Home » Parenting » (H-1) Putriku dalam “Indonesia Young Musician Performance 2011”

(H-1) Putriku dalam “Indonesia Young Musician Performance 2011”

Blog Stats

  • 2,305,343

PERLINDUNGAN HAK CIPTA

Lisensi Creative Commons

Adab Merujuk:
Boleh menyebarluaskan isi blog ini dengan menyebutkan alamat sumber, dan tidak mengubah makna isi serta tidak untuk tujuan komersial kecuali dengan seizin penulis.
=====
Plagiarisme adalah penyakit yang menggerogoti kehidupan intelektual kita bersama.

Follow me on Twitter

Bila Anda merasa blog ini bermanfaat, silakan masukkan alamat email Anda untuk selalu mendapat artikel terbaru yang dikirim melalui email.

Join 6,365 other subscribers

Insya Allah…
Putri pertama kami, Nadia Farhana az-Zahra, 10th, akan tampil dalam:

Konser Bersama Nasional
Indonesia Young Musician Performance 2011

Goodway Hotel, Batam || 9 Oktober 2011 || 11.00am – 08.00pm

Mohon do’a-nya ya, semoga lancar 🙂
Ini adalah penampilannya yang kesekian dihadapan publik, tapi bagi Nana, kali ini lebih spesial.

Nana memainkan lagu “Claudine”
Original “Claudine” (Maksim Mrvica) :
Dalam Konser Bersama Nasional ini, Nana akan menampilkan 2 nomor, yaitu:
Croatian Rhapsody (Maksim Mrvica)
Still Waters (Maksim Mrvica)

Bila ingin melihat penampilannya di rumah untuk kedua nomor itu, bisa dilihat di sini.
Ayo Anak – Anak Indonesia… mari berkreasi…!

Semoga bermanfaat dan menginspirasi.

Salam hangat & tetap semangat,
Iwan Yuliyanto


145 Comments

  1. […] ← (H-1) Putriku dalam “Indonesia Young Musician Performance 2011″ Membangun Anak dan Memprogram Masa Depan Keluarga → […]

  2. enkoos says:

    fightforfreedom said: Oiya, tentang hari H-nya Nana tampil sudah sempat saya posting di sini lho, cekidot ya 🙂

    Meluncur.

  3. enkoos says:

    fightforfreedom said: Untuk konversi dari DVD ke MP4 / FLV agar bisa diupload di youtube, terus terang saya gak tahu kalo untuk OS apel krowak. Coba aja nanya mbah gugel, dg keyword: VOB to MP4 convertion macFile DVD movie, ekstensionnya adalah VOB.

    Sip. ngkok tak golekane. Matur nuwun nggih.

  4. enkoos says:

    fightforfreedom said: Wah, Menik pasti keren dg biolanya. Apakah sampai sekarang masih menyukai dan menikmatinya? Setahu saya Menik juga punya bakat menari, khan?

    Menikmati sekali. Summer kemaren, coba coba belajar gitar dengan kursus. Mau tetep kursus biola, alatnya gak ada. Karena biolanya milik sekolah dan sewanya hanya selama masa sekolah saja. Menari tetep jalan, tetapi kalau pas ada permintaan manggung, baru latihan.

  5. enkoos says:

    fightforfreedom said: Terimakasih ulasan panjang lebarnya, mbak Evia, jadi nambah wawasan bagi saya, juga bahan buat bikin tulisan ttg pendidikan anak melalui pendekatan bermusik.

    Sama sama cak Iwan. Ditunggu tulisannya cak. Seni bikin hidup gak garing dan bila difasilitasi oleh pendidikan formal hasilnya luar biasa. Banyak temannya Menik di grup orkestra ini yang setelah lulus sekolah mendapat tawaran beasiswa dimana mana. Semakin moncer permainan musiknya, semakin pintar si anak. Ada beberapa tingkatan grup orkestra di sekolahnya Menik. Level paling bawah adalah Greyhound Orchestra, isinya pemain pemula. Setingkat di atasnya adalah Symphony Orchestra dan Concert Orchestra. Saya lupa mana yang lebih tinggi. Kemudian yang paling top adalah Sterling String. Untuk naik jenjang ke tingkat berikutnya ada audisinya. Dan yang berada di Sterling String tidak harus murid kelas terakhir, bisa aja murid masih di kelas 3 tapi skor audisinya memenuhi syarat untuk masuk Sterling String. Poinnya nyaris sempurna, minimal 98. Salah satu tes audisinya adalah sanggup memainkan musik tanpa melihat buku. Kalau Sterling String mengadakan pertunjukan, hampir selalu tanpa buku dan pilihan lagu2nya banyak yang sulit. Menik berada di level ketiga, satu tingkat di bawah Sterling String.Nah yang berada di Sterling String inilah yang sering mendapat tawaran beasiswa dimana mana setelah lulus sekolah. Dan jurusan yang dipilihnya bukan musik. Bagi mereka, musik adalah hobi. Ada salah satu lulusan sekolah ini yang mantan pemain Sterling String, membentuk grup orkestra kecil2an dengan kawan2nya. Sering diminta main musik kalau ada wedding. Bahkan ngamen di downtown pada musim panas buat nambah2 uang saku. Di Amerika, ngamen bukan hal yang memalukan bahkan pengamen2 jalanan ini banyak yang memiliki rekaman CDnya yang dijual selama ngamen dan mutunya jauh dari ecek2 alias top markotop. Bahkan aku pernah ketemu pengamen penggesek biola di Washington DC yang mengamen demi membiayai sekolah musiknya. Kehabisan duit rupanya.

  6. enkoos said: Ini salah dua pertunjukan orkestra mereka yang saya temukan di youtube. Saya sendiri gak punya rekaman videonya, meskipun Menik sudah sangat sering konser. Gak punya alatnya 😦 Tapi kami ada satu DVD, hasil dari rekaman sekolah yang digarap secara profesional dan dijual kepada orang tua murid yang tertarik. Tapi aku gak ngerti gimana caranya transfer ke youtube. Gaptek :((

    Terimakasih ulasan panjang lebarnya, mbak Evia, jadi nambah wawasan bagi saya, juga bahan buat bikin tulisan ttg pendidikan anak melalui pendekatan bermusik. Wah, Menik pasti keren dg biolanya. Apakah sampai sekarang masih menyukai dan menikmatinya? Setahu saya Menik juga punya bakat menari, khan?Oiya, tentang hari H-nya Nana tampil sudah sempat saya posting di sini lho, cekidot ya :)Untuk konversi dari DVD ke MP4 / FLV agar bisa diupload di youtube, terus terang saya gak tahu kalo untuk OS apel krowak. Coba aja nanya mbah gugel, dg keyword: VOB to MP4 convertion macFile DVD movie, ekstensionnya adalah VOB.

  7. enkoos says:

    penuhcinta said: Di sini sistem seperti itu biasa, Mas. Jadi kerja sama antara sekolah dengan toko musik tertentu. Sebenarnya yang diincar oleh toko musiknya adalah setelah 3 bulan masa percobaan (masa sewa), si ortu akhirnya akan membelikan alat itu untuk anaknya. Cara membelinya juga dipermudah dengan fasilitas cicilan alias kreditan. Tapi, kalau mau dikembalikan saja ke toko musiknya juga boleh dan ada juga alternatif menukar alat musik tsb dengan alat musik lain.

    Sekedar menambah informasi yang diberikan Irma.Selain sewa alat musik di toko, sekolah juga menyediakan dengan waktu sewa yang lebih panjang.Contohnya Menik. Di sekolahnya ada mata pelajaran art. Salah satu pilihan art adalah musik. Musik ini masih dibagi bagi lagi menjadi orchestra, band dan choir. Yang milih orchestra tentunya masih memilih instrumen apa yang akan dimainkan, begitu juga band dan choir. Menik memilih ikut orchestra dan memainkan biola. Perlu diketahui juga bahwa mata pelajaran di sekolah2 Amerika tidak sepadat dan sebanyak di Indonesia. Sedikit tapi dalam. Dan diajarkan setiap hari. Begitupun musik yang menjadi bagian dari Art pilihan Menik. Setiap hari berlatih orchestra. Bagi siswa yang tidak atau belum memiliki alat musik yang dimainkannya, boleh menyewa dari sekolah dengan biaya sangat murah. Dan kami *saya dan suami* memutuskan untuk menyewa. Kenapa? Karena sewaktu memutuskan memilih biola, kami belum tahu seberapa dalam minat Menik dengan biola. Ketimbang beli mahal mahal tetapi ternyata bosen, sayang kan. Ternyata permainannya menunjukkan hasil yang sangat pesat untuk ukuran orang yang baru belajar, tak mengenal dasar musik sama sekali sebelumnya dan belajar di saat usia yang tidak muda lagi. Menik belajar menggesek biola umur 14 tahun. Berlatih di sekolah yang setiap hari seperti itu, ternyata dianggap belum cukup sehingga Menik mendapat les tambahan secara private di luar sebanyak 45 menik seminggu. Selebihnya latihan sendiri di rumah. Selain itu pihak sekolah secara reguler menyelenggarakan pertunjukan untuk anak anak didiknya tersebut. Manggungnya gak hanya di sekolah, justru yang paling banyak manggung di gedung2 pertunjukan yang banyak bertebaran di kota. Terkadang dengan menjual tiket masuk yang harganya sangat murah, sekedar cukup untuk menutup biaya sewa gedung. Selama sekali atau dua kali dalam setahun para pemain orkestra remaja ini juga melawat ke beberapa negara bagian untuk mengadakan konser. Ini salah dua pertunjukan orkestra mereka yang saya temukan di youtube. Saya sendiri gak punya rekaman videonya, meskipun Menik sudah sangat sering konser. Gak punya alatnya 😦 Tapi kami ada satu DVD, hasil dari rekaman sekolah yang digarap secara profesional dan dijual kepada orang tua murid yang tertarik. Tapi aku gak ngerti gimana caranya transfer ke youtube. Gaptek :((

  8. avicena1986 says:

    Always marvelous….^_____^v Love u Love u Love u Love u Dek Nanaa…*hiks..telat bongkar2 blog Mas Iwan Nehh….

