Dalam perkembangannya makin liar, sudah menjadi bahan olok-olokan oleh para islamophobic, contohnya seperti ini: twit 1.
Anehnya ketika mereka tampak edan, malah semakin bangga.
kalo hadits tentang ziarah kubur & membaca surat yasiin apa shahih??
Astaghfirullah… Hadits tentang ziarah kubur dan membaca surat yasiin sejatinya adalah palsu, karena tidak ada dasarnya menurut umumnya para ulama.
Jazakallah khayr, mas Supra, sudah saya ralat jurnal di atas. Mari bersemangat dalam saling nasehat-menasehati.
orang yang cuma ML di malam Jumat itu orang yang ga ngerti kesehatan seksual, masa’ ML cuma di malam Jumat, kasihan istrinya, hehehe…
ini di grup BB saya juga selalu begitu klo pas malam Jumat, selalu memperolok-olok… parah.
Pak Iwan, saya sebel banget sama orang yang menggunakan sunah Rasul u memperhalus ML. Gak rela banget kalau sunah Rasul diinterpretasikan dengan urusan bawah perut. Apalagi hadits yang dijadikan landasan hadits palsu, serem banget konsekuensinya. Sekarang ini banyak orang yang mengambil hadits (yang menurut mereka mudah dijalankan & memudahkan tanpa ditelusuri sanadnya. Semoga kita tidak termasuk didalamnya.
Jazakallah khairan katsiran atas informasinya Pak Iwan. Izin share untuk disebarkan di fb ya Pak.
Memang kelihatannya sepele, tapi luar biasa berat pertanggung-jawabannya kelak di akherat. Semoga kita dijauhkan dari sikap seperti itu.
Silakan kalau mau di-share, semoga membawa manfaat terutama bisa dibaca oleh mereka yang pernah khilaf.
sebener yang kasih istilah kaya gitu mulanya siapa ya? sunnah rosul kog jadi ML? apalagi fardhu ain pun jadi ML artinya..
kebanyak pengen bahasa sopan tapi jadi bablas gitu ya..
ijin share mas Iwan.. suka sebel juga yg bilang “sunah rosul”.. trus pake di pelesetin apa gitu.. susah nahan apaaaa gitu lupa 🙂
Memang ada orang-orang jahil itu mem-plesetkannya menjadi singkatan, dan lebih ngenes lagi, singkatan itu menjadi tren, salah satunya twit seperti ini: klik aja
Sungguh menjijikkan, becandanya menunjukkan kehinaan dirinya.
Nah ituuuu mas iwan :((
Saat umat kehilangan “pegangan”, hadits palsu yg populer / dipopulerkan lebih diyakini daripada hadits shohih.
wah, datanya mantaf. dulu juga dpt info bahwa hadits tersebut justru dilempar oleh orang Yahudi itu sendiri supaya melemahkan iman umat Islam.
Ya ALLAH, maafkan hambamu yg sering becanda pakai hadits palsu ini…
Data-data menunjukkan bahwa hadits-hadits palsu ini kebanyakan dari orang Yahudi yang suka memodifikasi ayat, menukar tempatnya, dan tujuannya memang untuk memperolok dan melemahkan umat Islam.
Heheee… baru tau ada istilah ini nih pak “sunnah Rosul”… ih.. ternyata..
Syukurlah kalo belum tahu, artinya belum terkontaminasi oleh lingkungan. Sekarang sudah tahu, jadi bisa membantu membersihkan lingkungan dari pikiran-pikiran jahil 🙂
Indikasi bahwa masyarakat kita -jujur saja- masih dangkal pengetahuannya tentang Islam, terima kasih Bapak Iwan untuk wacana yang mendidik kami semua, semoga kedepannya tidak ada penyalahgunaan istilah yang bukan pada tempatnya. *mari banyak beristiqhfar*
Insya Allah, jurnal edisi “Dusta Atas Nama Rasulullah” ini akan saya usahakan tetap mengudara, masalahnya banyak hal yang salah kaprah di masyarakat dan itu dianggap biasa dan benar, padahal keliru.
