Home » Amazing Video » [Polling] Reaksi Melihat Proses Pembunuhan

[Polling] Reaksi Melihat Proses Pembunuhan

Blog Stats

  • 2,305,346

PERLINDUNGAN HAK CIPTA

Lisensi Creative Commons

Adab Merujuk:
Boleh menyebarluaskan isi blog ini dengan menyebutkan alamat sumber, dan tidak mengubah makna isi serta tidak untuk tujuan komersial kecuali dengan seizin penulis.
=====
Plagiarisme adalah penyakit yang menggerogoti kehidupan intelektual kita bersama.

Follow me on Twitter

Bila Anda merasa blog ini bermanfaat, silakan masukkan alamat email Anda untuk selalu mendapat artikel terbaru yang dikirim melalui email.

Join 6,365 other subscribers
What would you do if you walked into a murder in progress?

Itulah tulisan pembuka dari sebuah tayangan video unik yang diunggah pada tanggal 4 Maret 2013 oleh pengguna Youtube dengan akun BeatriceRevenge. Dalam video tersebut ia ingin menunjukkan bagaimana reaksi masing-masing orang saat melihat ada proses pembunuhan yang terjadi di depan matanya.

Ia melakukan simulasi dalam sebuah lift di salah satu hotel di kota New York. Melalui kamera tersembunyi, jelas tertangkap bermacam-macam reaksi. Apa saja reaksinya? Mari kita lihat sama-sama tayangan video tersebut di bawah ini:




.
Baiklah, sekarang mohon kerjasamanya bagi siapapun pengunjung yang mampir di blog ini, silakan bebas mengisi polling di bawah ini:

Seandainya Anda ingin memasuki lift di lantai tertinggi di sebuah hotel, saat itu suasananya sepi. Lalu di depan mata Anda ada seseorang yang dianiaya dan terancam dibunuh oleh musuhnya di dalam lift tersebut. Apa yang akan Anda lakukan?

Enjoy it and feel free ya … Terimakasih 🙂

Catatan:
Bila Anda juga ingin mencoba simulasinya secara nyata, saran saya pertimbangkan masak-masak. Lebih baik jangan, resikonya besar. Ingat kasus suster ngesot ditendang satpam. Anda juga harus memikirkan siapa tahu ada pengunjung hotel tersebut yang membawa pistol beneran untuk menembak aktor yang disangkanya pembunuh.

Salam hangat tetap semangat,
Iwan Yuliyanto


102 Comments

  1. afrizen says:

    kalau saya,daripada menolong dan ikut dianiaya, lebih baik saya lari dan teriak meminta tolong.

  2. Indri says:

    Biasa aja sih kalo ya. Pura” gk tau ajja. Karna jujur selama ini saya gk pernah punya rasa takut atau merinding atau ngerih saat melihat pembunuhan atau kecelakaan seperti itu

  3. Dahsyat says:

    wuih…ngeri juga yah..

  4. sudah sy vote, sy milih untuk memukulnya bahkan kalo perlu sampe mati

  5. Suwandi says:

    jika terjadi begitu dan tak tau lagi apa yang harus saya lakukakn . maka saya akan serahkan kepada allah swt

  6. info loker terbaru says:

    Saya juga mikir2 kalo melakukan simulasi. Betul, banyak orang punya pistol n kejiwaannya buruk. Ntar simulasi jadi beneran.

  7. Gak pengen ketemu yg aneh2 apalagi pembunuh.

  8. cari kerja says:

    saya sudah vote mas

  9. apply pl says:

    Menyemprot fire extinguisher ke si pembunuh. #kalauada

  10. sepatu murah says:

    Saya pasti ketakutan dan lari minta tolong. Itu juga kalau gak dicegat sama pembunuhnya

  11. musayka says:

    Buat gituan? Wah hati hati entar kasus laugh terulang lagi

  12. Lapor pak satpam aja pak

  13. Max Manroe says:

    Kalo beneran ketemu peristiwa seperti itu, semua orang pasti panik dan kaget, bahkan kebanyakan akan takut dan lari ga jadi masuk lift. Kalo saya sendiri mungkin akan teriak, Tolooooooong… ga berani juga melerai tanpa bantuan orang lain, bisa-bisa saya yg dibunuh.