  9. fendikristin says:

    fightforfreedom said: Jadi, tugas orangtua hanya menemukan potensi & bakatnya, mengasahnya, mengembangkannya dan menjaga motivasinya.

    saya suka dan setuju banget sama kata2 mas Iwan ini…ortu tidak bisa memaksakan kehendak akan jadi apa anak nanti 🙂

  10. wkwkwkwkwkw 😛 motif semangkatriiing! jadi ide aiii, buat summer collection hhiihihhihihi kan summer waktunya berdingin2 riaaa secara panaaasss…aaaaah ide emang gak kemanaaaaaai terima kasih pagi2 dah ngasih inspirasiii :-*

  11. akuai says:

    yg pasti bukan aku, nty. Bisa2 aku bikin motif semangka di gaunnya. Wkwk.. Apa perlu disebut? Hahay!

  12. siapakah ai desainernya yaaa 😀

  13. akuai says:

    waah.. Bahkan saya dapet bocoran dari sang designer kalo nana mau bikin vidklip. Ga nyangka kalo ternyata ia yg merancang gaun utk anaknya pak iwan. Hoho.. Terkoneksikan di jurnal ini.Selamat dan sukses!

  14. penuhcinta says:

    fightforfreedom said: Saya kok baru denger tuh, mbak Irma, ada alat musik yg disewakan. Bagus juga tuh untuk bahan eksplorasi sang anak sebelum benar-benar menentukan pilihan apa yg disukainya.Imo sekarang hobbynya apa, mbak Irma?

    Di sini sistem seperti itu biasa, Mas. Jadi kerja sama antara sekolah dengan toko musik tertentu. Sebenarnya yang diincar oleh toko musiknya adalah setelah 3 bulan masa percobaan (masa sewa), si ortu akhirnya akan membelikan alat itu untuk anaknya. Cara membelinya juga dipermudah dengan fasilitas cicilan alias kreditan. Tapi, kalau mau dikembalikan saja ke toko musiknya juga boleh dan ada juga alternatif menukar alat musik tsb dengan alat musik lain. Imo dulu suka sekali menggambar dan biasanya gambarnya berupa rancangan berbagai kendaraan dan mesin. Aku pernah pajang gambar2nya di sini. Sekarang sudah mulai jarang menggambar dan makin sering main lego. Sejak belajar klarinet, dia juga senang bermain musik ditambah pencet2 keyboard. Tapi dari dulu sampai sekarang sih dia tetap sangat suka membaca buku. Dia bilang ingin jadi artist sekaligus scientist, plus jadi musician (ketika sudah belajar klarinet).

  15. penuhcinta says:

    fightforfreedom said: Terimakasih masukannya, mbak Irma.Setelah ini, saya akan coba gali info ttg Julliard.Memang benar, pengaruh lingkungan atau apapun yg melatarbelakanginya bisa menyebabkan anak berubah cita-cita. Untuk itulah evaluasi potensi, minat dan bakat harus dilakukan secara berkala. Setahu saya minimal 6 bulan sekali.Komen ini, bersambung…. setelah gali info ttg Julliard.

    Koreksi dikit Mas, aku salah spelling, yang benar adalah: Juilliard. Ini sekolah musik paling bergengsi di AS dan dunia. Menurut kang Wiki, tingkat penerimaan mahasiswanya tahun ini cuma 5,5%. Yang daftar bejibun, yang diterima cuma seuprit. Aku tunggu sambungannya, bikin postingan lain juga boleh, Mas… sangat bermanfaat soalnya.

  16. beautterfly said: Saya sedikit yakin, apalagi dg reply pak iwan yg menyebutkan bahwa bulan ini sang desainer akan menelurkan websitenya.

    Lho, mbak Sari yakinnya kok cuma sedikit? Berarti banyak ragunya dong 🙂 🙂

  17. maeea said: komenku kok ilang yo mas?…..anyway, sungguh anak yang membanggakan **kasih jepol**

    Terimakasih, mbak Maya. Semoga komennya yg ilang itu segera kembali ke pangkuan 🙂

  18. n4il4 said: Wah, saya jadi ikut bangga lho !!! Selamat ya….. Apalagi berjilbab, wah !!! Masya Allah ..

    Terimakasih, mbak Nailah. Sekalian syiar lewat bermusik ya 🙂

  19. tintin1868 said: ngalir asik ditelinga dengernya..ditunggu deh liputan konsernya dengan baju rancangan empeyer..

    Sebenarnya Nana pengen ngebawain Claudine itu, mbak Tin, tapi lagu itu di atas 4 menit, sementara untuk kelompok kategori di usianya Nana, maksimal durasi adalah 4 menit setiap lagu. Jadi ngebawain yg rada nge-beat.Kalo baju, Nana sendiri yg milih maunya konsep desainnya spt apa… tinggal desainer & ortunya (bundanya Nana) yg mengarahkan.

  20. nanabiroe said: Belajar banyak dari postingan ini.Salam yaaa buat Nana cantikkk dari tante Nana.

    Terimakasih, mbak Nana. Namanya kembaran ya… tapi kalo Nana putri saya itu nickname-nya. Salam juga buat Farrel, semoga sukses.

  21. debapirez said: wah….selamat, mas Iwan. semoga sukses dan bs terus mengembangkan bakatnya. anaknya teman saya juga ada. kalau ga salah namanya Bernard deh, agak Cina gt….

    Terimakasih supportnya, mas Dedy.Kemaren Cina paling dominan, emang mereka banyak yg pinter-pinter maennya.

  22. beautterfly says:

    Saya sedikit yakin, apalagi dg reply pak iwan yg menyebutkan bahwa bulan ini sang desainer akan menelurkan websitenya. Hehehe. Pasti nana sangat cantik mengenakan baju itu.

  23. subhanallahu said: tapi saya kira mereka semua masih eksplorasi…O, ya, tentang alat bantu psikologi untuk mengetahui bakat, minat, kemampuan anak, apa aja ya? ada contoh onlinenya?

    Minta maaf, Pak Widodo, saya sendiri tidak tahu yg versi online-nya.Tapi menurut pemahaman saya, alat bantu psikologi yg versi online untuk anak-anak itu sepertinya gak ada, kalaupun ada saya meragukan keakuratannya. Sebab yg menjadi obyek khan sang anak. Sementara sang anak yg seharusnya menjawab itu bisa jadi belum mengenal komputer apalagi internet. Untuk mengetahui bakat, minat, kemampuan tidak sederhana prosesnya, dibutuhkan kesabaran ortu-nya, karena ia harus meluangkan waktu – waktu khusus untuk:1. Memperhatikan tingkah laku anak. Kegiatan apa yang sering dilakukannya? Anak lebih berminat pada hal-hal apa? Semuanya dicatat.2. Mengikuti perkembangan anak dengan cermat. Misalnya pelajaran apa yg ia lebih cepat menangkapnya. Ini juga perlu sampel yg banyak.3. Memberikan berbagai macam stimulus kpd anak, misalnya dg memberikan permainan yg variatif. Kita perhatikan (catat) bagaimana responnya.4. Untuk penguat data: Melakukan tes psikologi (tes bakat) untuk melihat kelebihan & kelemahan anak. Untuk poin 4 ini, saya sendiri minta bantuan teman saya yg psikolog, (dulu ia HRD di kantor saya) ia menggunakan alat bantu yg berupa hard copy (lembaran buku). Buku itu tidak diperjual belikan secara bebas, yg belipun harus sudah certified. Begitu juga yg menganalisa juga harus certified. Kalo no.4 susah, ya cukup poin 1-3 di atas, dan yg dibutuhkan adalah skill analisa statistik dan mampu membaca tren. Terkadang ada orang tua yg terjebak dg pengamatan dini thd sang anak shg cepat mengambil kesimpulan ttg bakat & minat anak; padahal kenyataannya sang anak sedang ber-eksplorasi (yg mungkin saja sementara prosesnya, setelah itu ditinggalkan krn bosan). Tepat spt yg Pak Widodo sampaikan.