Edisi berikutnya tentang pernikahan, tapi lebih cocok buat yang belum menikah. Nanti silakan simak, kekeliruan apa yang diyakini kebenarannya oleh masyarakat.
Okey, keep stay tune ya 🙂
Insyaallah Pak…
haduhH orang orang itu pada aneh ya pak. Paling gila ya yang capture terakhiran itu lho. Ealaaah kok ya gak malu. Hadehh
Kamu salah fokus ya ukh :p
Tapi memang aneh2 ya…
Terima kasih Pak Iwan untuk sharingnya. Mantap infonya. saya kira memang termasuk Sunah Rosul untuk hal itu saking sudah terlalu terkenalnya hadits palsu itu…
Supaya tidak menjadi terkenal kembali istilah itu, ayo diperingatkan mereka yang bilang seperti itu, apalagi yang memperolok-olok dengan singkatan-singkatan yang bikin panas. Ada lho mereka yg bikin plesetan kepanjangan dari sunah rosul, sunah nabi.
iya pak 🙂
Haha. lha wong baru juga pacar (kalau pun pacaran itu masih dianggap wajar?) udah minta yang aneh-aneh -_-
Emang aku juga mengira demikian sunah rosul itu, tapi aku baru tau/baca haditsnya seperti itu. Kalau pun sebelumnya nggak dibilangin itu hadist palsu, nggak mungkin bangedd dech ‘sekasar’ itu -__-.
Ayo lindungi anak-anak gadis kita dari berteman dengan orang-orang berpikiran kotor seperti itu.
Saya sendiri jujur ngerasa risih kalo ada yang nyetatus, bilang, ngetweet, atau apalah tentang ‘sunnah Rasul malam Jumat’. Biarpun bahasanya halus, tapi tetep ngerasa nggak pantes aja diomongin, biarpun cuma candaan
Ternyata lagi itu hadits palsu ya
Makasih ilmunya Mas 🙂
Selain risih, kuping juga panas kalau mendengarnya. Itu junjungan kita kok jadi bahan becandaan.
Semoga mereka setelah membaca ini mendapatkan hidayah-Nya. aamiin.
Benar-benar salah kaprah. Sangat jauh dari arti asalnya. Berkenaan dengan jima’, bagaimana dengan hadits tentang jima’ di hari jum’at pagi (bukan malamnya)?
*bongkarbongkararsip*
Sudah saya tulis dalam komentar saya untuk mas Rifki (Jampang) di bawah ini, mas Umar.
Makasih Mas sudah menulis artikel ini, hadits ini emang sudah populer banget di tengah masyarakat, termasuk di daerah saya. Kalau yg pernah saya dengar bukan ngebunuh yahudi tapi setan/iblis 😀
Memang dasar karangan manusia yang gak bertanggung-jawab.
Saya sendiri malah belum pernah dengar versi hadits palsu kalo ML bisa membunuh setan/iblis 🙂
Owalah, ternyata gak ada, makasih infonya mas… 🙂
Memang palsu, mas Elam.
baru tau…Pa istilah itu berhubung aku nggak aktif di twitter…
Bikin miris… awam memperolok agama, “ulama” memperjualbelikan ayat… belagak seleb… 😦
Bukan hanya di twitter, di facebook, WA, BB, dan socmed lainnya… banjir kok istilah sesat seperti itu.
Semoga kita dan keluarga terhindar dari perilaku yang kelihatannya sepele tapi membawa dosa besar seperti di atas.