    Kalau ada alat semprot atau alat pemadam kebakaran pasti langsung digunakan, pokoknya alat apapun yang paling dekat yg bisa dijangkau.

  14. pandakuning says:

    biasanya kalo shock malah ga bisa ngapa2in, tapi kalo kayak gitu, kalo pembunuhnya sadis kita bisa jadi korban juga buat menghilangkan saksi mata *kebanyakan nonton CSI*

  15. Raf says:

    Sampai saat ini, ternyata ada 2 orang lainnya yg udah milih jawaban yg sama kayak saya… Siapakah gerangan mereka?

  16. Uz 1453 says:

    kalo ketemu begituan, saya nasihatin pembunuhnya, poto bareng n minta di follow.. hehe..

    • Pembunuhnya sih gak keberatan poto bareng, krn ia pake masker. Repotnya itu kalo pembunuhnya gak punya akun FB atau Twitter, trus minta diajarin pula cara sign-up nya 🙂

    • Uz 1453 says:

      yah, dengan berat hati saya ajarin deh…. asal tarifnya cocok… hehe

  17. Evi says:

    Saya pasti ketakutan dan lari minta tolong. Itu juga kalau gak dicegat sama pembunuhnya..:)

    • Semoga pintu Exit (darurat)-nya bisa dibuka, mas. Kalo tidak bisa dibuka, maka harus turun melalui lift untuk kabur. Lantas kalo kembali ke kamar, apa bisa konsentrasi membuka pintu, hihihi

  18. aduh mas iwaaaan..

    saya semeriwing lihat videonya..

    pertama lihat banyak yang ketakutan, yang cuwek dan pergi, dan yang bantuin juga banyak..

    cuma yang gak abis pikir, yang moto itu lhooo…wakakaka..jadi ngakak saya…

    kog yang kepikir ama tuh orang, adalah upload foto deeeh… huhu..

    btw, saya reaksinya mungkin menjerit..dan mungkin ngebantuin… tergantung tingkat keberanian saya di hari itu… kalau saya bawa anak2 saya akan kabur dan mencari orang lain untuk bantuin saya melerai percobaan itu. kalau saya sendirian, saya akan cari alat untuk membantu…heheh

    tapi kadang2 ikutan dalam urusan persoalan hukum gini juga bikin takut, ntar jadi saksi atau orang yang niatnya nolongin, malah di bentak2 jaksa atau pengacara atau bahkan hakim ketika di ruang pengadilan. saya trauma ama sikap seorang hakim yang bentak2 korban kecelakaan..:(

    makanya saya gak mau terlibat proses peradilan di indonesia… hiks hiks..

    sebuah ironi, mengingat saya orang berlatar belakang pendidikan hukum..:(

    • Bagi saya itu sungguh sebuah keputusan yang bijak, menyelamatkan anak-anak terlebih dahulu, sebelum menolong.

      Sebagian orang yang menyingkir dari daerah itu (pura-pura tidak melihat) karena tidak ingin diribetkan hari-harinya untuk menjadi saksi mata, apalagi bila tidak jelas perlindungan hukum terhadap mereka yang memberikan kesaksian.

      Terimakasih sudah memberikan polling, uni Dian.

  19. enkoos says:

    Kalau kejadiannya di US, akan pencet emergency button. Tapi kalau kejadiannya di Indonesia, pencet juga tapi enggak tahu apakah ada respon?

  20. enkoos says:

    Kalau kejadiannya di US, akan pencet tombol alarm.
    Tapi kalau kejadiannya di Indonesia, pencet tombol alarm juga tapi ragu apakah ada hasilnya?

    • Kalo di sini tombol alarm-nya gak visualized, gak kelihatan lokasi petunjuknya, kecuali hotel berbintang 4 ke atas yang menerapkan sistem manajemen mutu, lingkungan dan K3.

  21. pemikirulung says:

    mantep ih. kl di kehidupan nyata saya pasti spontan teriak. huhu. liat situasi dulu sih, jadi inget prinsip first aid, do no harm. jadi pastikan juga kita ga akan kena bahaya. kl orangnya gede mending teriak-teriak panggil bantuan. kl ada benda yang bisa menyakiti si pembunuh dengan efektif, pakai itu dulu

  22. Saya mampir ke tautan di Youtube nya. Beberapa berkomentar eksperimen ini berbahaya kalau tiba2 ada polisi dan pelakunya langsung ditembak. Hmm..tapi saya mengasumsikan si pembuat videonya sudah bekerja sama dengan pihak keamanan ya. 😀

    Btw saya udah vote. Hehe.. #2

    • Betul, mbak Maisya, ada baiknya memang untuk memperkecil resiko mereka harus bekerja sama dengan pengelola hotel dalam hal ini adalah adanya pihak keamanan yang siap siaga di sekitar itu.

