Bagaimana berproses agar bisa berprestasi gemilang seperti itu?
Pola pendidikan seperti apa yang diterapkan dalam keluarganya?
Sebelum dibahas, silakan menyimak tayangan video berikut ini.
Dari uraian saya sebelumnya dan juga tayangan video tersebut, menunjukkan bahwa Fahma dan Hania adalah contoh bagaimana pola hidup seimbang itu bisa diajarkan dan dimulai sejak dini. Unsur – unsur keseimbangan itu bisa meliputi: spiritual, karir (prestasi di sekolah), finansial (mental entrepreneur), hubungan keluarga, kehidupan sosial, pengembangan diri, hobby, pengelolaan kesehatan, rekreasi, dll.
Hampir semua orang tua pasti menginginkan mempunyai anak yang kualitas hidupnya bisa balance, antara prestasi di sekolah, kualitas spiritual dan sikap kesehariaannya, serta kualitas kemandiriannya. Yang kalau digambarkan dengan radar chart roda keseimbangan kehidupan yang ideal adalah seperti di bawah ini:
Dengan skala 1 – 10, gambar di atas menunjukkan masing – masing unsur hampir berada pada level yang memuaskan dan semuanya berjalan seimbang. Ideal, bukan?! Kehidupan yang seimbang adalah sungguh suatu hal yang mulia untuk bisa diperjuangkan, apalagi dijadikan bagian dari sebuah Visi Keluarga.
Agar anak kita berhasil mencapai kondisi ideal tersebut, seharusnya ini dimulai dari diri kita sebagai orang tua untuk memiliki semangat berpola seimbang, sebelum menanamkannya pada anak.
Nah, pertanyaannya, sudahkan kita melakukan evaluasi diri dan kemudian merancang program masa depan bagi diri pribadi dan pasangan untuk mencapai kondisi ideal tersebut?
Just sharing dari keluarga saya…
Kami biasa menggunakan alat bantu diagram tersebut yang biasa disebut dengan Wheel of Life untuk evaluasi secara berkala bagaimana posisi masing – masing unsur keseimbangan tersebut. Bagi yang ingin mencoba silakan download attachment jurnal ini (ada 2 file, yang satu sudah terisi dengan unsur-unsur, satunya lagi blank terserah isian Anda). Caranya mudah saja:
- Tetapkan indikator pencapaian pada masing-masing unsur keseimbangan, misalnya: Unsur Spiritual: indikatornya naik haji, hafal Al-Qur’an 30 juz, rutin ngaji sekeluarga tiap Maghrib/Subuh, dll. Unsur Finansial: indikatornya penghasilan sekian juta per bulan, bebas hutang di bank, dll. Indikator itulah yang disebut dengan GOAL Jangka Panjang Anda.
- Kemudian pada masing – masing unsur tersebut, beri sebuah tanda titik yang menunjukkan kualitas kehidupan Anda saat ini.
- Selanjutnya hubungkan sebuah titik – titik yang terbentuk melalui gambar tersebut.
- Lihatlah, bagaimanakah bentuknya?
Jika ada bagian tertentu yang memiliki nilai yang tinggi sedangkan ada bagian lainnya yang memiliki nilai yang minim, inilah tugas Anda untuk meningkatkan poin yang minim tersebut, yaitu mencoba memikirkan tindakan apa yang bisa Anda lakukan untuk meraih kehidupan maksimal Anda yang seimbang. Buatlah perencanaan matang, dengan GOAL Jangka Pendek yang jelas dan terukur. Be a master strategiest and good planner, then expert on execution 🙂
Segala sesuatu untuk dicapai dalam kehidupan ini perlu indikator / alat ukurnya. Tujuannya adalah mengetahui sejauhmana kualitas unsur – unsur tersebut saat ini, kemudian mengetahui hal – hal apa saja yang perlu difokuskan untuk dikembangkan. Yang dikuatirkan kalau tanpa itu, mungkin saja tanpa disadari kehidupan pribadi dan keluarga ternyata cenderung tidak berada dalam keseimbangan. Kondisi ini bisa berpotensi menjadi bom waktu.
