Home » Media & Journalism » Wahai media di Indonesia… mana nasionalisme-mu itu?

Wahai media di Indonesia… mana nasionalisme-mu itu?

Blog Stats

  • 2,305,320

PERLINDUNGAN HAK CIPTA

Lisensi Creative Commons

Adab Merujuk:
Boleh menyebarluaskan isi blog ini dengan menyebutkan alamat sumber, dan tidak mengubah makna isi serta tidak untuk tujuan komersial kecuali dengan seizin penulis.
=====
Plagiarisme adalah penyakit yang menggerogoti kehidupan intelektual kita bersama.

Follow me on Twitter

Bila Anda merasa blog ini bermanfaat, silakan masukkan alamat email Anda untuk selalu mendapat artikel terbaru yang dikirim melalui email.

Join 6,365 other subscribers

Fahma Waluya

Fahma & Hania, Indonesia Bangga Padamu.


Dua hari yang lalu, kedua anak kecil jenius ini membawa nama harum Indonesia, dalam “10th International APICTA 2010”, sebuah lomba kreativitas dan inovasi di bidang teknologi informasi & komunikasi tingkat Asia Pasific; dan langsung saat itu juga beritanya menghiasi harian dan televisi lokal di Malaysia hingga hari ini, apalagi acara ini mendapat perhatian yang serius dari PM Malaysia Mahathir Muhammad yang hadir dan memberikan sambutan pada malam closing ceremony. Detail beritanya di sini.

Alhamdulillah… inilah satu-satunya winner dari Indonesia


Namun hingga hari ini (17 Oktober 2010) tidak ada satupun media Indonesia yang memberitakan prestasi gemilang anak ini. Justru lebih asyik dengan berita fitnah-memfitnah, provokasi, hingga tanpa sadar menanamkan sifat merusak, pendendam dan kebencian pada sesama. Tampaknya berita negatif sudah menjadi bagian dari strategi bisnis.

Fahma Waluya

Fahma & Hania (satu-satunya dari Indonesia) diantara para Winner lainnya


Ayo bangkit dan bangun kembali negeri ini…
Anak ini telah memberikan contoh yang baik…
Ia bilang bahwa ia ingin menjadi seorang inovator untuk kebangkitan negeri ini.
dan kita tahu bahwa seorang inovator itu cenderung membangun, bukan merusak.

(Perhatikan bagaimana ia menjawab wawancara media asing dengan logat english yang cool dan penuh spirit, linknya di sini)

FIGHT !!!

Iwan Yuliyanto
17 Oktober 2010

Catatan akhir (22 Oktober 2010):
Setelah seminggu berlalu, akhirnya mulai ada media nasional (yaitu KOMPAS) yang memberitakan prestasi ini. Link-nya di sini.
Seminggu berlalu? hmm.. beda sekali semangatmu kalo mengejar berita negatif.


23 Comments

  1. […] perjalanannya ketika mengharumkan nama Indonesia pernah saya posting di Jurnal 1, Jurnal 2, dan Jurnal 3. Perjalanan yang kutulis di saat saya menjadi satu tim dengan mereka sebagai delegasi dari […]

  2. elok46 says:

    khan honornya gede mas :)ya itulah kadang nunggu digetok dulu br muncul di media nasionalsedang ak taunya dari televisi tapi bag berita

  3. Iya..dicacimaki aja tuh

  4. welcome to the lebay era 🙂

  5. Catatan akhir:Setelah seminggu berlalu, akhirnya mulai ada media nasional (yaitu KOMPAS) yang memberitakan prestasi ini. Link-nya di sini.Seminggu berlalu? hmm, beda sekali semangatmu kalo mengejar berita negatif.. 😦

  6. Iya, nenek2 yang nyolong sop buntut basi aja bisa dihukum..beuh, gila bener sistem hukum kita nih. Itupun diberitakan berlebay-lebayan

  7. bambangpriantono said: Coba sekarang gimana nasib para idol2 yang dulu? banyak yang akhirnya terpuruk…dan hanya segelintir yang berhasil

    Dulu media mengeksploitasi besar2an para idol itu untuk menjaring massa pembaca abg, kemudian setelah ada kasus, salah satunya kasus pelecehan seksual ini, yg terjadi kemudian media tsb mengeksplotasi para pembaca dg hujan berita ttg kasus tsb tiada henti.Bagi saya, kalo si finalis idol itu berbuat salah, ya sudah.. itu urusan dia sendiri dg pihak yg berwajib. ngga perlu dibesar2kan. Apa bedanya dg kalo si fulan tukang parkir itu juga berbuat salah yg sama, apa diberitakan juga di media secara besar2an. pasti ngga akan laku jual beritanya? jadi udah jelas, apa niat media spt itu… inilah konspirasi… membuat masyarakat sibuk tanpa nilai2 positif yg dihasilkan.