  24. fetryz said: subhanalloh..nana tambah keren aja

    Sukses juga buat Bintang ya, mbak Fetry.Alat tempurnya mbak Fetry lengkap banget sepertinya untuk mendidik dan membentuk Bintang dan Baby Asma 🙂

  25. biangla2hati said: konsernya tdi siang yak

    Maaf, telat reply… betul, mbak

  26. penuhcinta said: . Imo juga ganti dari biola ke klarinet gue izinikan, tapi kasih waktu 3 bulan (barengan sama masa sewa klarinet). Kalau nanti setelah 3 bulan dia ternyata gak berminat lagi atau gak ada kemajuan, gue akan kembalikan klarinetnya ke toko musik dan dia cari alat musik lain atau gak main musik sama sekali. Kalau dia masih minat dan ada kemajuan, baru deh gue beliin alatnya.

    Saya kok baru denger tuh, mbak Irma, ada alat musik yg disewakan. Bagus juga tuh untuk bahan eksplorasi sang anak sebelum benar-benar menentukan pilihan apa yg disukainya.Imo sekarang hobbynya apa, mbak Irma?

  27. luqmanhakim said: Pertanyaanku, kalo tiba-tiba Nana pengen jadi musisi, gimana tuh, Mas Iwan?Sekarang sih Nana masih kecil, tapi nanti pas SMP atau SMA ketemu temen-temen yang punya ide sama dalam bermusik lantas mereka mau bikin band, Mas Iwan rela nggak?

    Ini pertanyaan suuuuper sekali, mas Luqman.Sepertinya saya buat postingan sendiri dg gambaran tema: “Ketika Anak Beranjak Remaja”.Anggap saja, pertanyaan ini pe-er bagi saya untuk menulis parenting :)Eh, gak nyangka kalo Zahra belajar musik juga. Titip semangat buat Zahra ya…

  28. rengganiez said: Maksim yg tingkat kesulitannya tinggi….yang pop akhirnya milih apa, pak Iwan?

    Gak jadi, mbak Niezt. Ia lebih suka lagu-lagunya Maksim. Akhirnya milih “Croatian Rhapsody” dan “Still Waters”. Terimakasih masukan sebelumnya.

  29. maeea says:

    komenku kok ilang yo mas?…..anyway, sungguh anak yang membanggakan **kasih jepol**

  30. penuhcinta said: Mas, saranku sih, meski Nana cita2nya menjadi dokter, perlu juga dibukakan wacana untuk menjadi pemain musik profesional untuk orkestra misalnya. Jangan di Indonesia…he…he… Performing arts school di AS ada banyak, kalau bisa masuk Julliard, welehhh… keren banget Mas. Dan untuk yang berbakat, seperti biasa pasti ada beasiswa.Terserah Nana mau milih apa, tapi wacana lain tetap dibuka. Anak2 kan biasanya masih berubah-ubah cita-citanya. Soalnya sayang, gak semua orang berbakat musik, mungkin prosentasenya lebih sedikit ya dari kemungkinan orang bisa menjadi dokter yang bukan ditentukan dari adanya bakat atau tidak.

    Terimakasih masukannya, mbak Irma.Setelah ini, saya akan coba gali info ttg Julliard.Memang benar, pengaruh lingkungan atau apapun yg melatarbelakanginya bisa menyebabkan anak berubah cita-cita. Untuk itulah evaluasi potensi, minat dan bakat harus dilakukan secara berkala. Setahu saya minimal 6 bulan sekali.Komen ini, bersambung…. setelah gali info ttg Julliard.

  31. trewelu said: alhamdulillah, selamat buat mbak nana! semoga lancar, sukses, dan berkah… ditunggu laporan pandangan matanya…

    Terimakasih, mbak Rinda.Laporan pandangan mata-nya sekalian setelah proses editing video-nya selesai ya 🙂

  32. enkoos said: Mengenai musik atau olah raga atau apapun kegiatan sampingan selain pendidikan formal yang menjadi hobi si anak, aku baru tahu kalau bisa menjadi pemicu kerja otak kiri. Tadinya aku mikir adalah untuk bikin hidup gak garing dan sebagai penyeimbang.

    Terimakasih, mbak Evia.Selain contoh aktivitas di atas; melukis, jepret-jepret kamera bisa meningkatkan kecerdasan juga lho… syaratnya tetap yaitu harus disertai penanaman nilai-nilai entrepreneurship, misalnya: ownership & tanggung jawab, ia akan berusaha menghasilkan sebuah maha karya tanpa cacat. Kok bisa? Seorang entrepreneur sukses selalu punya prinsip “one mistake is too many”. Jadi, secara tidak langsung, ia akan selalu mencari tahu bagaimana teknik – teknik terbaiknya untuk menghasilkan karyanya. Tentunya dalam pembentukan nilai-nilai itu mutlak didampingi orang tua, karena dlm aktivitas ini orang tua bisa diposisikan sbg customer sang anak; yg menilai dan memberikan masukan / kritikan (tanpa mencela). Otak kanan mendorong keberanian & berpikir strategi & tips trik melukis/menjepret; sementara otak kiri mengolah semua informasi dan mengeksekusi-nya.

  33. bunda2f said: simpelnya sih anak2 memang harus mendapatkan keseimbanganga melulu belajarkalau saya sendiri, selagi mereka masih anak2 ya biarkan mereka banyak bermainkarena mereka belajar melalui bermain, menganalisa sesuatu melalui bermain

    Betul banget, mbak Maya, dan terimakasih atas opininya :)Salah satu hak anak adalah bermain. Jika orangtua terlalu “bernafsu” untuk mendorong anak berprestasi, awalnya sih mungkin masih jadi penurut… namun bila tidak diimbangi dg mental yg sehat, bisa jadi anak malah merasa overload, stress, dan bahkan depresi. Orangtua perlu menjalankan trik agar anak tetap merasa bermain, meskipun sedang belajar.Misalnya, memberikan game-game edukasi.eh, malah melalui belajar piano, anak bisa sekaligus belajar matematika dg menyenangkan lho… Nana sudah mengenal matematika ketika berusia 4,5 tahun melalui permainan jumlah ketukan dan berapa lama waktu tunggu / berhenti (nada). Meskipun awal-awalnya banyak kesalahan… ya gak masalah tetep aja pencet tang-ting-tung terus… lama – lama pendengarannya terlatih…. dan akhirnya bisa menghasilkan nada – nada harmonis mengikuti tanda baca (not balok). Ia belajar teori pecahan pada matematika, misalnya 1/4 ketukan + 1/4 ketukan, maka harus ada nada tunggu 1/2 ketukan bila ingin harmonis dalam sebuah bar deretan nada. Dengan cara itulah kami mengajarkan manfaat matematika.Dengan demikian di usia dini, anak sudah belajar ilmu matematika yg menyenangkan dan memahami kegunaannya. Sebelum masuk SD, ia sudah menguasai penjumlahan matematika yg bersifat pecahan; dengan cara alamiah, bukan sekedar teori di atas kertas.Kesimpulannya:Setiap memberikan jenis permainan, fokus kami adalah bagaimana agar tetap dalam misi (yaitu ia menjadi anak yg berprestasi). Ini sekedar tambahan sharing dari kami.

  34. itsmearni said: Thanks udah sharing yaaa

    Sama-sama, mbak Arni.Jadi pengen nulis postingan terpisah untuk detail proses menemukannya 🙂

  35. n4il4 says:

    Wah, saya jadi ikut bangga lho !!! Selamat ya….. Apalagi berjilbab, wah !!! Masya Allah ….

  36. tintin1868 says:

    m.iwan ternyata orangtua yang hebat.. nana berbakat nih.. ngalir asik ditelinga dengernya.. ditunggu deh liputan konsernya dengan baju rancangan empeyer.. *ga bisa nebak, kayanya ga punya empeyer yang suka desain baju deh..

  37. Alhamdulillah, kemaren acara terselenggara dengan lancar dan Nana mampu menampilkan performance-nya dengan baik. Terimakasih atas do’a nya.Ia tampil di session yg kedua (sore-malam), bersama para remaja – dewasa yg sudah high skill, sehingga pas foto bersama, Nana tampak kecil sendiri :)Meskipun ada kata “Young”, ternyata yg tampil ada yg usianya 51 tahun :)Namun, minta maaf, sharing foto dan video, serta liputannya masih tertunda.Ada distraction, jadi masih belum feel free ngeMPi dan mengunjungi rumah teman-teman siang ini :)Dan, juga maaf, belum sempat mengomentari teman-teman atas sharing pendapatnya yg menarik. Keep nice discussion… i like it 🙂 *nanti malam saya coba balik ke sini untuk sharing & diskusi kembali.

  38. nanabiroe says:

    Belajar banyak dari postingan ini.Salam yaaa buat Nana cantikkk dari tante Nana.

  39. debapirez says:

    wah….selamat, mas Iwan. semoga sukses dan bs terus mengembangkan bakatnya. anaknya teman saya juga ada. kalau ga salah namanya Bernard deh, agak Cina gt….