Adalah hal yang menarik bila setiap pencapaian goal jangka pendek yang mendukung peningkatan level (skala 1 – 10) tersebut dilakukan perayaan kecil bersama keluarga. Tentunya untuk memotivasi agar lebih semangat lagi menghadapi hari berikutnya dengan tantangan yang baru. Bukankah hal seperti ini bisa membuat kehidupan (berkeluarga) menjadi lebih dinamis dan tidak monoton? Bahkan kualitas cinta dan kasih sayang diantara anggota keluarga bisa semakin meningkat dan kuat, karena adanya proses pencapaian visi secara bersama dan saling mendukung, yang juga diikuti dengan pembangunan karakter. Ini juga bisa menjadikan kualitas hubungan pada masing – masing anggota keluarga menjadi lebih harmonis. Mereka tidak merasa berjalan sendiri – sendiri dengan adanya kesibukan masing – masing. Semua bahu-membahu mewujudkun Visi Keluarga.
Setiap orang barangkali mempunyai konsep masing-masing terhadap kehidupan seimbang yang dia jalani. Kehidupan seimbang BUKAN berarti harus memaksa membagi waktu persis sama antara pekerjaan dengan aspek kehidupan lainnya. Bisa saja tidak sama antara hari ini dan hari esok. Mereka yang masih single happy mungkin berbeda dengan mereka yang sudah berkeluarga, begitu pula mereka yang sudah mapan dengan yang baru mulai berkarir. Sifatnya sangat pribadi, tergantung prioritas masing-masing, yang penting diatur keseimbangannya sehingga kondisi jasmani dan rohani tetap terjaga dengan baik ketika menghadapi tekanan hidup. Apabila performa kita baik maka kualitas hidup kita pun akan menjadi lebih baik.
Islam adalah agama fitrah, dan fitrah manusia selalu menginginkan keseimbangan. Dengan keseimbanganlah alam alam raya ini selalu berjalan teratur.
(QS Al-Mulk [67]: 3)
Keseimbangan inilah yang menjadi ruh dan inti ajaran Islam.
Sementara cukup sampai disini dulu ya…
Semoga bermanfaat.
Insya Allah, pembahasan selanjutnya adalah bagaimana mengajarkan anak untuk hidup seimbang dan seimbang pula prestasinya; rajin beribadah, berprestasi di sekolah, berbakti pada orangtua, disenangi pula dalam lingkungan sosialnya.
Salam hangat dan tetap semangat,
Iwan Yuliyanto
10.11.2011
Pages: 1 2
Pak,kalau mau lihat attchment dreambooksnya gimana??mau juga lah disent ke email smua lampirannya.soalnya saya belum nemu nih.terimakasih.^-^
Askum. Luar biasa dan inspiratif, kalau tidak keberatan bisa minta file contoh dream book Dan program untuk menggapai kesuksesan dunia akhirat. Amin. Trimakasih smoga menjadi amal kebaikan disisi Allah. Swt. Kirim ke: nuranriansahcreative@gmail.com
[…] review kembali radar chart Roda Keseimbangan Kehidupan (Wheel of Life) Anda. Apakah kualitas Spiritual Anda sama baiknya dengan perjalanan Karir Anda di […]
[…] langkah konkritnya. Rencananya saya akan memanfaatkan diagram Wheel of Life. (terinspirasi oleh tulisan pak Iwan Yulianto) Segala harapan dan ekspektasi ditulis saja. Nanti setelah kesemua itu terdokumentasi, barulah […]
Pak,kalau mau lihat attchment dreambooksnya gimana??mau juga lah disent ke email smua lampirannya.soalnya g nemu nih.terimakasih.
Sabaar 🙂
ini postingan hasil migrasi dari blog saya yang lama di Multiply, ternyata attachment-nya gak keikut ke sini. Di Multiply bisa attachment, blognya sudah saya tutup karena mau digusur. Saya baru di WordPress, masih utak-atik fitur attachment di sini, namun belum nemu.
Insya Allah kalo dah nemu caranya, saya attach file-nya di sini, dan saya kabari mbak Elia 🙂
sebelah mana download attachmentnya? ga nemu *awam*.
mana mana? *nagih*
Ini postingan hasil migrasi dari MP, eh lha kok attachment-nya gak ngikut.
Sabaaar, lagi nyari cara ngasih attachment di WP. Maklum masih newbie dan meraba-raba di sini 🙂
ntar kalo dah ketemu caranya saya mention deh.