      Terimakasih telah memberikan vote. Insya Allah, bersambung jurnal ini dengan mengangkat tema tentang kepekaan / kepedulian sosial. Fenomenanya adalah adanya sikap diam ketika beberapa saksi mata melihat proses pencopetan di sebuah bus, bukannya malah membantu berteriak menolong.
      Hal ini juga sama dengan mereka dalam video itu yang berlalu begitu saja dengan muka lempeng.

    • Nah saya juga pas lihat video ini langsung inget kasus pencopetan di angkutan umum yang sering terjadi. Oke, ditunggu mas iwan. 🙂

  23. Anisky says:

    mau pilih fire extinc…tp inget, biasanya fire extinc musti dipecahin dulu kacanya kan, korbannya keburu tewas…ya udah pentung aja pake apa yang ada di sekitar wkwk….

  24. cindycyrilia says:

    ga ada pilihan pingsan pak? 😀
    kalau suami, milih, ambil pot yang depan lift, terus dilempar ke dalam lift.. 😀

    • Iya, lupa ditambahkan sebelum polling dirilis, padahal contohnya ada, dalam video itu ada yg mau pingsan di menit ke 01:14
      Yang nyrempet-nyrempet pingsan ngisi di sini aja, mbak Cindy: “Ketakutan sendiri, tidak tahu harus berbuat apa”.

      Suaminya cerdas, betul, di depan lift biasanya juga ada pot, kalo perlu kursinya duty manager yang berada di situ dilempar ke si penjahat, dan mejanya buat pertahanan diri 🙂

  25. thetrueideas says:

    poll-nya gak bisa jalan 😦

    btw, boss di tempat lama dulu berpesan kalau menemui hal emergency (misal: api, atau spt contoh di atas), yang dilakukan adalah: tereaakkkk… 🙂

    • Coba lagi, mas Syamsul, mungkin masalah koneksi.
      Polling Anda menentukan nasib sang korban, hehehe.

      Iya, teriak adalah modal dasar, kalo dalam video itu gak kelihatan kalo ada yg teriak sebab bisa jadi jangkauan kamera tidak sampai jauh.

    • thetrueideas says:

      done… 🙂

  26. jaraway says:

    kemarin dah ngevote tapi lupa komen.. hihi
    yang heran yang sempet ngerekam..heuuu..

    • Lebih aneh lagi kalo habis ngerekam trus berlalu dengan muka lempeng, kemudian posting di facebook atau twitter 🙂

      Udah budaya kali ya …
      Sama halnya ketika ada kasus kebakaran, yg lainnya lari-lari bawa ember air, ada juga yg sibuk jepret sana-jepret sini, kalo perlu dirinya ada dalam foto itu.

  27. kasamago says:

    liat2 dlu siap pmbunuhnya, klo sejenis terminator lbh baik mundur dan mnghimpun kekuatan. bila clon pembnuhnya manusia biasa, sbisa mngkin di lumpuhkan dg teknik beladiri klo g bwa sten gun.
    intinya sbisa mngkin mnghentikan adny peristiwa pembunuhan, kl g mampu lbh baik menghilang dan mnghubungi pihak terkait. jgn mau jd saksi klo yg memriksa CIA, tktny jd korban konspirasi. terakhir cek lg apkh adegan yg kita liat it real, syuting film, ato reka ulang.

    • Super sekali. Like this.

      Betul, ketika menghadapi situasi demikian, tenangkan pikiran lebih dulu, jangan-jangan kita masuk perangkap acara “Supertrap” 🙂
      Yang soal menjadi saksi itu ada benarnya juga, apalagi kalo yang berhadapan dengan kita adalah penguasa dan mereka mempunyai duit lebih buat bayar pengacara mahal.