  40. subhanallahu says:

    terimkasih tambahan PM-nya Pak, saya setuju ortu sebaiknya tidak memaksa anak ke arah minat/kemampuan tertentu. Dan melatih semua bagian otak akan mengasah intelektualitas dan yang jelas mencegah kepikunan dini. Namun bila hanya semata-mata dengan musik seperti musik klasik, misalnya Mozart ternyata menurut penelitian terkini, tidak semata-mata dapat meningkatkan kecerdasan.Referensi:http://bentengkehidupan.wordpress.com/2011/05/30/musik-mozart-tidak-meningkatkan-kecerdasan/http://www.telegraph.co.uk/health/healthnews/7707157/Listening-to-Mozart-does-not-increase-intelligence.htmlhttp://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1348/026151002166433/abstractSaya sendiri tidak terlalu suka musik (dulu waktu kecil suka, sekarang lebih senang suasana tenang, kecuali musik instrumen lembut seperti piano dan flute saya suka. Saya sendiri dulu punya hobi melukis dan banyak mendapat penghargaan, sekitar 17 penghargaan sampai tingkat propinsi (sayang hanya bertahan sampai SMP, sulit untuk inves waktu untuk hobi gila ini). Selain itu maniak elektronika sejak kelas 4 SD, hehe. Semua hobi saya itu tidak ada hubungannya sama ortu alias bukan bakat menurun, tapi lebih karena lingkungan.Nah, mengenai anak, anak saya yang pertama sepertinya kemampuan mulutnya luar biasa, alias cerewet, di sekolah paling rame sendiri, mungkin bakat jadi orator atau tukang dongeng, haha…Yang kedua senang corat-coret…tapi saya kira mereka semua masih eksplorasi…O, ya, tentang alat bantu psikologi untuk mengetahui bakat, minat, kemampuan anak, apa aja ya? ada contoh onlinenya?Thanks….

  41. fetryz says:

    subhanalloh..nana tambah keren aja..pengen muter videonya,cuman inet hp lagi dudul..Sukses ya sayang..Btw,ikut baca2 reply2annya..*belajar dari senior*

  42. penuhcinta says:

    luqmanhakim said: anakku Zahra moody abis.

    Sorry nyamber ya Man. Kira2 karakter moody abis ini warisan dari siapa yak? Hi…hi…hi. Mungkin Zahra lagi eksplorasi, Man, sebelum menemukan instrumen yang benar2 dia cintai. Imo juga ganti dari biola ke klarinet gue izinikan, tapi kasih waktu 3 bulan (barengan sama masa sewa klarinet). Kalau nanti setelah 3 bulan dia ternyata gak berminat lagi atau gak ada kemajuan, gue akan kembalikan klarinetnya ke toko musik dan dia cari alat musik lain atau gak main musik sama sekali. Kalau dia masih minat dan ada kemajuan, baru deh gue beliin alatnya.

  43. biangla2hati says:

    wih, hebaat… konsernya tdi siang yak

  44. luqmanhakim says:

    itsmearni said: Reply ke mas luqman bisa jadi 1 jurnal sendiri hehe

    Masalahnya aku juga lagi belajar kayak penerapannya Mas Iwan, Arni. Bedanya, Nana lumayan fokus, anakku Zahra moody abis. Belajar keyboard, gara-gara yang ngajarin ibunya nggak sabaran, trus bosen. Belajar gitar aku ajarin teknik shredding, sweeping yang maen cepet buat musik metal, protes, bilangnya nggak suka musik metal, ditambah ngeluh melulu jari-jari sakit semua mencet senar di fret gitar. Sekarang belajar biola, kursus di EMS (Elfa Music School), karena aku sama istri emang nggak bisa maen biola, ya udah, kursus lah sana. Belom setahun kursus, udah ngeluh melulu, bilangnya biola itu nggak ada penjelasan buat mindahin nada soalnya fretless, nada-nada yang dimaenin pun jadi berantakan. Aku sih bilangnya semua kalo baru belajar ya jangan langsung bisa, maen musik awalnya ya pasti berantakan dulu, aku juga nggak jago maen gitar kok, maennya masih kotor pas perpindahan nada. Tapi lagi-lagi, gimana bikin fokusnya ini yang aku juga masih belom dapet bentukannya. Pengennya sih semua anakku bisa maen musik, satu waktu ke depan pengen bikin band keluarga, nggak harus jadi band gede apalagi komersil, buat jadi band indie, atau minimal buat maen di keluarga, atau malah cuma di tingkat RT sekalipun udah seneng kok…

  45. luqmanhakim says:

    Ada kecenderungan aku berobsesi anakku kudu belajar musik karena aku dulu nggak didukung belajar musik sama orang tua, istriku juga udah mencium gelagat aku yang antusias banget anak-anak harus belajar musik. Nah, kalimat “belajar musik nggak harus jadi musisi, itu penting buat perkembangan IQ, EQ dan keseimbangan otak juga mental anak di kedepan hari” ini kalimatnya istriku, bukan aku yang bilang. Makanya aku ngeliat Nana bisa begini ya salut banget. Tapi lagi-lagi, ngeliat perkembangan musik di Indonesia ya ngenes banget. Anakku Zahra belajar biola di Elfa Music School, aku kalo nganterin, pas nungguin itu sering ngobrol sama guru-guru musik di sana, rata-rata mereka ya anak band tapi stuck sama perkembangan musik di Indonesia. Bikin lagu, trus bikin demo tape, ujung-ujungnya bukan band-nya yang diorbitin malah lagu itu dibeli putus sama beberapa major label dan dikasih ke band lain. Belum lagi saat ada major label yang tertarik sama band mereka, tapi malah dibongkar pasang, basisnya lah yang harus dibuang, atau drummernya, atau cuma diambil vokalisnya aja dan nama bandnya tetep sama. Alasan yang nggak masuk akal, tampang yang nggak ngejual… Ngedenger ini aku ngenes, aku malah nawarin buat ikut ke festival-festival, aku coba tembusin ke JFP (Java Festival Production) deh, lewat ajang Java Jazz, Rockin Land atau Soul Nation, tergantung jenis musiknya, kebetulan aku kenal beberapa orang-orangnya JFP. mendingan besar lewat festival ketimbang dikadalin sama major label nggak bertanggung jawab. Toh musik udah jadi industri dan karena industri, uanglah yang jelas jadi tujuan utama. Pertanyaanku, kalo tiba-tiba Nana pengen jadi musisi, gimana tuh, Mas Iwan? Sekarang sih Nana masih kecil, tapi nanti pas SMP atau SMA ketemu temen-temen yang punya ide sama dalam bermusik lantas mereka mau bikin band, Mas Iwan rela nggak?

  46. rengganiez says:

    Pilihannya mantaps, Maksim yg tingkat kesulitannya tinggi….yang pop akhirnya milih apa, pak Iwan?

  47. penuhcinta says:

    Mas, sudah berhasil nonton dan dengar. Ck…ck…ck. hebaaaat. Ini sih sudah mahir banget. Padahal baru 10 tahun ya! Selamat ya Nana, semoga bisa makin mahir dan mengharumkan nama bangsa. Mas, saranku sih, meski Nana cita2nya menjadi dokter, perlu juga dibukakan wacana untuk menjadi pemain musik profesional untuk orkestra misalnya. Jangan di Indonesia…he…he… Performing arts school di AS ada banyak, kalau bisa masuk Julliard, welehhh… keren banget Mas. Dan untuk yang berbakat, seperti biasa pasti ada beasiswa. Terserah Nana mau milih apa, tapi wacana lain tetap dibuka. Anak2 kan biasanya masih berubah-ubah cita-citanya. Soalnya sayang, gak semua orang berbakat musik, mungkin prosentasenya lebih sedikit ya dari kemungkinan orang bisa menjadi dokter yang bukan ditentukan dari adanya bakat atau tidak.

  48. trewelu says:

    alhamdulillah, selamat buat mbak nana! semoga lancar, sukses, dan berkah… ditunggu laporan pandangan matanya…

  49. enkoos says:

    fightforfreedom said: Bagaimana dg otak kiri?

    Baru saja mau nanya apa bedanya otak kanan dan otak kiri, karena seringkali disebut sebut tapi gak tau mau nanya kemana.Ulasannya bagus sekali cak Iwan. Terima kasih sekali lagi. Aku simpen nih ulasannya.Mengenai musik atau olah raga atau apapun kegiatan sampingan selain pendidikan formal yang menjadi hobi si anak, aku baru tahu kalau bisa menjadi pemicu kerja otak kiri. Tadinya aku mikir adalah untuk bikin hidup gak garing dan sebagai penyeimbang.