*eh, di WP ada mention gak ya, hahaha
ho oh, gada mention, gada gesbuk juga. masih lieur nih sama wp saya mah, mau nambahin gesbuk gatau dimana
email aja gimana? *kedip kedip* 😀
Bikin aja Guestbook via Dahsboard >> Pages >> Add New
Trus setelah jadi halaman Guestbook, taruh di deretan menu seperti yang saya buat.
Baiklah, nanti malam sekalian saya email bersamaan dg contoh2 dreambook-nya. File-nya ada di rumah soalnya.
okesip pak. ga usah buru-buru gapapa, sesempatnya aja
trus itu bikin menu gimana cara sih? dari kemarin penasaran deh, yang kaya punya bapak semacam deretan kanal begitu
Kalo kualitas jaringannya bagus, coba ikuti step-by-step tutorialnya dalam tayangan video di sini.
ntar kalo ada kesulitan bisa saya pandu via chatting, tapi lebih baik pelajari dulu video tsb. Selamat mencoba dan semoga berhasil.
YM: iwan_pipeline
Jadi pingin nyimak terus, bagaimana pola pendidikan mereka di keluarga.
Silakan menjelajah, Pak Lambang. Dengan senang hati bisa berbagi.
Monggo dipraktekkan yang di halaman dua. Kita bisa saling sharing kendala-kendalanya nanti.
Baik pak, sekali lagi terimakasih.
10-10-2011
Selamat Hari Pahlawan!
Mari kita jadikan setiap hari adalah Hari Pahlawan Keluarga. Pengorbanan seperti apa yang akan kita berikan untuk menyobek bendera kemiskinan dan kebodohan, mengusir penjajah ketidakharmonisan, dan merebut kembali hak hidup bahagia dan damai bersama keluarga?
Benar sekali, konsep kehidupan seimbang terletak pada masing2 setiap orang.Kalo dia tipe yg stay hungry, stay foolish… dia akan menilai dirinya sendiri dg sesuatu yg menantang, agar terus menjadi dinamis. Tapi akan riskan kalo dia menetapkan standar yg tinggi pada anaknya bila tanpa melakukan analisa gap pada anaknya antara harapan dan aktual, juga kondisi kemaren, saat ini, dan prediksi masa depannya nanti.Kebahagiaan sang anak itu bisa didapatkan kalo ia melakukan hal-hal yang sesuai dg passion-nya. Ditambah lagi adanya posisi level yang memuaskan untuk unsur-unsur yang nantinya tidak menjadi penghambat baginya untuk melakukan kegiatan sesuai dg passion-nya (misalnya unsur finansial, waktu, kesehatan, skill, dukungan lingkungan, dll).Bakat & skill itu bisa berbuah prestasi atau berbuah sesuatu yang menjadi manfaat bagi dirinya dan orang lain, kalo didalamnya sudah mengandung passion.
Sepakat, namun sebagaimana yg aku kutip dari pernyataan setelahnya, ”setiap orang barangkali punya konsep masing-masing terhadap kehidupan seimbang”, artinya idealnya chart diagram tersebut tidak harus mencapai tingkat tertinggi di semuanya kan?Karena saya juga merasa setiap orang/anak membawa bakat dan skillnya masing2.
subhanallah, semoga semakin banyak generasi muda berprestrasi di negeri ini 😀
wah, saya kelah telak nih sama mereka. subhanalloh 🙂
Silahkan, teh Ima, bebas saja kok di-sharing, apalagi itu ayat Al-Qur’an 🙂
Love this quote very much, inspiring! Saya quote u/ status FB saya, boleh ya, Mas Iwan? 😀
good sharing, bermanfaat banget nihterimakasih ya Mas Iwan ….