  28. BuPeb says:

    pastinya syok duluan, dah getu minta tolong
    btw, kl kejadian nyata, pastinys serem, liat org berantem aja serem, apalagi sampe ngebunuh

  29. Mr. Moz says:

    sudah vote Pak, pilih yag pertama. tapi saya berdoa semoga ga sampai kejadian deh, wong liat kucing ketabrak aja shock apalagi ini manusia.

  30. Ojrak says:

    Reaksi pingsan di tempat ga ada ya Mas?

  31. niprita says:

    Ternyata suara tertinggi ada pada melerai ya. Saya sendiri belum berani ngelakuin itu…

    • Ayo belajar pencak silat 🙂

      Minimal dengan berteriak, itu sudah membuat konsentrasi sang pembunuh kacau dan tidak konsentrasi. Ini bisa dimanfaatkan oleh sang korban untuk menyelamatkan diri.

      Di dekat lift itu biasanya ada tombol alarm kebakaran, tinggal dipukul kacanya untuk mencet tombol itu, maka perhatian keamanan akan datang ke lantai itu.

      Jadi, minimal mbak Prita bisa memanfaatkan apa yang ada di situ.

  32. ryan says:

    buat di vote sih milih yang fire extinguisher. tapi mungkin kalau sampai kejadian, saya akan freeze beberapa saat deh. bengong…

  33. Veraveravera says:

    kalau betulan, secara spontan mungkin membeku, pak…. *shock seketika
    tapi kalau nalar masih bisa jalan, baiknya mungkin cepet lari minta bantuan ketimbang poto-poto dulu (buat bukti)… *mana sempet coba?? 😐

    • Lha itu khan sepi, mbak Vera, mau minta tolong mungkin dah pada tidur kali ya.
      Yang mengerikan itu kalo korbannya berhasil dilumpuhkan, dan penjahatnya kemudian ngejar kita….

      … ia cuma mo’ bilang: “you are on the supertrap !” 🙂

  34. nurusyainie says:

    Aaaaaaa……. *Pengsan

    • Persis video di menit ke 01.14 🙂

    • nurusyainie says:

      Aih, pak Iwan hapal sampe menit-menitnya :p

      Sudah isi pollingnya, yang tereak minta tolong hehehe… gak sanggup saya melerai 🙂 udah takut duluan. Lihat orang berkelahi aja udah jantung degdegan trus keringat dingin, apalagi kalo pembunuhan? Ah, gak bisa membayangkan

  35. Erit07 says:

    Gak berani,takuttt…

  36. anotherorion says:

    ning mas meskipun mungkin hal2 semacam ini bisa dipake buat menggali sisi psikologis seseorang nek bul sik ndelok wonge jantungen pa ora malah dadi pembunuhan tenanan? nek ngaranku sih becanda ya boleh anggere ora kebangeten, nek kebangeten ndak muncul jurus tendangan satpam maning, malah dadi lebay beritane

  37. Voting yang unik .. kalau perkelahian pernah lihat Pak., tp kalau sampai pembunuhan., mudah”an enggak ya.. aaamin

  38. syifarah03 says:

    lariiiiiiiiiiiiii
    tereaaaakkk
    minta toloooong

  39. anotherorion says:

    nek ana sik milih ngisor dewe mungkin sebagian abegeh alay indonesia mas, ana korban kecelakaan malah direkam ra ditulungi

  40. JNYnita says:

    tergantung… klo situasinya spt di atas, berani aku utk mukul si pembunuh.. tp klo pembunuhannya pake senjata tajam, lbh baik kabur & cari org lain..

  41. rorowilis says:

    Belum bisa ng-vote krn g bs memutuskan bakalan spt sy nnti, itu pasti spontanitas yg g bs sy prediksi sndri 🙂
    *amit2 jgn smpe nemuin hal spt itu, ngeeriii*

    • Aamiin. Semoga gak nemuin.
      Mengingat hidup ini penuh dengan berbagai kejutannya, kalo gitu mbak Roro kudu benar-benar menjaga kesehatannya agar prima terus, jangan sampe jantungan. Di menit ke 01:14 ada yang hampir mau pingsan di tempat 🙂

  42. omnduut says:

    Kalo aku yang pasti tereak minta tolong dulu kayaknya. Bisa jadi selanjutnya secara refleks nendangin si pelaku, atau pukul pake apa aja. Apalagi keliatannya badanku lebih gede dari si pelaku hehe (dan si pelaku gak bawa pisau atau pistol). Gak habis pikir dengan sebagian orang yang cuma ngeliat dengan muka lempeng (dan memilih kabur sesudahnya). Salut sama si ibu-ibu dan cewek yang secara spontan berteriak, memukul bahkan menyeret-nyeret si korban.

