Dua hari yang lalu, kedua anak kecil jenius ini membawa nama harum Indonesia, dalam “10th International APICTA 2010”, sebuah lomba kreativitas dan inovasi di bidang teknologi informasi & komunikasi tingkat Asia Pasific; dan langsung saat itu juga beritanya menghiasi harian dan televisi lokal di Malaysia hingga hari ini, apalagi acara ini mendapat perhatian yang serius dari PM Malaysia Mahathir Muhammad yang hadir dan memberikan sambutan pada malam closing ceremony. Detail beritanya di sini.
Namun hingga hari ini (17 Oktober 2010) tidak ada satupun media Indonesia yang memberitakan prestasi gemilang anak ini. Justru lebih asyik dengan berita fitnah-memfitnah, provokasi, hingga tanpa sadar menanamkan sifat merusak, pendendam dan kebencian pada sesama. Tampaknya berita negatif sudah menjadi bagian dari strategi bisnis.
Ayo bangkit dan bangun kembali negeri ini…
Anak ini telah memberikan contoh yang baik…
Ia bilang bahwa ia ingin menjadi seorang inovator untuk kebangkitan negeri ini.
dan kita tahu bahwa seorang inovator itu cenderung membangun, bukan merusak.
(Perhatikan bagaimana ia menjawab wawancara media asing dengan logat english yang cool dan penuh spirit, linknya di sini)
FIGHT !!!
Iwan Yuliyanto
17 Oktober 2010
Catatan akhir (22 Oktober 2010):
Setelah seminggu berlalu, akhirnya mulai ada media nasional (yaitu KOMPAS) yang memberitakan prestasi ini. Link-nya di sini.
Seminggu berlalu? hmm.. beda sekali semangatmu kalo mengejar berita negatif.
[…] perjalanannya ketika mengharumkan nama Indonesia pernah saya posting di Jurnal 1, Jurnal 2, dan Jurnal 3. Perjalanan yang kutulis di saat saya menjadi satu tim dengan mereka sebagai delegasi dari […]
khan honornya gede mas :)ya itulah kadang nunggu digetok dulu br muncul di media nasionalsedang ak taunya dari televisi tapi bag berita
Iya..dicacimaki aja tuh
welcome to the lebay era 🙂
Catatan akhir:Setelah seminggu berlalu, akhirnya mulai ada media nasional (yaitu KOMPAS) yang memberitakan prestasi ini. Link-nya di sini.Seminggu berlalu? hmm, beda sekali semangatmu kalo mengejar berita negatif.. 😦
keren…
Iya, nenek2 yang nyolong sop buntut basi aja bisa dihukum..beuh, gila bener sistem hukum kita nih. Itupun diberitakan berlebay-lebayan
Dulu media mengeksploitasi besar2an para idol itu untuk menjaring massa pembaca abg, kemudian setelah ada kasus, salah satunya kasus pelecehan seksual ini, yg terjadi kemudian media tsb mengeksplotasi para pembaca dg hujan berita ttg kasus tsb tiada henti.Bagi saya, kalo si finalis idol itu berbuat salah, ya sudah.. itu urusan dia sendiri dg pihak yg berwajib. ngga perlu dibesar2kan. Apa bedanya dg kalo si fulan tukang parkir itu juga berbuat salah yg sama, apa diberitakan juga di media secara besar2an. pasti ngga akan laku jual beritanya? jadi udah jelas, apa niat media spt itu… inilah konspirasi… membuat masyarakat sibuk tanpa nilai2 positif yg dihasilkan.
Coba sekarang gimana nasib para idol2 yang dulu? banyak yang akhirnya terpuruk…dan hanya segelintir yang berhasil
syukurlah… :)saya kok justru kasian ama mrk2 yg diperas tenaganya (dulu seminggu sekali hrs tampil 2kali), setelah ngga laku, dilupakan begitu saja. coba bayangin, gimana nasib jawara2 idol 1, idol 2, idol 3, dst-nya kini… cerah kah? no.. kapitalisme industri pasti bersikap kejam, yg dibungkus dg sejuta keindahan… dg apa yg mrk sebut “dream”. merekalah korban yg sebenarnya.
Untung gak ketipu dg cara2 itu hehehehee
Teori konspirasi berkembang lagi.ini ada true story:saya punya teman dekat yg kerja di sebuah bank pemerintah di [maaf, rahasia], ia cerita, suatu hari ia memproses kolektif dana yg berasal dari setiap instansi (satuan kerja perangkat daerah/skpd), dimana masing2 skpd menyetor 15 juta untuk membeli sms dukungan kpd putera daerahnya (atas instruksi kepala daerahnya) yg hingga saat itu mencapai posisi 5 besar untuk sebuah kontes idol-idolan. Padahal daerah tsb punya ada 50 lebih skpd. Bayangin aja… kolektivitas dana, man… berapa besar yg terkumpul di perusahaan asing itu?duh… bodohnya kita… yg tergelitik dengan ucapan: “Dukung bla..bla..bla.. dengan ketik bla..bla.bla.. lalu kirim ke …”masyarakat yg ikutan rajin kirim sms-smsan, paling ngga nyampe 20 per orang, ngga bakalan deh mempengaruhi jumlah sms yg dibeli secara kolektif dalam jumlah besar itu.
He-eh…itupun juaranya ditentukan oleh banyaknya SMS yang masuk. Providernya juga dapat untung besar dari situ
hiburan juga?ya, teori jadi berkembang… kita bisa lihat acara idol-idolan, hampir semuanya franchise dari asing. Pemilik PH-PH besar juga orang asing.
Iya, kita sepertinya dihancurkan pelan-pelan kok oleh media dan hiburan…
semoga dapat pencerahan dan titik temu hari ini… tentang sebuah konspirasi menghancurkan sebuah negara (secara pelan-pelan)
Pake teori konspirasi nih hehehe
kira-kira ada grand design di balik itu ngga, ya ?kok mirip banget ya, skenario pembodohan di televisi, kemudian gayanya persis sama dipake oleh media (berita online).. telenovela infotainment, “serial bersambung buka aib tiada akhir… “
Iya, gara2 Punjabi bersaudara itulah kita jadi keracunan begini hehehe
Nah… tu dia, kang duldulu orang banyak yg ngga tahu siapa itu si M aka MO, atau si TP bintang BB++ itu, krn keseringan diulas, ya… jadi menggelitik banyak orang untuk searching information about them, bahkan bukan sekedar informasi, kalo perlu bisa dapetin film2-nya sekalian. ampun.. ampun…di TV ada racun punjabi bersaudara, di koran ada racun telenovela infotainment + iklan bintang BB++; sungguh sangat jauh dari nilai-nilai edukasi dan moral.
kebanyakan negatif, sampe pengen muntah… berita kabar jelek itu bisa jadi penting (agar ngga ketinggalan info) asal ngga berkali-kali, yang jelek itu-itu diulas setiap hari, seakan-akan ngga ada solusi.Apa mereka sengaja menanamkan sikap apatis dan mental pembaca tanpa punya daya saing?
sedih ya…Kala bintang porno dateng, bisa jadi headline berkali – kali dengan segala pro & kontranyaGiliran anak negeri memberi prestasi, beritanya secuil & mojok lagi :(Media kita masih mengejar oplah & ranking, mas…senengnya berita yg bombastis
Suarakan itu…Media kita bisanya kasih berita jelek2