Silakan, mbak Anty, semoga bermanfaat ya… diagram roda keseimbangan itu bisa dipake juga sebagai indikator sejauhmana perkembangan bisnisnya mbak Anty. Tinggal menyesuaikan unsur-unsur keseimbangan, misalnya:- Kualitas Supplier- Kepuasan Klien- Kesiapan Infrastruktur- SDM pendukung- Strategi pemasaran- Pemanfaatan jaringan- Pencapaian pendapatan- Efisiensi biaya operasional- …dllMakanya saya sertakan form yg kosong untuk di download :)Artikel diatas masih bersambung, bagaimana implementasi menggunakan roda keseimbangan tsb untuk membantu monitoring prestasi sang anak. Rencananya saya sharing bagaimana Nana & Sasha mengimplementasikannya.
jfs,, keren postingannya mas,.,., ini yg kutunggu2 jfs mas iwan ^__^ijin donlod yah
Senang sekali kalo bisa bermanfaat banyak, mbak Fe.Sipp, saya nulis dulu ttg hak anak yg sekalian mereview 2 buku di atas ya, agar nyambung dg bagaimana peranan orangtua agar anaknya mempunyai pola hidup yg seimbang.Ini juga untuk menjawab kekuatiran yg disampaikan mbak Febby (ID rirhikyu) di atas.
Sipp, mbak Evia. Ngeposting ttg hak anak dulu ya sekalian nge-review 2 buku yg saya sebut di atas, setelah itu baru bahas tentang bagaimana mengajarkan anak agar mempunyai pola hidup seimbang (based on my experiences).Nanti saya kabari ya… 🙂
wah seru pak..aku udah bahas ini sama bapaknya anak2 dan dia setuju dgn “roda” itu, tfs ya :)btw, aku masih penasaran sama ibunya, tepatnya peranan ibunya 😀 ditunggu blog selanjutnya 😀
ditunggu bahasan selanjutnya.
semangat …!*sangat bersemangat … he he he …
aamiin.apalagi ibu. pekerjaan luar biasa.
Semoga Allah SWT mengabulkan do’amu.Yang penting sbg orangtua nanti kudu bisa menginvestasikan sebagian waktunya untuk mendampingi sang anak, terlebih selama dalam masa perkembangan intelektualnya.
Betul, bikin aplikasi harus belajar algoritma dan pemrograman, juga tool yg tersedia. Tapi kalo sudah mencintai hal tsb, serasa asyik belajarnya tanpa ada perasaan tertekan.
Jangan kuatir masih bingung HTML, mas Hen, yg penting isinya bukan kemasannya :)Tapi ntar kalo sudah punya anak (dan sudah menikah tentunya), alangkah lebih baik kalo dikenalin dg komputer sejak dini, agar timbul passion.
“Hai Anak Indonesia, Ayo Mencipta”, kata Hania Pracika.
semoga anak2ku bsk bisa berprestasi seperti mereka
hebat yaa anak-anak inibikin aplikasi kan gak gak mudahlebih mudah memakainya.. 🙂
wah, kecil-kecil sudah paham bahasa komputer, ya?banyak pula prestasinya … saya mengatur HTML mp saja masih bingung … he he he …
Subhanallah…absolutely incredible…^_____^v *nyontek kata2 paris hilton* Hutang terbayar lunas…malah sisa alias surplus saking buaguusss nya artikel ini.Bravo Mas Iwan….Hidup anak indonesia !
Rame – rame soal istilah Teknopreneur pernah saya sharing di sini, mbak Tin, ketika perusahaanku berhasil menjadi 2nd Winner Teknopreneur Award 2009.Teknopreneur Award adalah penghargaan untuk para pelaku bisnis teknologi terbaik di Indonesia.Nah, Fahma ini adalah pelaku bisnis teknologi. Karya-karyanya sudah dipatenkan, bahkan ia secara resmi menjadi programmer-nya Nokia Finland. Kabarnya perusahaan Google juga meliriknya. Di samping itu ia juga menjadi bagian dari pelaku usaha SKACI (Sekolah Komputer Aku CInta Indonesia) yg didirikannya.
tadi ada 0brolan teknopreneur, udah mikir pernah baca dmn istilah ini. merembes ke tigermom yg heboh di usa itu. tmsk obrolan febbie.
Hahaha… nikmati saja perjalananmu, mbak Danti. Semoga banyak menemukan inspirasi di sana 🙂
Bagus sekali kalo gitu, mbak Sarah, anaknya sudah punya modal dasar yaitu kecintaan pada komputer. Tinggal orangtuanya yang mengarahkannya agar apa yg ditekuni sang anak bisa lebih berdayaguna / bermanfaat bagi pengembangan dirinya.Kabarnya SKACI juga sudah mulai melebarkan sayap di luar Bandung. Kalau mbak Sarah dan suami mau membuka bisnis (sekolah komputer) di bawah bendera SKACI dan berlokasi di Jakarta, silakan… terbuka peluang untuk itu.