    • Iya, ini yang saya catat mereka yang pura-pura gak tahu dan berlalu dengan muka lempeng ada di menit 00:21, 00:26, 00:30, 00:55, 01:20.
      Bisa jadi mereka memang gak mau berurusan dengan hukum sebagai saksi.

      Tapi yang lebih parah itu yang ngambil foto 🙂

      Saya salut dengan ibu-ibu dan mbak-mbak yang berani mukul si “pembunuh”

  43. haduh gk pernah terpikir ketemu pembunuh saya,,, jadi belum tau kayak gimana reaksi saya klalu ketemu kayak gituan,, semoga gk akan pernah ketemu sama yang kayak gituan,, seremmmm

  44. pitaloka89 says:

    Ko ga ada pilihan lari cari bantuan aja pak? sambil coba telepon siapa yang sekiranya bisa bantu. Ngeri juga kalau balik dikejar karena ketahuan jadi saksi mata dan jadi target berikutnya. #efekbanyaknontonfilm

    • Ada tuh, pilihan no.5. Ketakutan, lari dan berteriak minta tolong.

      Iya, seandainya gak ada saksi mata lain selain kita saat itu, trus pembunuh itu berhasil melupuhkan korbannya, dan ia berpikir bagaimana agar perbuatannya tidak diketahui, maka sorotan tajam matanya penuh dendam akan mengarah ke kita.

      Untuk itulah perlunya belajar pencak silat atau tae kwon do. Karena hidup ini penuh dengan kejutan.

    • pitaloka89 says:

      Padahal belajar bela diri dikampus itu tujuan awal merantau loh Pak, tapi nda tau setelah ngampus malah nda jadi. Eh, ade deh sekarang yang pas pertama masuk itu mira suruh masuk merpati putih yang sukses punya ilmu bela diri….

  45. MartoArt says:

    Voted! #1
    —–
    Saya juga mikir2 kalo melakukan simulasi. Betul, banyak orang puya pistol n kejiwaannya buruk. Ntar simulasi jadi beneran. 🙂

  46. ruangimaji says:

    Waduh Mas Iwan, untuk nge-vote saja saya belum berani. Apalagi bila benar-benar bertemu pembunuh. Soalnya, nggak pernah terbayang bertemu dengannya (mudah-mudahan tidak akan pernah). Lagi pula, kita kan juga nggak tahu apa dia akan membunuh apa tidak. Jadi reaksi yang muncul ketika bertemu seorang pembunuh nggak bisa direncanakan, he..he..he…

    • Repotnya kalo gak ada saksi mata lain selain kita saat itu, trus pembunuh itu berhasil melupuhkan korbannya, dan ia berpikir bagaimana agar perbuatannya tidak diketahui, maka sorotan tajam matanya penuh dendam akan mengarah ke kita…. wuidihh…. syeremmm.

      Tapi di setiap lantai (berdekatan dengan lift) biasanya ada tools bagi kita untuk mempertahankan diri yaitu fire extingusher dan diatasnya ada tombol alarm.

  47. nyonyasepatu says:

    Gak pengen ketemu yg aneh2 apalagi pembunuh. Hiii

  48. Sudah vote mas, semoga nggak pernah ketemu pembunuh sampai kapanpun, aamiin.

  49. kayaknya aku yang pertama nge-vote
    moga2 ga ada kejadian kayak gitu di depanku =..=

    • Aamiin. Semoga gak nemu yang demikian ya 🙂
      Terimakasih vote-nya.

      Namun demikian, hidup ini biasanya penuh dengan kejutan, kita tidak bisa menduga-duga kejadian apa yang akan terjadi beberapa detik kemudian dari sekarang.

Leave a reply to jaraway Cancel reply

Let me share my passion

””

My passion is to pursue and share the knowledge of how we work better with our strengthen.
The passion is so strong it can do so much wonder for Indonesia.

Fight For Freedom!
Iwan Yuliyanto

Kantor Berita Umat