  50. bunda2f says:

    jadi penasaran pengen liat yg versi youtube

  51. bunda2f says:

    fightforfreedom said: Maaf, jadi panjang nih ulasannya

    ulasan yg panjang ini udah bisa jadi 1 jurnal tersendiri nih pakkeren bahasannyasimpelnya sih anak2 memang harus mendapatkan keseimbanganga melulu belajarkalau saya sendiri, selagi mereka masih anak2 ya biarkan mereka banyak bermainkarena mereka belajar melalui bermain, menganalisa sesuatu melalui bermain

  52. itsmearni says:

    Saya belajar banyak nih dari uraian mas IwanReply ke mas luqman bisa jadi 1 jurnal sendiri heheThanks udah sharing yaaa

  53. penuhcinta said: Kok gak bisa nonton atau dengar yak? Sambungan internetku pasti lagi lambreta. Tapi aku yakin pasti bagus. Semoga sukses ya konsernya. Aku sepakat Mas, main musik bisa membantu meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan. Piano (atau electone) bagus karena katanya otak kanan dan kiri sama2 terlatih.

    Lha piye tho… kok bisa lambretta ? :)Setuju, bermusik khususnya piano banyak mendukung peningkatan kecerdasan, tapi hal lain yg menempatkan anak pada dunianya juga bisa meningkatkan kecerdasannya. Yang penting gimana caranya otak kanannya diberdayakan. Banyak jalan untuk itu selain bermusik. Silakan simak uraian saya untuk komentarnya mas Luqman.

  54. myshant said: ayo mb Nana…disuporter-in dari sini, yakin besok lancar deh penampilannya

    Terimakasih support-nya, mbak Shanti.eh, Nana lahirnya di Sleman, Jogya lho… nanti kalo pulang kampung dan bisa kopdar, saya kenalin ya, he he he…

  55. nur4hini said: selamat buat nana…., kalo nyari di youtube kata kuncinya apa pak Iwan?Eh mo nanya pak iwan, bagaimana caranya sih biar bisa tau potensi seorang anak?

    Kalo nyari di youtube & google kata kuncinya: nadia farhana pianoTiga kata itu aja.Di Google terindeks di halaman pertama, padahal gak pake SEO-SEO an, hehehe… mungkin karena banyak yg nge-link. Saya sendiri gak tau kok bisa nge-link kemana-mana sampai ke situs2 luar negeri segala :)Tentang potensi & bakat… Sebelumnya, semoga mbak Nura juga ikut menyimak komentar saya untuk Mas Luqman.Untuk mengetahui potensi & bakat kuncinya adalah kejelian ortunya ketika berinteraksi dg sang anak. Mengamati & menganalisa perilakunya dg baik, dg memberikan pancingan-pancingan kegiatan yg beraneka ragam, tinggal kita mencatat semuanya atas respon yg diberikan sang anak. Kemudian hasil-hasil tsb diolah… bagus juga kalo dg pendekatan statistik agar akurat hasilnya.Wah… ribet banget ya? ya.. itulah harga yg harus dibayar, investasi pemikiran dan waktu, yg tidak sekedar mendampinginya saja.Ada banyak sih yg menawarkan secara instant, misalnya dg analisa sidik jari.Namun, kami lebih suka dg pendekatan alamiah (dg melakukan investigasi) spt cara di atas.Ada baiknya memang kalo diperkuat dg data-data yg diberikan psikolog. Tapi itu hanya penguat saja; karena keterlibatan orang tua mutlak diperlukan.Kalo saya perhatikan, apa yg dilakukan MakKhansa sudah berada dalam jalur yg tepat, tinggal diperkuat dg penanaman mental entrepreneurship saja.Ayo, terus digali, MakKhansa :)Semoga ikhtiarnya dibalas dg kebaikan.

  56. itsmearni said: Selamat ya mas, sebagai orangtuanya mas Iwan dan istri telah menemukan bakat dan potensi putri tersayang dan mengarahkannya ke ajalan yang tepat 🙂

    Terimakasih, mbak Arni (a.k.a Mama Prema).Proses menemukannya itu saya ulas panjang lebar pada komentar untuk Mas Luqman. Semoga bermanfaat ya…

  57. luqmanhakim said: Salut Mas Iwan… setuju, nggak harus jadi musisi, belajar musik memang penting buat perkembangan IQ, EQ dan keseimbangan otak juga mental anak di kedepan hari.

    Terimakasih perhatiannya, Mas Luqman :)Meskipun di situ saya tulis “hanya”, tapi kenyataannya implementasinya berat banget… lama lho kami menggali apa potensi Nana (dan Sasha) yg sebenarnya.Karena kami ingin mereka itu bahagia, dg bisa berprestasi di sekolahnya dg segala kemampuan intelektualnya tanpa ada perasaan tertekan, sementara di sisi lain, potensi & bakat itu juga harus sudah ditemukan di usia dini. Ini jelas kerja berat, kalo gak ingin salah langkah.Lho, mengapa potensi & bakat harus segera ditemukan?Begini…Sistem pendidikan di negara kita ternyata tidak mendukung peningkatan generasi2 yg berkualitas unggul. Terlihat dg rata-rata orang tua memandang bahwa prestasi di sekolah bisa dicapai hanya dg mengikuti pelajaran formal, anak-anak dicekoki dg begitu banyak hafalan & rumus2 yg ia sendiri gak tahu apa manfaatnya buat kehidupannya. Akibatnya, banyak anak2 yg orientasinya adalah hasil, bukan proses; yg penting bisa menjawab sesuai text book (letterlijk). Sehingga kalopun terlihat berprestasi, anak itu sebenarnya ada benih-benih pemberontakan dalam jiwanya (baca: rentan stress); karena dalam pikirannya: “berprestasi” itu adalah tuntutan dari lingkungannya. Anak itu kehilangan dunianya yg sebenarnya sudah ada dlm dirinya. Akibatnya ketika sudah remaja, jiwa pemberontaknya mulai muncul, sementara potensinya sudah tenggelam. Kondisi inilah yg sering menjadi penyebab stress di kalangan remaja. Dan ia lebih memilih mendengarkan omongan temannya daripada ortunya sendiri.Kami jelas tidak ingin kelak terjadi kondisi demikian menimpa pada anak-anak kami.Kemudian kami berinvestasi waktu yg lebih banyak untuk berinteraksi dg anak-anak dalam rangka menggali potensi & bakatnya.Dengan menggali & menemukannya sejak dini, kita bisa membantu memberikan gambaran kpd sang anak bhw kelak dg potensi & bakat yg dimilikinya itu masa depan spt apa yg cocok baginya. Fase ini bisa disebut sbg penanaman mental visioner kpd sang anak. Kalo sudah nyambung (dg bahasa anak-anak), akan mudah untuk bersama merumuskan Visi –> Goal Jangka Panjang –> Goal Jangka Pendek —> Rencana Kegiatan —> Ukuran keberhasilan.”Rencana kegiatan” itulah berisi dunia yg disukai anak-anak dan juga kegiatan akademisnya. Ketika sang anak telah menemukan dunianya dan menikmati hobbynya itu, maka secara gak langsung itu mengasah otak kanannya. Nahh…, kalo otak kanan dioptimalkan dg baik, maka kita sbg orangtua akan mudah menanamkan mental entrepreneurship dlm diri sang anak. Mental entrepreneurship itu akan membuatnya mencintai kegiatannya (termasuk belajar di sekolah), karena ia sudah melihat gambaran masa depannya; sehingga mudah baginya untuk hidup dg mendisiplinkan diri, bertanggung jawab, dan fokus pada goals.Jadi, kami (selaku ortu) telah mengenalkan prinsip ini ke anak:“If you work and stay focussed on your dream, your success is 100% predictable”Bagaimana dg otak kiri?Kita tahu bhw otak kanan mengelola hobby & entrepreneurship. Sedangkan, otak kiri mengelola urusan pelajaran sekolah.Nahh.. kalo output dari otak kanannya sudah terarah, maka mudah baginya untuk meningkatkan kinerja otak kirinya dalam hal akademis.Sehingga upaya mencetak prestasi di sekolah itu hanya tinggal masalah waktu saja.Kenapa bisa demikian? karena otak kiri yg fokus dg hal-hal akademis itu mendapat masukan teknik – teknik atau strategi dari otak kanan. Sehingga proses penguasaan materi pelajarannya menjadi lebih cepat, begitu juga dg belajarnya menjadi lebih efektif. Ilmu yg telah didapatnya tidak mudah hilang atau lupa.Berbeda dg anak yg hanya mengandalkan otak kirinya saja, ia akan lebih lama untuk menyerap pelajaran, menangkap hafalan dan rumus-rumus; karena otak kiri bekerja sendirian. Sehingga proses belajarnya menjadi lebih lama untuk benar-benar menguasai pelajaran.Jadi, ternyata bukan hanya bermain piano saja yg membuat peningkatan kecerdasan.Tetapi juga hal-hal lain yg mendukung anak menggenggam dunianya (hobby), misalnya menulis, speech, olah raga, dll. Betapa banyak para penulis novel “Kecil – Kecil Punya Karya” (KKPK) itu yg berprestasi bagus di sekolahnya, meski gak bisa main piano.Tapi dg catatan, orang tua harus membantu mengelola dan mengarahkan kemampuan otak kanannya, melalui penanaman mental entrepreneurship. Kalo tidak, maka sang anak akan lebih banyak bermaiiiiiin saja, mengabaikan masa depan :)Kami sbg ortu gak ingin anak-anak kami kehilangan dunianya dan stress dg pelajarannya. Ia harus bisa menikmati prosesnya.Rata-rata Nana belajar pelajaran sekolah tidak lebih dari 2 jam setiap harinya (itu sudah termasuk ngerjain pe-er yg begitu banyak), selebihnya ia gunakan untuk kegiatan2 yg mendayagunakan otak kanannya spt bermain piano, main game edukasi, ngajarin temen2nya piano, mengkomposisi lagu, utak-atik backing track, main sepatu roda, dll.Mengapa kok cuma sebentar belajar pelajaran sekolah? ya.. karena ia (sudah terbentuk menjadi) penghafal yg cepat, melalui proses di atas. Otak kanannya telah banyak membantu memberikan pemahaman materi terhadap apa yang diterima & diolah oleh otak kiri. Sehingga materi pelajaran mudah dihafal, dan tidak mudah lupa.Selama ini kami tidak keberatan kalo waktunya Nana lebih banyak untuk bermain atau memanjakan otak kanannya, karena Nana telah menjawab melalui prestasinya yg selalu menjadi bintang kelas. Jadi, tidak ada kekuatiran bagi kami atas hal itu.Jadi, itulah kenapa potensi & bakat itu kudu bisa ditemukan sejak dini kalo ingin anaknya berprestasi secara sehat.Semoga kita sebagai orang tua tidak salah langkah dalam membantu menemukan dunia sang anak.Maaf, jadi panjang nih ulasannya… karena saya tertarik dg kalimat Mas Luqman yg saya quote itu, begitu mencerdaskan.Semoga bermanfaat bagi kita semua ya. aamiin.