Aamiin. Semoga juga mereka menjadi contoh dan teladan anak-anak Indonesia agar terus berkarya dan berprestasi.
Sama – sama, mbak Mia :)Dulu saya pernah menyoroti media yg begitu telat memberitakan tentang keberhasilan mereka berdua. Saya tulis di sini: fightforfreedom: Wahai media di Indonesia…mana nasionalisme-mu ituKali ini saya mencoba menulis dari sisi yg berbeda, yaitu sisi parenting.Kebetulan saya dan orang tua kedua anak ini (Pak Yusep & Bu Yusi) begitu dekat sehingga bisa saling sharing dlm hal mendidik & membangun anak.Ini juga menjadi pembuka untuk mengawali sharing tulisan tentang parenting yang ke depan akan mengambil contoh kasus kedua putri kami, seperti yang saya tulis di akhir paragraf jurnal ini.
el juga menunggu.*duduk bareng smaa anaz 🙂
Thx 4 share pak Iwan, tp di surabaya g bs konsen bacanya 😦
makasih pak Iwan sharingnya, nanti saya baca pelan-pelanpertama saya pikir ini tentang putra putri Bapakpernah baca tentang duo anak pintar ini di media massa
tag dulu pak iwan, berangkat….:)
Wah, ini perlu bgt deh..
Thanks ya infonya, bermanfaat sekali loh…Anakku yg besar (hampir 10th) perempuan, juga computer freak…Dia dah lama pingin banget belajar bikin game, sayangnya SKACI gak ada d Jakarta ya Mas?Ntr aku mau bli bukunya deh… 🙂
Postingan yang sangat bermanfaat, bisa jadi motivasi buat ortu yang menginginkan putra putri nya berhasil dalam segala hal.Salut pada Fahma dan Hania, semoga kelak menjadi orang yang berguna dan bermanfaat bagi negara dan agama, kebanggaan ayah bunda dan keluarga.Ternyata tulisan mas Iwan yang panjang, enak dibaca, bahasanya populer dan mudah dimengerti :)Thanks for sharing, mas 🙂
Maaf, mbak Arni, mau dijabarkan di sini kok kuatir tulisannya jadi panjang :)Sabar ya, semoga bermanfaat juga buat Prema nantinya.
Monggo, mas.Oiya, Mas Priyo, … Fahma ini masih kecil sudah jadi Developer (programmer)-nya Nokia Finland lho.*manas-manasin yg jago programming.
Aamiin.Fahma & Hania ini ngajinya oke juga lho, mbak Suly.Makanya semangat banget bikin software aplikasi Do’a Anak Muslim, dan sekarang sedang menyelesaikan aplikasi Asma’ul Husna.
Mungkin karena alam bawah sadarnya telah mengubah energi pada motto di bawah ini menjadi semangat berkreasi.”Menjadi juara itu memang menyenangkan, tetapi menciptakan juara – juara baru lebih menyenangkan” (Fahma Waluya Rosmansyah)
mbak Anaz, Insya Allah, nanti saya sharing beberapa contoh kasus.. dimana emak yg biasa-biasa saja mampu mencetak anak-anak yg luar biasa. Keep stay tune ya… atau nanti saya kabari 🙂
Masih belum terlambat, mas Dinar, yang penting semangatnya tetap diteruskan pada generasi penerus mas Dinar.
Aamiin.Just info, mbak Elaine,…Fahma dan Hania sedang mengembangkan aplikasi Asma’ul Husna, setelah berhasil membuat aplikasi Do’a Anak Muslim.