  8. Coba sekarang gimana nasib para idol2 yang dulu? banyak yang akhirnya terpuruk…dan hanya segelintir yang berhasil

  9. bambangpriantono said: Untung gak ketipu dg cara2 itu hehehehee

    syukurlah… :)saya kok justru kasian ama mrk2 yg diperas tenaganya (dulu seminggu sekali hrs tampil 2kali), setelah ngga laku, dilupakan begitu saja. coba bayangin, gimana nasib jawara2 idol 1, idol 2, idol 3, dst-nya kini… cerah kah? no.. kapitalisme industri pasti bersikap kejam, yg dibungkus dg sejuta keindahan… dg apa yg mrk sebut “dream”. merekalah korban yg sebenarnya.

  10. Untung gak ketipu dg cara2 itu hehehehee

  11. bambangpriantono said: He-eh…itupun juaranya ditentukan oleh banyaknya SMS yang masuk. Providernya juga dapat untung besar dari situ

    Teori konspirasi berkembang lagi.ini ada true story:saya punya teman dekat yg kerja di sebuah bank pemerintah di [maaf, rahasia], ia cerita, suatu hari ia memproses kolektif dana yg berasal dari setiap instansi (satuan kerja perangkat daerah/skpd), dimana masing2 skpd menyetor 15 juta untuk membeli sms dukungan kpd putera daerahnya (atas instruksi kepala daerahnya) yg hingga saat itu mencapai posisi 5 besar untuk sebuah kontes idol-idolan. Padahal daerah tsb punya ada 50 lebih skpd. Bayangin aja… kolektivitas dana, man… berapa besar yg terkumpul di perusahaan asing itu?duh… bodohnya kita… yg tergelitik dengan ucapan: “Dukung bla..bla..bla.. dengan ketik bla..bla.bla.. lalu kirim ke …”masyarakat yg ikutan rajin kirim sms-smsan, paling ngga nyampe 20 per orang, ngga bakalan deh mempengaruhi jumlah sms yg dibeli secara kolektif dalam jumlah besar itu.

  12. He-eh…itupun juaranya ditentukan oleh banyaknya SMS yang masuk. Providernya juga dapat untung besar dari situ

  13. bambangpriantono said: Iya, kita sepertinya dihancurkan pelan-pelan kok oleh media dan hiburan…

    hiburan juga?ya, teori jadi berkembang… kita bisa lihat acara idol-idolan, hampir semuanya franchise dari asing. Pemilik PH-PH besar juga orang asing.

  14. Iya, kita sepertinya dihancurkan pelan-pelan kok oleh media dan hiburan…

  15. bambangpriantono said: Pake teori konspirasi nih hehehe

    semoga dapat pencerahan dan titik temu hari ini… tentang sebuah konspirasi menghancurkan sebuah negara (secara pelan-pelan)

  16. Pake teori konspirasi nih hehehe

  17. kira-kira ada grand design di balik itu ngga, ya ?kok mirip banget ya, skenario pembodohan di televisi, kemudian gayanya persis sama dipake oleh media (berita online).. telenovela infotainment, “serial bersambung buka aib tiada akhir… “

  18. Iya, gara2 Punjabi bersaudara itulah kita jadi keracunan begini hehehe

  19. kangdul said: sedih ya…Kala bintang porno dateng, bisa jadi headline berkali – kali dengan segala pro & kontranyaGiliran anak negeri memberi prestasi, beritanya secuil & mojok lagi 😦

    Nah… tu dia, kang duldulu orang banyak yg ngga tahu siapa itu si M aka MO, atau si TP bintang BB++ itu, krn keseringan diulas, ya… jadi menggelitik banyak orang untuk searching information about them, bahkan bukan sekedar informasi, kalo perlu bisa dapetin film2-nya sekalian. ampun.. ampun…di TV ada racun punjabi bersaudara, di koran ada racun telenovela infotainment + iklan bintang BB++; sungguh sangat jauh dari nilai-nilai edukasi dan moral.

  20. bambangpriantono said: Suarakan itu…Media kita bisanya kasih berita jelek2

    kebanyakan negatif, sampe pengen muntah… berita kabar jelek itu bisa jadi penting (agar ngga ketinggalan info) asal ngga berkali-kali, yang jelek itu-itu diulas setiap hari, seakan-akan ngga ada solusi.Apa mereka sengaja menanamkan sikap apatis dan mental pembaca tanpa punya daya saing?

  21. kangdul says:

    sedih ya…Kala bintang porno dateng, bisa jadi headline berkali – kali dengan segala pro & kontranyaGiliran anak negeri memberi prestasi, beritanya secuil & mojok lagi :(Media kita masih mengejar oplah & ranking, mas…senengnya berita yg bombastis

  22. Suarakan itu…Media kita bisanya kasih berita jelek2

Leave a reply to fightforfreedom Cancel reply

Let me share my passion

””

My passion is to pursue and share the knowledge of how we work better with our strengthen.
The passion is so strong it can do so much wonder for Indonesia.

Fight For Freedom!
Iwan Yuliyanto

Kantor Berita Umat