  58. enkoos said: “Being the richest man in the cemetery doesn’t matter to me …Going to bed at night saying we’ve done something wonderful… that’s what matters to me.” (Steve Jobs)

    Wah.. quote-nya Kang Steve keren banget… thanks for sharing, mbak Evia :)Memang, setiap orang tua pasti pengen anaknya bahagia. Tapi bukan berarti harus dgn memaksakan apa yg menurutnya cocok, apalagi ngikut tren. Dalam hal pandangan masa depan, cocok bagi orang tua, belum tentu cocok bagi sang anak.Di dreambook-nya Nana, ia menuliskan dan menggambarkan cita-citanya sbg dokter; mulai dari visualisasi peralatan kedokteran sampai foto – foto sekolah kedokteran di negara impiannya. Di sekolahnya, ia juga telah ditunjuk sbg dokter cilik. Wah, pas ia ngabarin ini, senengnya bukan main.Sebagai orang tua, ya gimana caranya kudu mendukung cita-citanya, dg menyiapkan dana pendidikan mulai sekarang; di samping membelikan buku-buku yg berhubungan dg dunia kesehatan (buku-buku ringan selevel anak-anak).

  59. beautterfly said: Yg jadi desainer pasti anty kan? Hehe

    Apa yakin nih dg tebakannya, mbak? Ayo dipikir-pikir lagi 🙂

  60. beautterfly said: Wuaaah.. Semoga lancar yaaaa

    Terimakasih do’a nya, semoga mbak Sari juga sukses ngajarnya dan mencetak banyak generasi berkepribadian unggul. aamiin.

  61. adearin said: Kt Pae Ririn dg senang hati kl p’iwan mau ngenalin sm yg bs ngasi kursus. Mohon PM infonya ya Pak…

    Okey, mbak Dwi, nanti segera saya kabari setelah dapat konfirmasi dari teman saya. Banyak yg suka cara ngajarnya yg humoris namun tegas.Semoga dek Ririn kelak bisa seperti bintang Four Season ya… 🙂

  62. bundel said: Ah tau, tante Dee bukan? BTW membanggakan sekali musisi cilik milik anda ini. Kami sekeluarga ikut bahagia bersama anda! Selamat ya, ditunggu bener laporannya!

    Memang tante yg satu itu juga berbakat, tapi sepertinya agendanya beberapa minggu terakhir gak bisa diganggu dg seringnya ke luar kota, bahkan bulan ini ke Belanda. Hayoo… mbak Julie, coba tebak lagi :)Kabarnya bulan ini, si perancang bajunya Nana itu bakal me-launching galery web-nya yg berisi karya-karyanya. Nahh.. mbak Julie tambah penasaran, khan 🙂

  63. t4mp4h said: mwantapppp…Semoga sukses pertunjukannya

    Thank you banget, semoga mas Tampah sukses juga.

  64. ydhappy said: Semoga pementasannya sukses dan membawa kebahagiaan bagi Pak Iwan sekeluarga, AAAMIIIN.

    Terimakasih do’anya, demikian juga semoga kesuksesan juga datang kepada mbak Yudith sekeluarga.

  65. aishachan said: keren :D,,moga lancar ya pertunjukannya

    Terimakasih do’anya, dan semoga mbak Aisha sukses juga. *sepertinya lama gak kelihatan nih, udah lama banget gak melihat tulisannya 🙂

  66. penuhcinta says:

    Kok gak bisa nonton atau dengar yak? Sambungan internetku pasti lagi lambreta. Tapi aku yakin pasti bagus. Semoga sukses ya konsernya. Aku sepakat Mas, main musik bisa membantu meningkatkan konsentrasi dan kecerdasan. Piano (atau electone) bagus karena katanya otak kanan dan kiri sama2 terlatih.

  67. myshant says:

    ayo mb Nana…disuporter-in dari sini, yakin besok lancar deh penampilannya

  68. nur4hini says:

    selamat buat nana…., kalo nyari di youtube kata kuncinya apa pak Iwan?Eh mo nanya pak iwan, bagaimana caranya sih biar bisa tau potensi seorang anak? kalo makkhansa lihat, si khansa (3,5 tahun), paling suka membaca. dia gemar sekali buku-buku dan kalo dibacakan bakalan tekun mendengarkan, di lain kali dia bakalan akting membaca sendiri dan seringnya hafal apa yang dibaca dari buku (kadang melenceng juga, nyampur buku satu dan yang lain). oh ya, dia juga cepet menghafal (surat-surat pendek).pengin ketika dia sudah agak besar, masukin dia ke kumon, atau ikut les piano gitu biar melatih konsentrasinya, tapi belum tau dia suka atau tidak. bapaknya dulu (sebelum masuk islam) suka sekali main drum dan suka musik.

  69. itsmearni says:

    Wah hebat…Selamat ya mas, sebagai orangtuanya mas Iwan dan istri telah menemukan bakat dan potensi putri tersayang dan mengarahkannya ke ajalan yang tepat 🙂

  70. luqmanhakim says:

    fightforfreedom said: tugas orangtua hanya menemukan potensi & bakatnya, mengasahnya, mengembangkannya dan menjaga motivasinya

    Love this comment… Aku pernah liat di youtube beberapa lagu-lagu yang dimainkan Nana. Mainnya lumayan bersih, hebat, nggak nyangka kalo anak sekecil itu bisa maenin nada sebaik itu, lebih nggak nyangkal lagi begitu tau kalo itu ternyata anaknya Mas Iwan. Salut Mas Iwan… setuju, nggak harus jadi musisi, belajar musik memang penting buat perkembangan IQ, EQ dan keseimbangan otak juga mental anak di kedepan hari.

  71. enkoos says:

    fightforfreedom said: Setiap anak terlahir dg keistimewaan tersendiri, (Tuhan sudah menganugerahkan keistimewaan masing-masing), tinggal orang tuanyalah yg harus bersusah payah membantu menemukan potensi & kelebihan yg terdapat pd sang anak. Memaksakan kehendak tidak akan berhasil dg baik kalau ternyata tidak sejalan dg keinginan sang anak.

    Betull!!Jadi inget banyak orang hebat yang mampu mengasah kemampuan dirinya. Drop out dari sekolah bukan kendala untuk maju tetapi justru menganggap sebuah anugrah karena menemukan sisi kelebihan yang dimilikinya. Seperti Steve Jobs yang baru saja meninggal. Drop out dari kuliah tetapi berbagai ciptaannya memudahkan banyak umat. Begitu juga Thomas Alpha Edison yang “dianggap” murid bermasalah di sekolahnya. Terima kasih tulisannya yang mencerahkan cak Iwan.Bravo untuk Nana dan Sasha. Semoga orangtuanya selalu memiliki energi untuk mengasah calon calon berliannya itu dan kelak berguna bagi bangsa, negara dan agama. Amiin.”Being the richest man in the cemetery doesn’t matter to me … Going to bed at night saying we’ve done something wonderful… that’s what matters to me.” (Steve Jobs)

  72. beautterfly says:

    Yg jadi desainer pasti anty kan? Hehe

  73. beautterfly says:

    Wuaaah.. Semoga lancar yaaaa

  74. adearin says:

    Kt Pae Ririn dg senang hati kl p’iwan mau ngenalin sm yg bs ngasi kursus. Mohon PM infonya ya Pak…maturnuwun…*ayo Nana istirahat biar bsk bs tampil prima..