Kalau ada “ulama” yang kebablasan mari kita peringatkan dengan baik. Jangan sampai hanya gara-gara nila setitik, rusak susu sebelanga.
kalu anjuran hubungan suami istri malah bukan malam jumat, tapi pagi atau menjelang berangkat shalat yah…. 😀
Betul, mas Rifki, ada hadits shahih yang bunyinyanya seperti ini:
Dari Abu Hurairah ra, dari Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa mandi di hari Jum’at seperti mandi janabat, kemudian datang di waktu yg pertama (mendatangi masjid untuk shalat jumat), ia seperti berkurban seekor unta. Barangsiapa yg datang di waktu yg kedua, maka ia seperti berkurban seekor sapi. Barangsiapa yg datang di waktu yang ketiga, ia seperti berkurban seekor kambing gibas. Barangsiapa yang datang di waktu yg keempat, ia seperti berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa yg datang di waktu yang kelima, maka ia seperti berkurban sebutir telur. Apabila imam telah keluar (dan memulai khutbah), malaikat hadir dan ikut mendengarkan dzikir (khutbah).”
(HR. Bukhari no. 881 Muslim no. 850)
Hadits tersebut lebih meng-khusus-kan keutamaan shalat jumat, namun disitu disebutkan juga tentang mandi janabat (ghuslal janabah) pada hari Jum’at. Sedangkan mandi janabat dilakukan setelah ada aktifitas hubungan seks suami-istri.
kalau saya nangkapnya mandi di situ adalah mandi sunnah untuk shalat jumat pak. tatacaranya hampir sama dengan mandi janabah. wallaahu a’lam
Betul, mas, makanya ada sisipan kata: “seperti” di awal hadits tersebut.
penjelasan ust ali mustafa yakub sangat jelas. dan berbahaya bila istilah2 ini digunakan untuk mengolok2 agama. semoga kita terlindung dari hal2 yg merusak
Iya, kelihatannya memang sepele, tapi itu dosa besar.
Baru tahu ada penyimpangan istilah semacam ini mas… Betapa melecehkannya…
Melecehkannya makin menjadi-jadi. Semoga jurnal ini bisa menyadarkan mereka. Karena hal yang sepele ini pertanggungjawabannya sangat besar sekali.
Di grup2 whatsapp temen2 lama/temen2 sekolah juga paling rame mbahas ginian begitu malem jumat tiba. Topik yg malesin. Kesan dari istilah ‘sunah rasul’ itu sendiri udah terlanjur melekat dengan hubungan suami istri. Padahal nggak ngaruh blas yo sama hadits. Paling2 tak mute dulu aja grupnya sementara.
Nuwun udah dibikinin artikel pencerahan ini, mas. InsyaAlloh aku share ke mereka deh
Ealah twit2 yg dicapture di atas itu..
Twit-nya ku-capture, tapi nama kusamarkan untuk melindungi nama baiknya (kecuali foto, agar yg merasa biar ubah avatar-nya, hehehe). Poinnya… isi twit-nya nggilani, kalau dia muslim, tanpa sadar telah merendahkan Rasulullah.
twit-nya kok pada gitu ya, mas? di tempat saya juga masih sering yang bilang sunah Rasul kyk gitu pas malam jum’at
Di bagian navigasi twitter itu ada fitur: “cari” atau “search”. Saya ketikkan kata: Sunnah Rasul, maka kemudian muncul segambreng twit-twit yg nulis tema “sunnah rasul” yg 95% isinya identik dengan ML untuk malam ini (karena malam Jumat).
Miris banget. Hanya gara-gara jempol keseleo bisa bikin masuk neraka.
hadist sesadis itu kok ada yang berani mengklaim shahih yo, mas. mustinya yang serem serem pake kata bunuh bunuhan itu dihidden waelah biar islam tak dianggap dekat dengan kekerasan…
Yo kuwi, mas, kok ya ada lho ML pake Niat ngebunuhin orang. Serem banget.
memangnya di Quran gak ada bunuh2an juga?
Muhammad, Quran, dan Hadits itu semua berkaitan.
Memangnya Muhammad dalam menyebarkan Islam enggak dengan perang melawan Quraisy dan Yahudi? Sejarah itu ada!
Mau dihidden juga percuma, Quran juga musti dihidden juga.
Ayat yang mana ya, mas? Jabanin dong 🙂
Ayat yg mna mas….pembawa pete… bisa di terangkan gak. Koment yg jelas donk. Jgn isix asumsi aja.