Pertanyaan yang super, mbak Febby.Memang banyak ditemui kondisi demikian.Tapi pola pendidikan di dalam keluarga yg disampaikan ayahnya (Pak Yusep), ia memberikan kesempatan yg banyak buat anaknya untuk bermain. Hanya saja diarahkan, seperti penuturan beliau dalam tayangan video di atas. Permainan yg dipilih adalah yang bisa menghasilkan suatu karya. Artinya mode permainan yg aktif, bukan pasif. Setelah berhasil ditanamkan, Fahma sendiri akhirnya bilang bahwa keasyikan membuat game itu sama dengan asyiknya main game itu sendiri.Kehidupan sosialnya, juga lumayan, selain ngajar dan tentunya bisa berinteraksi dg banyak orang; Fahma juga ikut karate untuk pembentukan karakternya.Intinya selama orang tua yg mengarahkannnya itu memasukkan unsur: HOBBY dan REKREASI dalam diagram pola keseimbangan itu, saya yakin sang anak akan bisa mengatasi kejenuhannya ketika di sisi lain harus belajar keras menggapai tuk menggapai prestasi.
wah anak-anak yang luar biasasaya mnunggu saharing lanjutannya mas Iwanbagaiman mendidik anak dengan pola keseimbangan inidan bagaimana membaca roda keseimbangan yang mas Iwan tunjukin itu
Iya… mungkin kelak bisa menjadi aset nasional spt era-nya Pak Habibie. Semoga sharingnya bermanfaat ya dan applicable buat mbak Samsiah sekeluarga.
Wah, kereen, pernah nyoba gambar kucing pake android appinventor.Mas Agam, saya rekomendasikan putra-putranya dibeliin buku “Kecil – Kecil Jago Animasi” dan “Kecil – Kecil Jago Bikin Game”. Penyampaian buku ini khas anak – anak banget. Ini 2 buku diantara 12 buku karya Fahma dan Tim SKACI yg sudah diterbitkan.
Betul. Nah… ini yg akan saya share, mbak Tintin, pada pembahasan parenting selanjutnya.
yes Done!selesai jug bacanya, Subbhanlloh, sambil brdoa smoga dberi kturuan yg soleh dn brprestasi dunia akhirat
Nahh.. tuh udah dijawab benar oleh mbak Tin lagi, asal mengikuti polanya, orang tua bisa membentuk anak menjadi cerdas. mbak Anaz pasti bisa 🙂
Setuju, mbak Tin. Sepemahaman saya genetik tidak berpengaruh. Banyak kisah anak hebat (berprestasi cemerlang) yg berasal dari orang yg biasa-biasa saja.
Nahhh… mbak Niez udah tahu, khan, akibatnya kalo gak seimbang polanya 🙂
wooo.. hebatt 😀
wah ane baru sabtu kemarin belajar andorid appinventor, bikin aplikasi kucing hehehe itupun masih salah. mantabs anak kecil bisa bikin aplikasi
bacanya bikin saya malu,, sudah sebesar ini belum dapet penghargaan apa2..
subhanallah, membacanya sambil berdoa semoga kelak el punya anak yang cerdas seperti itu.
save ahhh…..
recommended banget ki, tak share neng fesbuk ah
Keren. Cuma … Ini bukan apatis yah. Nanti bagaimana anak2 jenius itu kedepannya? Soalnya dulu pernah baca, anak2 jenius di usia mudanya, tuanya jd kasian, krn masa kecil yg ga main2 dsb. Tuanya malahan mrk kehilangan gairah idup.*cuma tanya lohhhhh…..
subhanallah… cerdas..
*tepok tangan buat m.iwan..anak2nya m.iwan juga pake metode ini ya.. *lagi kebayang nana nih..
engga kayanya.. gen disini maksud karena kebiasaan kali ya.. kalu gen turunan otomatis deh karena kebiasaan juga..
bisa kalu pake pola keseimbangan.. ku pernah ikut diskusinya ini..
Pertanyaan yang samaAnaz kan dudul, jangan sampai nanti anaknya juga dudul kayak emaknya 😦
Mikir…Bisa gak punya anak cerdas kayak githu?
sebenarnya faktor genetik berpengaruh gak sih ?
saraf keseimbanganku pernah terganggu, karena pola hidup yang gak seimbang hehehe..kalo kata dokter karena banyak begadang, makan gak teratur dan banyak mikir :-))))
11-11-2011Selamat Tanggal Cantik :)Sudahkan Anda menetapkan GOAL untuk tanggal cantik berikutnya: 20-12-2012 ?Atau hanya dilalui begitu saja tanpa senyum kemenangan seperti hari ini?