  75. bundel says:

    fightforfreedom said: Pada konser kali ini, Nana akan memakai gaun yang dirancang oleh salah seorang MPer yang juga merupakan desainer bertalenta tinggi. Siapa dia? Silakan simak liputannya besok, he he he

    Ah tau, tante Dee bukan? BTW membanggakan sekali musisi cilik milik anda ini. Kami sekeluarga ikut bahagia bersama anda! Selamat ya, ditunggu bener laporannya!

  76. t4mp4h says:

    martoart said: SBY jangan ikut nonton aja.

    jangkrik !!!

  77. t4mp4h says:

    mwantapppp… Semoga sukses pertunjukannya

  78. ydhappy says:

    Semoga pementasannya sukses dan membawa kebahagiaan bagi Pak Iwan sekeluarga, AAAMIIIN.

  79. aishachan says:

    keren :D,,moga lancar ya pertunjukannya

  80. tiarrahman said: Smg sukses buat anaknya, bos.

    Terimakasih, semoga sukses juga buat mas Tiar sekeluarga.

  81. cinderellazty said: semoga lancar y princess nana.. 😉 ditunggu foto2+videonya.. Pengennya mah hadir disana,andai pny pintu doremon hee

    Terimakasih, mbak Anty.Makanya baik-baik ama Doraemon ya.. biar dipinjemin pintunya, ha ha ha…

  82. jampang said: *nyerah saya kalau soal musik. satu2nya yg sering saya pegang cuma bedug 🙂

    Terimakasih, mas Rifki. Salam buat Mas Syaikhan ya…wah… mas Rifki punya bakat nge-drum kalo gitu 🙂

  83. cawah said: subhanallah kereeennnn pak iwan :D……wah bangga saya punya putri seperti nana 😀 *ngimpi punya anak, istri aja blm dapet XD

    Terimakasih, mas Catur.Semoga segera dapat belahan jiwa yg sholihah untuk menghasilkan generasi yang membawa perubahan Indonesia yang lebih baik. aamiin 🙂

  84. nonragil said: Selamat buat Nana, mas Iwan, juga buat mas Iwan dan istri yang pasti selalu memberikan support. Dan, kita sebagai orang tua adalah satu kebanggan melihat prestasi anak-anak kita.

    Terimakasih, mbak Helene.Saya juga makin terinspirasi lho membaca cerita prestasi yg diraih Hugo dan Yves. Memang itu tanggung jawab kita sbg orangtua untuk membuat sang anak bahagia dg prestasinya.

  85. tiarrahman says:

    Smg sukses buat anaknya, bos.

  86. tiarrahman says:

    Smg sukses buat anaknya, bos.

  87. martoart said: ikut bangga. Sudara2,.. itu anaknya temen saya looh!Asal kalo kompetisi tingkat Internasional, SBY jangan ikut nonton aja.

    Buat bekal ikut kompetisi internasional, sudah di daftarin ikut ujian ABRSM (di Singapore) bulan Maret 2012 nanti. SBY boleh gak ya…?Kalo berhadapan dg kekuasaan rada susah, apalagi kalo SBY borong tiket buat para anggota kabinetnya, buat nonton dia maen gitar di situ 🙂

  88. agamfat said: Belajar dari umur berapq? Sukses ya

    Terimakasih, mas Agam.Kalo sekedar tang – ting – tung sih sejak umur 4,5 tahun, memainkan nada-nada sederhana; dan mulai serius sejak umur 6 tahun.

  89. adearin said: Wah kk Nana hebattt…*nana kursus dmn ya Pak? Si Ririn kl liat biola d toko (semalem beli kompor kok ya itu toko jual biola) lgsg mau diangkut. Cm sy mikirnya, krn sy blm bs anter jemput buat kursus, nanti malah biolanya ancur duluan. Salah pikiran sy ini ya pak..

    Wah, kereeen… kalo dek Ririn yang masih kecil itu sudah belajar biola. Kalo gak mau datang ke tempat kursus, saya ada teman yg bisa ngasih les private. Kalo mbak Dwi tertarik, nanti saya kenalin.Kalo alat musik dimainkan anak trus (gak sengaja) dirusak, itu biarin aja, mbak Dwi. Malah kalo dimarahin bikin anak jadi alergi. Jadi, jangan kuatir dg investasi spt itu. ntar kalo rusak ya beli lagi; sang anak pasti jadi mikir: “wah, orang tuaku serius ternyata, pengen aku pinter” :)oiya, Nana kursus di Concerto Music School (di Orchid Park, Batam).

  90. embunpagi2023 said: Raihan lagi belajar gitar nih Mas Iwan…..http://multiply.com/mail/message/embunpagi2023:notes:403?replies_read=6

    *sudah menuju ke tautan.Mas Raihan kereen… kapan-kapan bisa duet nanti ya :)Yang penting persistence dalam belajarnya.

  91. semoga lancar y princess nana.. 😉 ditunggu foto2+videonya.. Pengennya mah hadir disana,andai pny pintu doremon hee

  92. anotherorion said: keluarga yang hebat dibelakang anak yang hebat mas iwan, sukses buat nana n keluargane mas iwan juga

    Terimakasih atas do’anya, mas Pri.Semoga kesuksesan juga kembali kepada mas Priyo sekeluarga.

  93. jampang says:

    wah… hebat.semoga selalu sukses*nyerah saya kalau soal musik. satu2nya yg sering saya pegang cuma bedug 🙂

  94. cawah says:

    subhanallah kereeennnn pak iwan :D……wah bangga saya punya putri seperti nana 😀 *ngimpi punya anak, istri aja blm dapet XD

  95. srisariningdiyah said: semoga lancar ya Nana, performancenya…

    Terimakasih do’a-nya, mbak Ari.Ayo… TJ dihibur juga, mbak, kenalin ama Mozart, biar makin cerdas sejak lahir 🙂

  96. nonragil says:

    Selamat buat Nana, mas Iwan, juga buat mas Iwan dan istri yang pasti selalu memberikan support. Dan, kita sebagai orang tua adalah satu kebanggan melihat prestasi anak-anak kita.

  97. martoart says:

    ikut bangga. Sudara2,.. itu anaknya temen saya looh!Asal kalo kompetisi tingkat Internasional, SBY jangan ikut nonton aja.

  98. katerinas said: Sungguh kemampuan yang mengagumkan. Semoga lancar dan sukses penampilannya nanti :)Saya menanti liputan selanjutnya..

    Terimakasih do’a-nya ya, mbak Rien.Semoga kesuksesan juga kembali buat mbak Rien sekeluarga.Siip…

  99. agamfat says:

    Belajar dari umur berapq? Sukses ya

  100. adearin says:

    Wah kk Nana hebattt…*nana kursus dmn ya Pak? Si Ririn kl liat biola d toko (semalem beli kompor kok ya itu toko jual biola) lgsg mau diangkut. Cm sy mikirnya, krn sy blm bs anter jemput buat kursus, nanti malah biolanya ancur duluan. Salah pikiran sy ini ya pak..

  101. fightforfreedom said: Terimakasih, mbak Embun.Ayoo… Raihan pasti bisa !*mungkin untuk berprestasi dalam hal lainnya.

    Raihan lagi belajar gitar nih Mas Iwan…..http://multiply.com/mail/message/embunpagi2023:notes:403?replies_read=6

  102. anotherorion says:

    keluarga yang hebat dibelakang anak yang hebat mas iwan, sukses buat nana n keluargane mas iwan juga

  103. nanazh said: croation rhapsody? yang maen seorang gadis 9 tahun?

    Terimakasih, mas Anaz. Video ketika ia memainkan “Croatian Rhapsody” bisa dilihat di Youtube.Nana suka banget dengan lagu “Croatian Rhapsody”, makanya ia memilih untuk membawakannya dalam konser tsb. Bahkan ia mencoba meng-kreasi / memodifikasinya kecil-kecilan 🙂

  104. penasulung said: saya ‘iri’ jadinya hemm

    iri yang positif tentunya, semoga termotivasi juga untuk mencetak prestasi ya.. 🙂

  105. semoga lancar ya Nana, performancenya…

  106. thaliasecret said: ini apa yang kaya suara simbal gitu yah? kaya duk crek duk crek gitu?

    Yup.. betullll…. buat pengiring piano, agar lebih berwarna dan harmonis kedengarannya. Jadi, menguasai piano saja tidak cukup, perlu belajar dan memahami instrumen lain;

  107. thaliasecret said: kalo saya ga mengerti electone sama sekali mas… cuman bisa piano nya aja… tapi sudah lama juga sih ga maen piano nya :)))

    Nana fokus sebenarnya adalah pure piano, kalo bermain electone hanya selingan saja biar gak bosan. Eh, tapi satu tahun terakhir ini malah ketagihan main electone, apalagi sejak ia sering utak-atik bikin backing track.Ayo… piano-nya dipegang lagi, mbak Thalia 🙂

  108. katerinas says:

    Sungguh kemampuan yang mengagumkan. Semoga lancar dan sukses penampilannya nanti :)Saya menanti liputan selanjutnya..

  109. thaliasecret said: bener banget nih… setujuuuhhh!!!

    Asyiiiik… ada yang setuju 🙂

  110. depingacygacy said: oyah, semoga sukses ya…

    Sukses selalu juga buat usahanya mamah depin. aamiin.

  111. depingacygacy said: waaaaaahhhhhhh….. *tepuk tangan*belajar dari kecil ya mas? Hebat euy…

    Terimakasih, mahdep :)Iya, sejak masih berusia 4,5 tahun sudah tang – ting – tung…dek Devina (Depin) pasti bisa juga 🙂

  112. ivoniezahra said: Semoga sukses untuk Nana, pak 😉

    Terimakasih, semoga sukses selalu juga kembali buat mbak Ivon.*edit: lho kok tadi saya kira mas Ihwan ya :Dduh… kucek-kucek mata.

  113. nitafebri said: moga lancar konsernya..Pake baju rancangan sapa yaa..Abis kan ga semua contactannya samaan

    Terimakasih do’a-nya, mbak Nita.Hayooo tebak, sepertinya ia juga contact-nya mbak Nita juga lho 🙂

  114. keluargabahgia said: Pokoknya saya gak mau ketinggalan mendoakan spy dek Nana menampilkan karya terbaiknya 🙂

    Terimakasih do’anya, mbak Danti.Saat ini, dek Nana juga suka coret-coret kertas belajar mengkomposisi lagu, meski masih terdengar sederhana 🙂

  115. nitafebri says:

    moga lancar konsernya..Pake baju rancangan sapa yaa..Abis kan ga semua contactannya samaan

  116. hettysukma said: hebaaattt….ayo..terus berprestasi^^

    Terimakasih, mbak.Iya, ayoo… bantu anak-anak Indonesia untuk semangat berprestasi.

  117. wiwiekdewianggraeni said: Luar Biasa….. 🙂

    Terimakasih. Sebenarnya masih banyak kekurangannya kok, mbak Wiwiek.

  118. nanazh says:

    croation rhapsody? yang maen seorang gadis 9 tahun?@.@awesome….

  119. dieend18 said: Wah.. Congrat buat Nana.. Ayahnya pasti bangga bgt 🙂

    Terimakasih, mbak Dien. Yang pasti juga, Nana-nya yang lebih bangga, ia ajak guru & teman-teman sekolahnya nonton, he he he… Semoga menginspirasi ya.. 🙂

  120. penasulung says:

    saya ‘iri’ jadinya hemm

  121. huflepuff said: Konser orkestra ya mas? Cooll :DSemoga menjadi konser yang benar-benar spesial!!

    Bukan Orkestra, mas Haryo, Nana masih jauh kalo untuk itu :)Ini konser musik bersama yang melibatkan siswa musik, guru musik, dan sekolah musik dari berbabagi kota di Indonesia. Penyelenggaraannya 2 tahun sekali, EO-nya adalah Majalah Edukasi & Informasi Musik STACCATO

  122. anazkia said: Subhanallah…salut. Semoga sukses 🙂

    Terimakasih, semoga mbak Anaz juga sukses 🙂

  123. thaliasecret says:

    fightforfreedom said: bikin backing track.

    ini apa yang kaya suara simbal gitu yah? kaya duk crek duk crek gitu?

  124. thaliasecret says:

    fightforfreedom said: mengasah kemampuan bermusiknya untuk membantu meningkatkan daya kecerdasannya

    bener banget nih… setujuuuhhh!!!

  125. thaliasecret says:

    kalo saya ga mengerti electone sama sekali mas… cuman bisa piano nya aja… tapi sudah lama juga sih ga maen piano nya :)))

  126. subhanallahu said: hebat deh Pak :-)sejak umur berapa kursusnya, kecenderungan Nana untuk bermusik atau dimotivasi Pak Iwan?

    Terimakasih, Pak Wid.Masih belum seberapa, karena ia masih menghadapi beberapa kendala ketika memainkan nada bersama satu oktaf, jari-jarinya belum panjang :)Nana kursus sejak umur 6 tahun, tapi ia sudah mulai memainkannya ketika masih umur 4,5 tahun. Kecenderungannya bermusik karena ketertarikannya sendiri, saat kami (saya & istri) “memancing” memainkannya di rumah. Tujuan sebenarnya, bukan untuk menjadikannya musisi, tapi mengasah kemampuan bermusiknya untuk membantu meningkatkan daya kecerdasannya. Kami melihat korelasinya atas hal itu. Dan Alhamdulillah, Nana selalu menjadi bintang kelas di sekolahnya. Nana cita-citanya menjadi Dokter, sama seperti Pak Widodo 🙂 Jadi, kami lebih memfokuskan upayanya dia untuk menuju cita-citanya. Kalo tampil di depan publik, hanya untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.Sekedar tambahan…Setiap anak terlahir dg keistimewaan tersendiri, (Tuhan sudah menganugerahkan keistimewaan masing-masing), tinggal orang tuanyalah yg harus bersusah payah membantu menemukan potensi & kelebihan yg terdapat pd sang anak. Memaksakan kehendak tidak akan berhasil dg baik kalau ternyata tidak sejalan dg keinginan sang anak.Berbeda dg Nana, putri kami yg kedua (Sasha, 6th), tidak memiliki kesukaan dalam bermain musik, hanya sebatas suka mendengarkan & bernyanyi saja. Setelah menggali dg berbagai alat bantu psikologi, Alhamdulillah, akhirnya kami menemukan potensinya dalam hal speech dan menulis. Ia suka banget bercerita. Apalagi bercerita di depan kelas. Begitu juga dg menulis / mengarang cerita khayalannya. Jadi, potensi itulah yg kami asah. Sedikit demi sedikit, kami memasukkan bahasa Inggris, Alhamdulillah ia menyukainya. Fokus kami kemudian adalah bagaimana mengarahkan potensi & bakat yg dimiliki anak kedua kami agar bermanfaat buat masa depannya.Jadi, tugas orangtua hanya menemukan potensi & bakatnya, mengasahnya, mengembangkannya dan menjaga motivasinya.

  127. oyah, semoga sukses ya…

  128. waaaaaahhhhhhh….. *tepuk tangan*belajar dari kecil ya mas? Hebat euy…

  129. dieend18 says:

    Wah.. Congrat buat Nana.. Ayahnya pasti bangga bgt 🙂

  130. firdausza said: Aamiin.subhanallah, el ikut senang pak iwan. 🙂

    Terimakasih do’a nya, mbak Elaine 🙂

  131. thaliasecret said: waaaaahhh… pinter maen electone yaaaaaa.. 😀

    iya, mbak Thalia, kalo diwaktu senggang Nana sering utak-atik nada-nada electone-nya. Suka improvisasi bikin backing track.Kalo versi pure piano-nya bisa dilihat di halaman youtube-nya dia.

  132. embunpagi2023 said: ditunggu liputan selanjutnyaayo dek Nana……..semangat ya

    Terimakasih, mbak Embun.Ayoo… Raihan pasti bisa !*mungkin untuk berprestasi dalam hal lainnya.

  133. ivoniezahra says:

    Semoga sukses untuk Nana, pak 😉

  134. Pokoknya saya gak mau ketinggalan mendoakan spy dek Nana menampilkan karya terbaiknya 🙂

  135. penasulung said: waw kereen kereeennn ^^b

    Terimakasih support-nya ya.., yang dalam video itu ketika Nana masih 9th, dan masih ada kesulitan dikit karena jari-jarinya masih belum nyampai untuk nada 1 oktaf, tapi sekarang sudah dimodifikasi 🙂

  136. hettysukma says:

    hebaaattt….ayo..terus berprestasi^^

  137. huflepuff says:

    Konser orkestra ya mas? Cooll :DSemoga menjadi konser yang benar-benar spesial!!

  138. anazkia says:

    Subhanallah…salut. Semoga sukses 🙂

  139. subhanallahu says:

    hebat deh Pak :-)sejak umur berapa kursusnya, kecenderungan Nana untuk bermusik atau dimotivasi Pak Iwan?

  140. firdausza says:

    Aamiin.subhanallah, el ikut senang pak iwan. 🙂

  141. thaliasecret says:

    waaaaahhh… pinter maen electone yaaaaaa.. 😀

  142. ditunggu liputan selanjutnyaayo dek Nana……..semangat ya

  143. penasulung says:

    waw kereen kereeennn ^^b

  144. Pada konser kali ini, Nana akan memakai gaun yang dirancang oleh salah seorang MPer yang juga merupakan desainer bertalenta tinggi. Siapa dia? Silakan simak liputannya besok, he he he

Mari Berdiskusi dan Berbagi Inspirasi. Terimakasih.

Let me share my passion

””

My passion is to pursue and share the knowledge of how we work better with our strengthen.
The passion is so strong it can do so much wonder for Indonesia.

Fight For Freedom!
Iwan Yuliyanto

Kantor Berita Umat